Uji Homogenitas Pengujian Hipotesis

varians kedua populasi tersebut dengan menggunakan uji Fisher. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua varians populasi homogen. Hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung = 1,58 dan F tabel = 1,91 pada taraf signifikansi 05 ,   dengan derajat kebebasan pembilang 25 dan derajat kebebasan penyebut 29. Hasil dari uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Kelas Jumlah Sampel Varians s 2 F Kesimpulan Hitung Tabel 05 ,   Eksperimen 26 429.08 1,58 1,91 Terima H Kontrol 30 271.068 Karena F hitung kurang dari sama dengan F tabel 1,58 1,91 maka H diterima, artinya kedua varians populasi homogen.

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

1. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji persyaratan analisis, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran generatif lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional, untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: H : H 1 : Keterangan : H : Hipotesis nol H 1 : Hipotesis alternatif = Nilai rata-rata siswa pada kelompok eksperimen = Nilai rata-rata siswa pada kelompok kontrol Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh t hitung = 2.98, sedangkan dengan menggunakan t tabel pada taraf signifikan 05 ,   dan derajat kebebasan dk = 54 diperoleh t tabel = 2,01. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji-t dk t hitung t tabel α = 0,05 Kesimpulan 54 2.98 2.01 Tolak H Tabel 4.11 menunjukan bahwa t hitung t tabel 2.98 2,01, maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima, dengan taraf signifikansi 05 ,   . Gambar 4.4 Kurva Uji Perbedaan Data Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Gambar 4.4 menunjukkan bahwa nilai t hitung = 2.98 lebih besar dari t tabel = 2.01, yaitu nilai t hitung berada pada daerah penolakan H daerah kritis. Hal ini berarti bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran generatif berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa.

2.98 2.01

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa H 1 diterima dan Ho ditolak atau dengan kata lain rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada kelompok eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran generatif lebih baik daripada rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada kelompok kontrol yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional

2. Pembahasan

Setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t pada taraf signifikansi = 0,05 dan derajat kebebasan dk = 54, diperoleh nilai t hitung sebesar 2,98. Sedangkan dari hasil perhitungan didapat nilai t tabel = 2,01. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran generatif lebih tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran generatif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Dari hasil posttest kemampuan pemecahan masalah matematik yang dilakukan setelah proses pembelajaran selesai diperoleh nilai per-indikator setiap kelompok. Seperti yang disajikan dalam tabel 4.12. Tabel 4.12 Nilai Per-Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No. Indikator Eksperimen Kontrol Selisih Nilai Nilai 1. memahami masalah 86.22 80.28 5.94

2. membuat rencana model pemecahan

masalah 69.35 61.56 7.79

3. menyelesaikan rencana model pemecahan

masalah 64.18 50.31 13.87 4. menafsirkan solusi yang di peroleh. 60.26 27.36 32.9 Dari tabel 4.12 menunjukkan nilai kemampuan pemecahan masalah matematik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari tabel dapat dilihat perolehan nilai rata-rata secara keseluruhan untuk kelompok eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata kelompok kontrol dengan selisih 15.12. Artinya skor jawaban siswa kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol dan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. Pertama indikator memahami masalah, pada indikator ini kegiatan siswa yang dilakukan adalah memahami masalah atau soal dengan cara menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal, selain itu siswa juga harus dapat membuat model matematika yang tepat dan sesuai dengan masalah atau soal yang ditanyakan. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada indikator memahami masalah untuk kelompok eksperimen mendapatkan nilai 86.22, sedangkan untuk kelompok kontrol mendapatkan nilai 80.28. Dari nilai yang diperoleh dapat dilihat, kemampuan memahami masalah antara kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol dengan selisi 5.94. Hal ini karena siswa pada kelompok eksperimen lebih mampu memahami masalah yang disajikan. Sedangkan pada kelompok kontrol, siswa kurang memahami soal dengan baik sehingga tidak dapat membuat model matematika yang tepat dan sesuai dengan masalah atau soal yang ditanyakan, selain itu kurangnya ketelitian siswa dalam membaca soal juga menyebabkan data yang diketahui dan ditanyakan tidak dituliskan secara lengkap. Kedua indikator membuat rencana model pemecahan masalah, pada indikator ini kegiatan siswa yang dilakukan adalah merencanakan penyelesaian dengan cara menuliskan dalil atau rumus yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah atau soal. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada indikator membuat rencana model pemecahan masalah untuk kelompok mendapatkan nilai 69.35, sedangkan untuk kelompok kontrol pada indicator merencanaka penyelesaian permasalahan mendapatkan nilai 61.56. Dari nilai yang diperoleh dapat dilihat, kemampuan membuat rencana model pemecahan masalah kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol dengan selisi 7.79. Hal ini disebabkan pada kelompok