Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Instrument Penelitian

Tabel 3.2 KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas Semester Materi Indikator Soal No. Soa l 5 Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian- bagiannya, serta menentukan ukurannya 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prismadan limas. VIII2 Bangun Ruang Mengidentifikasikan masalah yang berhubungan dengan luas permukaan dan volume balok, merancang penyelesaian masalah, menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan menafsirkan hasil penyelesaian masalah tersebut 1,4 Mengidentifikasikan masalah yang berhubungan dengan luas permukaan dan volume kubus, merancang penyelesaian masalah, menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan menafsirkan hasil penyelesaian masalah tersebut 2,3 Mengidentifikasikan masalah yang berhubungan dengan luas permukaan dan volume limas, merancang penyelesaian masalah, menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan menafsirkan hasil penyelesaian masalah tersebut. 6,8 Mengidentifikasikan masalah yang berhubungan dengan luas permukaan dan volume prisma, merancang penyelesaian masalah, menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan menafsirkan hasil penyelesaian masalah tersebut. 5,7 Untuk mengukur kemampuan siswa dalam penyelesaian masalah digunakan aturan penskoran yang diadaptasi dari Novita Yuanasari. 3 Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa No Aspek yang diukur Skor Keterangan 1 Kemampuan mengidentifikasi masalah. menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dari soal matematika Jika salah menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dar I soal. Jika tidak menuliskan apa yang diketahui, ditanyakan dari soal, dan tidak menuliskan sketsa penyelesaian soal. 1 Jika menuliskan salah satu saja apa yang diketahui atau ditanyakan dari soal. 2 Jika menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tetapi salah satunya salah. 3 Jika benar menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal. Atau tidak menuliskan apa yang Diketahui dan ditanyakan dari soal tetapi langsung menuliskan sketsa penyelesaian soal. 2 Kemampuan merencanakan penyelesaian masalah.Menuliska n sketsagambar modelrumus algoritmauntuk memecahkan masalah Jika tidak menuliskan sketsagambar modelrumus algoritma. 1 Jika salah menuliskan sketsagambar modelrumus algoritma 2 Jika kurang tepat menuliskan sketsa gambar modelrumusalgoritma. 3 Jika hanya sebagian yang benar dalam menuliskan sketsagambarmodelrumusalgoritma 4 Jika benar menuliskan sketsa gambar model rumusalgoritma 3 Kemampuan menyelesaikan masalah sesuai rencana. Menyelesaikan Masalah dari soal Matematika dengan benar, lengkap, sistematis Jika tidak menuliskan penyelesaikan masalah dari soal. 1 Jika salah menuliskan penyelesaian masalah dari soal. 2 Jika sistematis dalam menuliskan penyelesaian masalah dari soal tetapi benar solusinya. 3 Jika benar menuliskan penyelesaian soal tetapi tidak lengkap sistematis. 4 Jika benar, lengkap, dan sistematis menuliskan penyelesaian masalah dari soal. 4. Kemampuan menafsirkan solusinya Jika tidak menjawab apa yang ditanyakan atau tidak menuliskan kesimpulan 1 Jika salah menjawab apa yang ditanyakan atau tidak menuliskan kesimpulan. 2 Jika kurang tepat menjawab apa yang ditanyakan atau tidak menuliskan kesimpulan. 3 Jika benar dan tepat menjawab apa yang ditanyakan . 3 Novita, Penerapan Strategi TTW Think Talk Write sebagai Upaya Meningkatkan Kemempuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis, UNY: skripsi 2011. Tidak diterbitkan, h.53-54. Tes yang diberikan dalam bentuk uraian karena dengan tes uraian maka proses berpikir, ketelitian, sistematika penyusunan jawaban dapat dilihat melalui langkah-langkah penyelesaian soal. Tes uji coba tersebut, terlebih dahulu diberikan kepada 40 siswa kelas IX MTs.N 8 Jakarta. Tes uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah tes tersebut telah memenuhi syarat tes yang baik yakni dengan menguji validitas, realibilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran. Dalam instrumen pengambilan data, peneliti akan melakukan perhitungan validitas, perhitungan reliabilitas, perhitungan daya pembeda soal dan perhitungan tingkat kesukaran sebagai berikut: 1. Validitas Menurut Anastasi dalam Sumarna Surapranata, validitas adalah suatu tingkatan yang menyatakan bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa yang diukur 4 . Perhitungan untuk skor essay dilakukan dengan rumus product moment: 5 r hitung = ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ keterangan: r hitung =koefisien korelasi ∑ = jumlah skor item ∑ = jumlah skor total jumlah responden Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan di atas dengan r tabel pada taraf signifikansi 5 dengan ketentuan jika r hitung r tabel berarti butir soal valid, sedangkan jika r hitung r tabel berarti butir soal tidak valid. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen, dari 14 soal yang diujicobakan diperoleh 8 butir soal yang valid. Hasil perhitungan uji validitas instrumen dapat dilihat pada lampiran. 4 SumarnaSurapranata,Analisis, Validitas, ReliabilitasdanInterprestasiHasilTes,Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2006, cet ke-3, h.50. 5 Ibid., h.58. 2. Reliabilitas Reliabilitas instrument adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu 6 . Suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data jika telah diuji reabilitasnya. Untuk mengukur reliabilitas instrument tes kemampuan pemecahan masalah matematik digunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu : 7 [ ] [ ∑ ] Keterangan : reliabilitas yang dicari ∑ : jumlah varians skor tiap-tiap item : varians total Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal 8 Kisaran Koefisien Reliabilitas Tafsiran Reliabilitas tak berkorelasi 0,20 Reliabilitas rendah sekali Reliabilitas rendah 0,40 0,60 Reliabilitas sedang Reliabilitas tinggi Reliabilitas sangat tinggi Reliabilitas sempurna Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas instrumen, diperoleh nilai 0,615 maka instrumen penelitian tersebut dapat disimpulkan memiliki kriteria koefisien reliabilitas yang tinggi, dan memenuhi persyaratan instrumen yang memiliki ketetapan jika digunakan. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen dapat dilihat pada lampiran. 6 Ruseffendi, Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan Bidang Non-Eksakta Lainnya, Bandung: Tersito,2010, h.158. 7 Suharsimi Arikunto, op.cit.,h. 109. 8 Ruseffendi, op.cit.,h.160. 3. Daya Pembeda Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mempu membedakan antara testi yang mengetahui jawabannya dengan benar dan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut. Pengujian daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Rumus yang digunakan adalah : 9 Keterangan : J = jumlah peserta tes = skor maksimal kelompok atas = skor maksimal kelompok bawah = skor peserta kelompok atas = skor peserta kelompok bawah = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab salah Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut : 10 Tabel 3.5 Indeks Daya Pembeda Dayabedasoal Keterangan 0,00-0,20 Jelek 0,21-0,40 Cukup 0,41-0,70 Baik 0,71-1,00 Baiksekali Jika daya beda bernilai negatif, semuanya tidak baik, jika semua butir soal yang mempunyai nilai negatif sebaiknya dibuang. Dari hasil perhitungan daya pembeda soal, ditemukan bahwa 14 soal yang diujikan, 5 soal memiliki daya 9 Suharsimi Arikunto, op.cit.,h. 213 10 Ibid.,h. 218 pembeda “cukup”, 3 soal memiliki daya beda yang “baik”, 3 soal memiliki daya pembeda “jelek” dan 3 soal memiliki daya pembeda” sangat jelek”.Hasil perhitungan daya beda dapat dilihat pada lampiran. 4. Taraf Kesukaran Untuk mengetahui taraf soal dikatakan sukar, sedang, atau mudah maka soal-soal tersebut diujikan taraf kesukarannya terlebih dahulu. Untuk mengukur taraf kesukaran digunakan rumus sebagai berikut : 11 Keterangan : P = indeks kesukaran B = skor siswa JS = skor maksimal siswa peserta tes Klasifikasi indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut 12 : a. Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar b. Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang c. Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal instrumen, dari 14 soal yang diujikan diperoleh 2 soal dengan tingkat kesulitan “sukar”, 11 soal dengan tingkat kesulitan “sedang”, 1 soal dengan tingkat kesulitan “mudah”. Hasil perhitungan uji tingkat kesukaran instrumen dapat dilihat pada lampiran.

E. Analisis Data

Untuk menganalisis data, dipakai kesamaan dua rata-rata dan uji statistik yang digunakan adalah uji-t. namun sebelum menggunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dapat dilakukannya analisis data. 11 Ibid., h. 208 12 Ibid., h. 210 1. Uji normalitas Uji normalitas adalah suatu bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi data. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah data yang diambil adalah data yang terdistribusi normal. Maksud dari data terdistribusi normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal dimana datanya memusat pada nilai rata-rata dan median. Uji ini sering dilakukan untuk analisis statistik parametrik. Uji dapat dilakukan setelah menentukan tipe data dari data penelitian yang diambil. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan uji lilliefors. Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut: 13 a. Menentukan Hipotesis H o : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal b. Pengamatan x1 , x2 , x3 , ….., xn dijadikan bilangan baku dimana , , , …., dengan menggunakan rumus: ̅ , dimana ̅ dan s merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel. c. Untuk tiap bilangan baku ini, dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang : F zi = PZ zi . d. Selanjutnya diihitung proporsi , , , …., yang lebih kecil atau sama dengan zi . Jika proporsi dinyatakan oleh S zi , maka : S = g. Hitunglah selisih Fzi – Szi kemudian tentukan harga mutlaknya. h. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini L0 Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita bandingkan L0 ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar berikut untuk taraf nyata α 0,05 yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. 13 Kadir,op. cit.. hal 107-108