Adaptasi Tanaman Terhadap Kondisi Kering

Tabel 12 menunjukkan perbedaan tampilan tanaman prosentase hidup tanaman pada umur 6 bulan pada lokasi yang ditanam menggunakan penyiraman buatan model infus pada musim kemarau tahun pertama Pracimantoro serta tanpa penyiraman Gunung Kidul. Penyiraman memberikan hasil nyata. Tabel 12. Persentase hidup tanaman pada perlakuan disiram dan tidak disiram Jenis Persentase hidup tanaman Tidak disiram Disiram Kemiri 30 95 Kepuh 60 80 Cemara udang 20 64 Gebang 65 93 Kesambi 60 93 Johar 80 99 Cidrela 30 90 Waru 64 96 Biaya penyiraman tiap 2 minggu sekali dengan cara infus relatif murah, dan mudah pelaksanaannya. Bantuan manusia pada tanaman baru amat diperlukan untuk meminimalisir terjadinya akar yang patah-patah karena tanah retak dan tanaman muda dapat mengembangkan akarnya dengan optimal. Pada kondisi marginal kering, ekosistemnya cukup rentan. Untuk menciptakan ekosistem tangguh, penyediaan diversitas spesies yang adaptif. Mempertahankan biodiversitas terbukti merupakan solusi paling aman untuk menghindari kerusakan ekosistem Lovett and Perry, 2013 terhadap kondisi tertekan kering. Variasi pohon selain menyediakan berbagai manfaat juga menghindari berkembangnya hama penyakit yang fatal. Studi biodiversitas menunjukkan pentingnya biodiversitas sebagai kekuatan tangguh menghadapi aksi perubahan bioisik global sehingga mempunyai hubungan langsung dengan fungsi ekosistem Brown et al., 2013. Pertumbuhan tanaman di lokasi Pracimantoro pada umur 34 bulan Gambar 49 menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. 60 • Adaptasi Tanaman Terhadap Kekeringan Akibat Perubahan Iklim A c F c J F FK L J cK M J N OL P J Q R S U K V W Y Z S L cK M J F N OS Z J [ F\ ] O _ F P ` J M M S Z J F U J F Z F\ b J Z S f U K jS Q cS Z q OV FL W C F Q Q J F QS F PS F\ ] K M F J A M Q Z O J F Q cV OM FL J Q\ C J [ L S M F R S P J L J W vM S K L S Z S Q P OM M K c F F\ Gambar 50. Pertumbuhan beberapa jenis pada lokasi uji di Pracimantoro pada umur 34 bulan Sintesis Penelitian Integratif Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya terhadap Perubahan Iklim • 61

4.4 Serangan Hama dan Penyakit

Selama kegiatan pengujian, pemeliharaan dilakukan dengan melaksanakan pembersihan lahan dan pemupukan. Hama penyakit pada saat tertentu dibiarkan menyerang tanaman utama dan diamati pada musim kemarau dan musim hujan untuk melihat kerentanan masing-masing spesies tanaman. Serangan hama penyakit pada kondisi kering merupakan sesuatu yang umum karena tanaman dalam kondisi rentan atau turun vigoritasnya karena keterbatasan air. Secara umum pada musim kemarau serangan hama penyakit lebih banyak. Tanaman yang berasal dari sumber yang telah beradaptasi pada kondisi kering akan lebih mampu bertahan pada kondisi keterbatasan air Park et al., 2009, deisit kelembaban tanah yang terjadi pada periode yang lama. Serangan hama dan penyakit terbukti bisa mematikan tanaman pada daerah kering Zhang 2010, Chenchouni 2010. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa masing-masing tanaman mempunyai jenis serangan yang berbeda, baik dari segi jenis maupun keparahan tidak ada, ringan, sedang, berat Tabel 9.. Pengamatan dilakukan pada bulan Mei 16 bulan saat menjelang musim kemarau dan pada bulan Nopember 23 bulan saat hujan mulai turun. Didapat adanya perbedaan kerentanan antar spesies yang sangat nyata terhadap serangan hama penyakit. Tanaman yang tumbuh bagus justru sering mendapat serangan cukup besar karena mempunyai biomasa yang besar. Dengan demikian ‘serangan berbanding terbalik dengan pertumbuhan ’. Sebaliknya jenis yang pertumbuhannya lambat seperti Gebang Corypha utan justru tidak mendapat serangan. Meski mengalami banyak serangan hama penyakit, tanaman dengan pertumbuhan bagus mampu bertahan dan memperbaiki diri secara cepat seperti pada johar Cassea seamea. Secara umum serangan hama dan penyakit tidak mematikan tanaman. Kemungkinan hal ini dikarenakan organisme yang menyerang sifatnya tidak mematikan, misalnya serangan jamur embun jelaga pada Acacia auriculiformis. Namun demikian serangan hama dan penyakit tersebut sedikit mengganggu kecepatan pertumbuhannya, dan itu tergantung pada jenis hama dan penyakit yang menyerangnya Hasil pengamatan mendapatkan bahwa hujan menurunkan intensitas serangan. Dari segi lokasi, tanaman pertanian yang ditanam secara tumpang sari di sekitar tanaman uji seperti di Pracimantoro akan menularkan hama dan penyakit pada tanaman uji meski telah dilakukan pemeliharaan lebih baik. Tabel 13 menunjukkan klasiikasi serangan pada masing-masing spesies, namun tidak berarti bahwa dampak keparahan menentukan kehidupan spesies tersebut. 62 • Adaptasi Tanaman Terhadap Kekeringan Akibat Perubahan Iklim