Kegunaan Teoritis Kegunaan Penelitian

Piaget dalam Wina Sanjaya 2008:246 menyatakan bahwa setiap peserta didik memiliki struktur kognitif yang dinamakan skema. Skema tersebut terbentuk oleh pengalaman. Pada akhirnya berkat pengalaman itulah dalam struktur kognitif anak terbentuk skema, dan skema tersebut akan sempurna mengikuti perkembangan usianya. Proses penyempurnaan skema tersebut dilakukan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses penyempurnaan skema dan akomodasi adalah adalah proses mengubah skema yang sudah ada menjadi skema baru. Asimilasi dan akomodasi ini terbentuk berkat pengalaman siswa. Sebelum peserta didik mampu menyusun skema baru ia akan dihadapkan pada posisi ketidakseimbangan disequilibrium yang akan menganggu psikologis anak. Manakala skema tersebut telah disempurnakan atau anak telah berhasil membentuk skema baru maka anak akan berada pada posisi seimbang equilibrium untuk kemudian ia akan dihadapkan pada pengalaman baru. Teori pembelajaran sosial Vgotsky, menekankan pada aspek sosial dari pembelajaran. Menurut Vgotsky dalam Trianto 2011:39 bahwa proses pembelajaran akan terjadi jika peserta didik bekerja atau menangani tugas- tugas yang belum pernah mereka kerjakan namun tugas tersebut masih dalam jangkauan kemampuan mereka disebut dengan zone of proximal development, yaitu daerah tingkat perkembangan sedikit di atas daerah perkembangan saat ini. Vgotsky meyakini bahwa fungsi mental peserta didik akan lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan dan kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut. Pandangan konstruktivisme Piaget dan Vgotsky dapat berjalan berdampingan dalam proses belajar konstruktivisme Piaget yang menekankan pada kegiatan internal individu terhadap objek yang dihadapi dan pengalaman yang dimiliki siswa, sedangkan konstruktivisme Vgotsky menekankan pada interaksi sosial dan melakukan konstruksi pengetahuan dari lingkungan sosialnya Rusman, 2012:202. Berdasarkan penjabaran singkat di atas, proses pembelajaran dalam konstruktivis tidak bersifat pasif, siswa dilibatkan dalam proses pembelajaran, siswa aktif menemukan pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, dan siswa belajar bersama teman sebayanya, siswa bekerjasama untuk memperoleh kesuksesan kelompoknya. Filosofinya kesuksesan kelompok merupakan bagian dari kesuksesan individu, secara implisit terlihat bahwa proses pembelajaran menurut Piaget dan Vgotsky memiliki hakikat sosial yang tidak hanya menekankan aspek kognitif siswa tetapi juga sikap, nilai, dan keterampilan khususnya keterampilan sosial siswa. Rusman 2012:202 menjelaskan bahwa berkaitan dengan karya Vgotsky dan penjelasan Piaget, para konstruktivis menekankan pentingnya interaksi dengan teman sebaya melalui pembentukan kelompok belajar memberikan kesempatan kepada siswa secara aktif dan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan sesuatu yang dipikirkan siswa kepada teman akan membantunya untuk melihat sesuatu dengan lebih jelas bahkan melihat ketidaksesuaian pandangan mereka sendiri.