Bahu  melintasi  pintu  atas  panggul  dalam  keadaan  miring.  Di  dalam rongga  panggul  bahu  akan  menyesuaikan  diri  dengan  bentuk  panggul  yang
dilaluinya,  sehingga  di  dasar  panggul,  apabila  kepala  telah  dilahirkan,  bahu akan  berada  dalam  posisi  depan  belakang.  Selanjutnya  dilahirkan  bahu  depan
terlebih  dahulu,  baru  kemudian  bahu  belakang.  Demikian  pula  dilahirkan trokanter  depan  terlebih  dahulu,  baru  kemudian  trokanter  belakang.  Kemudian
bayi lahir seluruhnya.
12
Apabila bayi telah lahir, tali pusat dijepit di antara 2 cunam pada jarak 5 dan  10  cm,  kemudian,  digunting  di  antara  kedua  cunam  tersebut,  lalu  diikat.
Umumnya  bila  telah  lahir  lengkap,  bayi  segera  akan  menarik  nafas  dan menangis.
12
2.2    Seksio Sesarea 2.2.1 Definisi Seksio Sesarea
Istilah seksio sesarea berasal dari perkataan latin “caedere” yang artinya
“memotong”. Seksio sesarea adalah kelahiran janin melalui insisi pada abdomen dan uterus.
8
2.2.2 Jenis Seksio Sesarea
Ada beberapa jenis seksio sesarea yang dikenal yaitu:
a. Seksio sesarea transperitonealis
1.
Seksio sesarea klasik
Pembedahan  ini  dilakukan  dengan  sayatan  memanjang  pada korpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm. Keuntungan tindakan ini adalah
mengeluarkan  janin  lebih  cepat,  tidak  mengakibatkan  komplikasi kandung  kemih  tertarik  dan  sayatan  bisa  diperpanjang  proksimal  dan
distal.  Kerugian  yang  dapat  muncul  adalah  infeksi  mudah  menyebar secara intraabdominal dan lebih sering terjadi ruptura uteri spontan pada
persalinan berikutnya.
18
2. Seksio sesarea Profunda
Dikenal  juga  dengan  sebutan  low  cervical  yaitu  sayatan  pada segmen  bawah  rahim.  Keuntungannya  adalah  penjahitan  luka  lebih
mudah,  kemungkinan  rupture  uteri  spontan  lebih  kecil  dibandingkan dengan  seksio  sesarea  dengan  cara  klasik,  sedangkan  kekurangannya
yaitu  perdarahan  yang  banyak  dan  keluhan  pada  kandung  kemih postoperative tinggi.
18
b. Seksio sesarea ekstraperitonealis
Sesarea  ekstraperitonealis  yaitu  seksio  sesarea  berulang  pada seorang  pasien  yang  pernah  melakukan  seksio  sesarea  sebelumnya.
Biasanya  dilakukan  di  atas  bekas  luka  yang  lama.  Tindakan  ini  dilakukan dengan insisi dinding dan fasia abdomen sementara peritoneum dipotong ke
arah kepala untuk memaparkan segmen bawah uterus sehingga uterus dapat dibuka secara ekstraperitoneum. Pada saat ini pembedahan ini tidak banyak
dilakukan lagi untuk mengurangi bahaya infeksi puerperal.
18
2.2.3 Epidemiologi Seksio Sesarea
Saat  ini  terjadi  peningkatan  angka  seksio  secara  global.  Peningkatan angka  seksio  sesarea  terjadi  di  negara  maju  maupun  berkembang.  Pada  tahun
1996  angka  kejadian  seksio  sesarea  di  Amerika  Serikat  adalah  19,7, sedangkan  pada  tahun  2011  sebesar  31,3.
9
Di  Inggris  pada  tahun  1996 terdapat  20,7,  sedangkan  pada  tahun  2006  terdapat  31,1  yang  melakukan
seksio  sesarea.
10
Di  Asia  Tenggara  jumlah  yang  melakukan  tindakan  seksio sesarea  sebanyak  9550    kasus  per  100.000  kasus  pada  tahun  2005.  Angka
kejadian  seksio  sesarea  di  Indonesia  menurut  data  survey  nasional  pada  tahun 2007 sudah mencapai 921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22.8 dari
seluruh  persalinan.  Hal  ini  menunjukkan  angka  kejadian  seksio  sesarea cendrung meningkat setiap tahunnya baik di negara maju maupun berkembang.
Presentase  seksio  sesarea  dengan  indikasi  medis  sebesar  65,18, sedangkan  yang  bukan  dengan  indikasi  medis  sebesar  34,82.  Angka  ini
merupakan  bukti  konkret  bahwa  saat  ini  seksio  sesarea  bukan  lagi  hanya indikasi medis, tetapi banyak faktor bukan medis yang dapat mempengaruhi.
11
2.2.4  Indikasi Seksio Sesarea 2.2.4.1 Indikasi Medis
Melahirkan  dengan  cara  seksio  sesarea  sebaiknya  dilakukan  atas pertimbangan  medis  dengan  memperhatikan  kesehatan  ibu  maupun  bayinya.
Artinya, janin atau ibu dalam keadaan gawat dan hanya dapat diselamatkan jika persalinan  dilakukan  dengan  jalan  seksio  sesarea,  dengan  tujuan  untuk
memperkecil terjadinya risiko yang membahayakan jiwa ibu dan bayinya.
21
a. Faktor Janin
1. Bayi terlalu besar
Berat  bayi  lahir  sekitar  4000  gram  atau  lebih  giant  baby, menyebabkan bayi sulit keluar dari jalan lahir. Umumnya, pertumbuhan
janin  yang  berlebihan  karena  ibu  menderita  kencing  manis  diabetes mellitus, yang biasanya disebut bayi besar objektif.
18
Bayi terlalu besar mempunyai  risiko  4  kali  lebih  besar  untuk  terjadinya  komplikasi
persalinan.
19
2. Kelainan Letak Bayi
Letak Sungsang Saat ini lebih banyak bayi letak sungsang yang lahir dengan  seksio  sesarea.  Hal  ini  karena  risiko  kematian  dan
cacatkecelakaan  lewat  vagina  spontan  jauh  lebih  tinggi.  Lebih  dari 50  bayi  pernah  mengalami  letak  sungsang  dalam  kurun.
20
bulan kehamilan. Penyebab letak sungsang sering tidak diketahui pasti, secara
teori dapat terjadi karena faktor ibu seperti kelainan bentuk rahim, tumor jinak rahim atau mioma, letak plasenta lebih rendah.
20
Letak Lintang Merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua hamil 8-9 bulan yaitu kepala ada di samping kanan atau
kiri  dalam  rahim  ibu.  Bayi  letak  lintang  tidak  dapat  lahir  melalui  jalan lahir biasa, karena sumbu tubuh  janin melintang  terhadap sumbu tubuh
ibu. Bayi membutuhkan pertolongan seksio sesarea.
22
3. Ancaman Gawat Janin Fetal distress
Keadaan  gawat  janin  pada  tahap  persalinan,  memungkinkan  dokter memutuskan  untuk  melakukan  operasi.  Apalagi  ditunjang  kondisi  ibu
yang  kurang  menguntungkan.  Bila  ibu  menderita  tekanan  darah  tinggi atau  kejang  pada  rahim,  mengakibatkan  gangguan  pada  ari-ari  dan  tali
pusat  sehingga  aliran  oksigen  kepada  bayi  menjadi  berkurang.  Kondisi ini  bisa  menyebabkan  janin  mengalami  kerusakan  otak,  bahkan  tidak
jarang meninggal dalam rahim.
18
4. Bayi Kembar
Kehamilan  kembar  adalah  kehamilan  dengan  2  janin  atau lebih.Kehamilan  kembar  dapat  memberi  risiko  yang  lebih  tinggi
terhadap  ibu  dan  bayi.  Oleh  karena  itu  dalam  menghadapi  kehamilan kembar  harus  dilakukan  pengawasan  hamil  yang  lebih  intensif.  Namun
jika  ibu  mengandung  3  janin  atau  lebih  maka  sebaiknya  menjalani seksio  sesarea.  Hal  ini  akan  menjamin  bayi-bayi  tersebut  dilahirkan
dalam kondisi sebaik mungkin dengan trauma minimum.
17
5. Faktor Plasenta
Plasenta Previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir. prae= di  depan;  vias  =  jalan.  Jadi  yang  dimaksud  dengan  plasenta  yang
implantasinya  tidak  normal  ialah  rendah  sekali  sehingga  menutupi seluruh atau sebagian ostium internum. Implantasi plasenta yang normal
ialah pada dinding depan atau dinding belakang rahim di daerah fundus uteri.
14
Plasenta previa dibagi 3, yaitu plasenta previa totalis, plasenta previa lateralis  dan  plasenta  previa  marginalis.  Plasenta  previa  menyebabkan
bagian  terdepan  janin  sering  sekali  sulit  untuk  memasuki  pintu  atas panggul,  oleh  karena  itu  dilakukan  seksio  sesarea.  Seksio  sesarea  pada
plasenta  previa  selain  untuk  mengurangi  kematian  bayi,  juga  terutama dilakukan  untuk  kepentingan  ibu,  maka  seksio  sesarea  juga  dilakukan
pada plasenta previa walaupun anak sudah mati.
14
Solusio  Plasenta  Kondisi  ini  merupakan  keadaan  plasenta  yang terlepas  dari  dinding  rahim  baik  sebagian  maupun  seluruhnya  dari
tempatnya  berimplantasi  sebelum  anak  lahir.  Solusio  plasenta  bisa terjadi  setiap  waktu  setelah  kehamilan  20  minggu,  kebanyakan  terjadi
dalam  trimester  ketiga.
21
Pelepasan  plasenta  biasanya  ditandai  dengan perdarahan  yang  bisa  keluar  dari  vagina,  tetapi  bisa  juga  tersembunyi
dalam  rahim,  yang  dapat  membahayakan  ibu  dan  janinnya.  Persalinan dengan  seksio  sesarea  biasanya  dilakukan  untuk  menolong  agar  janin
segera lahir sebelum mengalami kekurangan oksigen atau keracunan air ketuban dan menghentikan perdarahan yang mengancam nyawa ibu.
14
b. Faktor Ibu