14
eksistensinya. Semakin rentan maka semakin tinggi risiko rugi yang dialami; sebaliknya semakin tangguh resilience maka semakin kecil peluangnya untuk
rugi. Di sisi lain, Berbeda dengan kerentanan, resiliensi mengacu pada kemampuan merancang untuk bertahan, pulih, atau bahkan berkembang dari
kondisi yang tercipta dari akibat yang muncul terkait dengan perubahan iklim ECA, 2009.
Kerentanan merupakan fungsi dari karakter, besaran, dan tingkat variasi iklim terhadap suatu sistem misalnya usahatani yang terpapar, sensitivitas
sistem tersebut terhadap paparan, dan kapasitas adaptasinya Lasco, 2011. Dalam I PCC 2001, paparan exposure didefinisikan sebagai ”the nature and
degree to which a system is exposed to significant climatic variations”, sensitivitas didefinisikan sebagai “the degree to which a system is affected, either adversely or
beneficially, by the climate-related stimuli”, sedangkan kapasitas adaptasi adaptif capacity didefinisikan sebagai “the ability of a system to adjust to climate change
including climate variability and extremes, to moderate the potential damage from it, to take advantage of its opportunities, or to cope with its consequences”.
3.1.2. Penelitian Kuantitatif Dampak Perubahan I klim Pada Sektor Pertanian
Estimasi dampak perubahan iklim yang selama ini dilakukan sebagian besar berbasis pendekatan eksperimen dan studi-studi penampang lintang cross-
sectional studies. Pendekatan eksperimen mencakup model-model simulasi agro- ekonomi sebagaimana yang dilakukan oleh Parry et al 1988, Adam et al 1989.
Pendekatan lain yang prinsipnya hampir sama adalah agro-ecological zone analysis, yakni suatu teknik simulasi produktivitas tanaman menurut zona
agroekologi dan perubahan iklim. Setelah itu hasilnya diinkorporasikan ke dalam ekonomi dan general circulation models GCM untuk memprediksi skala dan
kisaran dampaknya. Mendelson et al 1994 dan Mendelson and Dinar 1999 menggaris bawahi
sejumlah kritik terhadap pendekatan agronomis atau fungsi produksi tersebut. Kritik terpenting adalah bahwa prediksinya cenderung menghasilkan kerugian
yang overestimate karena tidak memperhitungkan adanya tindakan adaptasi;
15
padahal adaptasi – setidaknya autonomous adaptation – dilakukan oleh sebagian besar pelakunya.
Sebaliknya, kini mulai makin banyak kajian yang fokusnya pada adaptasi yang efisien. Salah satu cara yang ditempuh dalam penelitian di bidang ekonomi
adalah melalui penerapan pendekatan Ricardian. Tujuannya adalah agar dapat menangkap pengaruh faktor-faktor ekonomi, iklim, dan linkungan terhadap
pendapatan usahatani atapun nilai lahan Mendelson, Nordhaus, and Shaw, 1994. Dengan pendekatan ini, adaptasi yang dilakukan oleh petani dapat
diinkorposarikan dalam model secara efisien. Kritik utama pendekatan Ricardian adalah ketidak berhasilannya untuk
mengontrol secara penuh dampak variabel-variabel penting yang semestinya juga menerangkan variasi pendapatan usahatani. Hasil estimasi cenderung
overestimate pada aspek keuntungan dan underestimate dalam konteks kerusakan kerugian. Quiggin and Horowitz 1999 menyatakan bahwa pada
pendekatan Ricardian diasumsikan bahwa penyesuaian adjustment tidak memerlukan biaya dan karena itu merupakan salah satu sumber bias pula dalam
hasil estimasi akhir. Tambahan pula, asumsi mengenai harga tetap constant price juga merupakan salah satu titik lemahnya Cline, 1996.
Salah satu model terbaru adalah I FPRI ’s I MPACT Modeling Suite Nelson et
al, 2010 yang didalamnya terintegrasikan tiga model yaitu I FPRI ’s I MPACT Model Rosegrant et al, 2008, suatu model keseimbangan parsial pertanian yang
menekankan pada simulasi kebijakan; suatu model hidrologi yang diinkorporasikan dalam I MPACT; dan DSSAT Crop Model Suite Jones et al, 2003 untuk
mengestimasi produktivitas tanaman pada berbagai sistem pengelolaan dan skenario perubahan iklim.
Untuk kasus di I ndonesia, Hutabarat dan kawan-kawan 2012 dalam penelitian kerjasama dengan I FPRI mengembangkan model I CASEPS, yakni
modifikasi dari multi market model dan untuk simulasinya menggunakan data dari sebagian prediksi yang sesuai dengan kondisi I ndonesia CSI RO dan MI ROC. Dari
penelitian tersebut telah dihasilkan sejumlah prediksi mengenai dampak perubahan iklim terhadap produksi, harga, dan konsumsi pada beberapa jenis
cabang usahatani.
16
Model yang akan dipergunakan untuk mengestimasi dampak perubahan iklim pada sektor pertanian pada penelitian ini adalah model I CASEPS. Beberapa
modifikasi akan dilakukan, terutama dalam hubungannya dengan cabang-cabang usahatani yang akan dicakup dalam model dan dengan menggunakan data terkini
yang tersedia. Dengan melengkapi data terkini dan pendalaman aspek kualitatifnya pada verifikasi empiris di lapang, diharapkan penelitian ini dapat
menghasilkan angka-angka prediksi yang lebih akurat dan menemukan simpul- simpul strategis yang diperlukan untuk memperkecil dampak negatif perubahan
iklim yang diperkirakan terjadi. Kerangka analisis dampak perubahan iklim tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Analisis Dampak Perubahan I klim
3.2. Ruang Lingkup Kegiatan 3.2.1. Ruang Lingkup, Definisi, dan Unit Analisis