2. Ranah afektif, terdiri dalam lima perilaku, yaitu: penerimaan,
partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.
3. Ranah psikomotorik, terdiri dari tujuh jenis perilaku, yaitu: persepsi,
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas.
Berdasarkan uraian di atas maka hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Melalui hasil belajar juga
dapat diketahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Hasil belajar yang diamati dalam penelituan ini adalah hasil belajar dalam aspek kognitif
yang diperoleh melalui tes yang diberikan pada setiap akhir siklus. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa yaitu faktor yang
berasal dari luar diri siswa faktor eksternal meliputi : suasana rumah, orang tua, motivasi dari orang tua, keadaan ekonomi keluarga, dan juga faktor yang
berasal dari dalam diri siswa itu sendiri faktor internal meliputi : kesehatan, intelegensi, bakat, motivasi, minat, kreativitas, dan lain-lain. Selain itu
penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
2.1.3 Model Pembelajaran
Salah satu indikator yang diperlukan dalam belajar yaitu model pembelajaran. Dalam kaitannya dengan mengajar maka guru dapat mengembangkan model
mengajarnya yang dimaksudkan sebagai upaya mempengaruhi perubahan yang baik dalam perilaku siswa Wahab 2008:27. Adanya Model pembelajaran ini
diharapkan dapat membantu guru dalam menyampaikan materi, selain itu
dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan.
Winataputra dalam Sugiyanto 2008 mengemukakan bahwa model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pencanang pembelajaran dan para pengajar dalam mencanangkan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran. Selain itu menurut Kardi dan Nur ada lima model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu:
pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah, diskusi, dan strategi pembelajaran. Secara umum model pembelajaran
diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisirkan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau
metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks
dan rumit kerena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.
Ada beberapa ciri model pembelajaran secara khusus diantaranya adalah :
1. Rasional teoritik yang logis
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan
Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus
memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber- sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajaran dapat
diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa.
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya. Hal ini senada dengan pendapat
Sardiman A. M. 2004 : 165, ia mengemukakan bahwa guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di
sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai ketrampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup
pelajaran, menjelaskan, memvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan
melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Robbins 2001:37 menyebut kompetensi sebagai ability, yaitu kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai
tugas dalam suatu pekerjaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kemampuan individu dibentuk oleh dua faktor, yaitu faktor kemampuan intelektual dan
kemampuan fisik. Setiap guru harus memiliki kompetensi adaptif terhadap setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang pendidikan,
baik yang menyangkut perbaikan kualitas pembelajaran maupun segala hal
yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar peserta didiknya.
2.1.4 Pembelajaran kooperatif
Menurut Slavin dalam Isjoni, 2007:12, pembelajaran kooperatif adalah suatu
model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur
kelompok heterogen. Pembelajaran kooperatif bergantung pada efektivitas kelompok-kelompok siswa tersebut. Dalam pembelajaran ini, guru diharapkan
mampu membentuk kelompok-kelompok kooperatif dengan hati-hati agar semua anggotanya dapat bekerja bersama-sama untuk memaksimalkan
pembelajarannya sendiri dan pembelajaran teman-teman satu kelompoknya. Masing-masing anggota kelompok bertangung jawab mempelajari apa yang
disajikan dan membantu teman-teman satu anggota untuk mempelajarinya juga. Singkatnya, pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran
dimana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. Pembelajaran kooperatif umumnya melibatkan kelompok-kelompok
yang terdiri dari 4 siswa dengan kemampuan yang berbeda dan ada pula yang menggunakan kelompok dengan ukuran yang berbeda-beda. Dalam
Pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama
lain untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Siswa yakin bahwa tujuan mereka akan tercapai jika dan hanya jika siswa lainnya juga mencapai tujuan tersebut. Untuk itu setiap anggota berkelompok
bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas
bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan