13
I I I . METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran
3.1.1. Mekanisme Dampak Perubahan I klim Pada Sektor Pertanian
Sebagian besar komoditas pertanian dihasilkan dari suatu proses produksi yang keberhasilannya dipengaruhi oleh kondisi iklim. Upaya untuk melepaskan
pengaruh iklim hanya dapat dilakukan pada unit-unit usahatani secara terbatas karena memerlukan biaya yang mahal. I mplikasinya, perubahan iklim yang secara
umum tidak kondusif untuk pertumbuhan tanaman dan atau ternak sangat mempengaruhi kemampuan dunia dalam mencukupi kebutuhan pangan
khususnya dan pertumbuhan pertanian pada umumnya. Mekanisme dampak perubahan iklim terhadap pertanian terjadi melalui 4
cara Hulme, 1996 yaitu: 1
Perubahan suhu dan presipitasi mendorong terjadinya perubahan distribusi spatial zona agroekologi. I mplikasinya: i pada wilayah lintang tinggi
tengah ke atas, areal yang cocok untuk pertanian meluas; sebaliknya pada lintang rendah tenngah ke bawah, beberapa wilayah yang semula
optimal untuk pertanian makin menyempit luasannya Rosenzweig and Hillel, 1995, ii wilayah rawan kekeringan dan kebanjiran meningkat dan
sebaran spatialnya berubah, iii teknologi usahatani dan pengelolaan sumberdaya air untuk pertanian berubah.
2 Meningkatnya konsentrasi CO2 di atmosfer menyebabkan laju fotosintesis
meningkat dan penggunaan air mungkin menjadi lebih efisien. 3
Ketersediaan air terutama air limpasan merupakan simpul kritis determinan usahatani; dan di beberapa wilayah terutama di Afrika
mungkin mengalami kondisi yang gawat; 4
Kerugian yang terjadi pada pertanian meningkat karena variabilitas iklim yang lebih tajam meningkatkan level cekaman lingkungan pada tanaman,
dan iklim ekstrim menyebabkan terjadinya kerusakan pada pertanaman. Dampak perubahan iklim pada pertanian ditentukan oleh tingkat
kerentanan sistem usahatani yang bersangkutan Brooks and Adger, 2005. Kerentanan adalah derajat mudah-tidaknya cedera, rusak, merugi, atau melemah
14
eksistensinya. Semakin rentan maka semakin tinggi risiko rugi yang dialami; sebaliknya semakin tangguh resilience maka semakin kecil peluangnya untuk
rugi. Di sisi lain, Berbeda dengan kerentanan, resiliensi mengacu pada kemampuan merancang untuk bertahan, pulih, atau bahkan berkembang dari
kondisi yang tercipta dari akibat yang muncul terkait dengan perubahan iklim ECA, 2009.
Kerentanan merupakan fungsi dari karakter, besaran, dan tingkat variasi iklim terhadap suatu sistem misalnya usahatani yang terpapar, sensitivitas
sistem tersebut terhadap paparan, dan kapasitas adaptasinya Lasco, 2011. Dalam I PCC 2001, paparan exposure didefinisikan sebagai ”the nature and
degree to which a system is exposed to significant climatic variations”, sensitivitas didefinisikan sebagai “the degree to which a system is affected, either adversely or
beneficially, by the climate-related stimuli”, sedangkan kapasitas adaptasi adaptif capacity didefinisikan sebagai “the ability of a system to adjust to climate change
including climate variability and extremes, to moderate the potential damage from it, to take advantage of its opportunities, or to cope with its consequences”.
3.1.2. Penelitian Kuantitatif Dampak Perubahan I klim Pada Sektor Pertanian