5. Kelebihan dan Kekurangan Model Cooperative Learning
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Model cooperative learning juga memiliki keunggulan
dan kelemahan. Menurut Jarolimek Parker dalam Isjoni, 2007: 24
keunggulan model cooperative learning meliputi:
a. Saling ketergantungan yang positif
b. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu
c. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas
d. Suasana kelas yang menyenangkan
e. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa
dan guru. f.
Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman yang menyenangkan.
Isjoni 2007: 27 mengemukakan bahwa cooperative learning memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut.
a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di
samping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.
b. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, maka
dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
c. Selama kegiatan diskusi berlangsung, ada kecenderungan topik
permasalahan meluas hingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu.
d. Saat diskusi berlangsung, terkadang didominasi sesorang, hal ini
mengakibatkan siswa lain menjadi pasif.
6. Langkah-langkah Model Cooperative Learning
Model cooperative learning merupakan model pembelajaran yang di dalamnya terdapat kegiatan kerja sama atau belajar dalam kelompok.
Adanya sisi negatif kelemahan dari bentuk kegiatan kerja sama dalam cooperative learning menjadi salah satu kekhawatiran guru dalam
melaksanakan model ini. Oleh karena itu, untuk meminimalisir sisi
negatifkelemahan dari model ini, guru harus memahami sintak model cooperative learning yang diuraikan Suprijono 2009: 65:
Tabel 1. Langkah-Langkah Model Cooperative Learning
Fase-Fase Perilaku Guru
Fase 1: Present goals and set Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik Menjelaskan tujuan pembelajaran
dan mempersiapkan peserta didik siap belajar
Fase 2: Present information Menyajikan informasi
Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal
Fase 3: Organize students into learning teams
Mengorganisir peserta didik ke dalam tim-tim belajar
Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara
pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan
transisi yang efisien
Fase 4: Assist team work and study
membantu kerja tim dan belajar Membantu tim-tim belajar selama
peserta didik mengerjakan tugasnya
Fase 5: Test on the materials mengevaluasi
Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi
pembelajaran atau kelompok kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
fase 6: Provide recognition memberikan pengakuan atau
penghargaan mempersiapkan cara untuk
mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok
Senada dengan pendapat Suprijono, Ibrahim menyatakan terdapat enam fase pokok dalam penerapan model cooperative learning, yaitu:
a. Fase 1, menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
b. Fase 2, menyampaikan informasi.
c. Fase 3, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif.
d. Fase 4, membimbing kelompok bekerja dan belajar.
e. Fase 5, evaluasi.
f. Fase 6, memberikan penghargaan.
Trianto 2009: 66-67
7. Jenis-jenis Model Cooperative Learning