Penutup Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat

Sumber : Harjadi et al 2011 Gambar 28. Peta kemampuan adaptasi kerentanan tetap di TNBTS

3.2.1.3 Kerentanan Taman Nasional Bali Barat TNBB

Di TNBB terjadi kenaikan air pasang laut, menjadikan air naik ke daratan dan mengakibatkan pertumbuhan mangrove sampai daratan. Dengan demikian, areal mangrove di TNBB menjadi lebih luas. Kelestarian jenis tumbuhan di TNBB diketahui berdasarkan ketersediaan jenis pada tiap fase pertumbuhan pada tingkat semai, pancang, tiang, dan Pohon. Hasil analisis tingkat pertumbuhan pohon memiliki tingkat permudaan yang hampir merata pada tiap tingkat pertumbuhan. Keanekaragaman jenis tumbuhan di TNBB tergolong rendah sampai sedang dengan kisaran indeks Shannon Wienner untuk hutan mangrove berkisar 0,234 - 1,075, hutan pantai 1,099 - 1,768, hutan musim 1,164 - 1,841, dataran rendah 1,642 - 2,064, savana 0,67 - 0,867, dan evergreen forest 1,078 - 1,714. Indeks Keaneka- ragaman jenis menunjukkan bahwa keaneka-ragaman Savana tergolong paling rendah dan keanekaragaman paling tinggi terdapat di hutan dataran rendah. 32 • Kerentanan Hutan Tropis Akibat Perubahan Iklim dan Cuaca Ekstrem Perubahan Iklim menjadikan beberapa spesies tidak dapat menyesuaikan diri, terutama spesies yang mempunyai kisaran toleransi yang rendah terhadap luktuasi suhu. Pohon yang hidup di daerah elevasi tinggi adalah jenis yang mampu menyesuaikan diri dengan kondisi iklim yang temperaturnya rendah, kelembaban tinggi dan intensitas matahari kurang. Populasi spesies yang relatif stabil akan lebih adaptif dibandingkan spesies yang populasinya luktuatif terhadap perubahan lingkungan. Penilaian kerentanan TNBB terhadap perubahan iklim dilakukan dengan menginterpretasikan fungsi dari tiga aspek yaitu Exposure, Sensitivity dan Adaptive Capacity. Exposure Kerentanan Iklim KRI merupakan fungsi dari suhu, kelembaban, dan curah hujan. Pemetaan Status Kerentanan Ekosistem Hutan Terhadap Perubahan Iklim dengan menganalisis citra satelit pada saat pengambilan gambar di musim kering dan basah pada tahun 2001 dan 2011. Peta analisis dalam melakukan kalkulasi perubahan iklim antara lain dari faktor exposure Peta Curah Hujan, Peta Kelembaban dan Peta Temperatur, sensitivity Peta WI, Peta GI dan Peta SBI, dan faktor adaptive capacity Peta lereng, Peta Arah lereng, dan Peta Tinggi Tempat. Faktor exposure di TNBB antara lain curah hujan 1.022 mm1996 – 2.123,5 mm2005, Kelembaban 79,99-85,84 dan Temperatur 23,17 o C - 33,11 o C. Faktor adaptive antara lain lereng miring 23,5, arah lereng timur laut 15,03 dan tinggi tempat dataran pantai 100 m dpl 40,18. Faktor sensitivity antara lain: WI Wetness Index , GI Greenness Index dan SBI Soil Brightness Index. Hasil analisis disajikan pada Gambar 29, 30, 31. Sumber : Harjadi et al 2012 Gambar 29. a Peta Kerentanan Iklim 2001, b Peta Kerentanan Iklim 2011 di TNBB Sintesis Penelitian Integratif Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya terhadap Perubahan Iklim • 33