Gambar 24.
Peta analisis kelas kerentanan vegetasi terhadap perubahan iklim di TN. Baluran dengan citra landsat 1999
3.2.1.2 Kerentanan TN. Bromo Tengger Semeru
Indikasi perubahan iklim variasi musim dan cuaca ekstrem di TN. Bromo Tengger Semeru BTS diindiksikan dengan kecenderungan kenaikan pada beberapa parameter iklim
yaitu suhu rata-rata bulanan dan kelembaban rata-rata bulanan. Potret kondisi tumbuhan di TNBTS saat ini dipantau melalui kelestarian jenisnya berdasarkan ketersediaan jenis
pada tiap fase pertumbuhan pada tingkat semai-pancang tiang dan pohon. Keaneka- ragaman jenis tumbuhan di TNBTS berdasarkan indeks Shannon Wienner tergolong
sedang pada tingkat semai, pancang, tiang maupun pohon berkisar antara 1,79 sampai 2,72. Adanya keanekaragaman yang sedang ini menandakan penyebaran jumlah individu
tiap spesies sedang dan kestabilan komunitas juga sedang.
Penilaian kerentanan TNBTS terhadap perubahan iklim dilakukan dengan menginterpretasikan fungsi dari tiga aspek yaitu Exposure curah hujan, suhu dan
kelembaban, Sensitivity Greeness Index, Wetness index dan Soil Brighness index dan Adaptive Capacity aspect, slope, altitude. Ekosistem hutan Montana lebih rentan jika
dibandingkan dengan ekosistem hutan sub Montana. Hal ini memungkinkan adanya pergeseran ekosistem Montana ke ekosistem sub Montana. Jenis tumbuhan dari ekosistem
Sub Montana terdapat pada ekosistem Montana. Hutan montana didominasi tumbuhan akasia dan cemara, sedangkan hutan Sub Montana didominasi tumbuhan nyapuh dan
macropanax.
Sintesis Penelitian Integratif Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya terhadap Perubahan Iklim
•
29
Sumber : Harjadi et al. 2011
Gambar 25.
Peta Kerentanan Iklim di TNBTS
30
•
Kerentanan Hutan Tropis Akibat Perubahan Iklim dan Cuaca Ekstrem
Sumber : Harjadi et al. 2011
Gambar 26.
Peta Kerentanan Dinamis di TNBTS
Sumber : Harjadi et al. 2011
Gambar 27.
Graik Sensitivity TNBTS
Sintesis Penelitian Integratif Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya terhadap Perubahan Iklim
•
31
Sumber : Harjadi et al 2011
Gambar 28.
Peta kemampuan adaptasi kerentanan tetap di TNBTS
3.2.1.3 Kerentanan Taman Nasional Bali Barat TNBB
Di TNBB terjadi kenaikan air pasang laut, menjadikan air naik ke daratan dan mengakibatkan pertumbuhan mangrove sampai daratan. Dengan demikian, areal mangrove
di TNBB menjadi lebih luas. Kelestarian jenis tumbuhan di TNBB diketahui berdasarkan ketersediaan jenis pada
tiap fase pertumbuhan pada tingkat semai, pancang, tiang, dan Pohon. Hasil analisis tingkat pertumbuhan pohon memiliki tingkat permudaan yang hampir merata pada tiap
tingkat pertumbuhan. Keanekaragaman jenis tumbuhan di TNBB tergolong rendah sampai sedang dengan kisaran indeks Shannon Wienner untuk hutan mangrove berkisar
0,234 - 1,075, hutan pantai 1,099 - 1,768, hutan musim 1,164 - 1,841, dataran rendah 1,642 - 2,064, savana 0,67 - 0,867, dan evergreen forest 1,078 - 1,714. Indeks Keaneka-
ragaman jenis menunjukkan bahwa keaneka-ragaman Savana tergolong paling rendah dan keanekaragaman paling tinggi terdapat di hutan dataran rendah.
32
•
Kerentanan Hutan Tropis Akibat Perubahan Iklim dan Cuaca Ekstrem