perilaku sopan dalam proses pembelajaran. Keterampilan kontrol diri dan orang  lain  selanjutnya  adalah  keterampilan  bagaimana  peserta  didik
mampu mengucapkan kata-kata yang baik selama proses pembelajaran dan tidak menyinggung pendidik dan peserta didik   lainnya.
Aspek  keterampilan  sosial  yang  ketiga  dalam  penelitian  ini  adalah Keterampilan  dalam  bertukar  pendapat  dan  pengalaman  dengan  peserta
didik lainnya. Keterampilan ini berisi  bagaimana  siswa dapat secara aktif menyampaikan  ide  dan  pendapatnya  kepada  pendidik  dan  peserta  didik
lainnya,  kemudian  keterampilan  ini  juga  berisi  bagaimana  menerima pendapat  orang  lain  dan  tidak  memaksakan  pendapat  pribadi  kepada
peserta didik lainnya dalam proses pembelajaran.
2.1.4  Keterampilan Sosial Merupakan Tujuan IPS
IPS  sebagai  sebuah  bidang  studi  mempunyai  dua  buah  ciri  yaitu  IPS didisain  untuk  meningkatkan  kompetensi  kewarganegaraan  civic
competences, dan IPS mengintegrasikanmemadukan sejumlah besar ilmu sosial,  humaniora,  dan  bidang  lainnya.  Di  Indonesia,  IPS  telah  berdiri
sendiri  mulai  dari  tingkat  sekolah  dasar  sampai  dengan  perguruan  tinggi mempunyai  misi  utama  dalam  membentuk  peserta  didik  menjadi  warga
negara  yang  baik.  Ilmu  pengetahuan  sosial  menyangkut  pengetahuan knowledge, keterampilan skills, dan sikap attitudes. Maryani:2011
The  major  goal  of  the  social  studies  is  to  prepare  citizen  who  can  make reflective  decision  and  participate  succesfully  in  the  civic  life  of  their
comunity, nation, and the world. Goals in four categories contribute to this major  goal:  1knowledge;  2skills;  3  attitudes  and  value;  4citizen
action Banks:1990.
Senada  dengan  Banks,  Fraenkel  1980    dalam  Departemen  Pendidikan Nasional Pusat kurikulum IPS 2007:15 juga menjelaskan terdapat empat
kategori tujuan pembelajaran IPS  yaitu: pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai.
Keterampilan merupakan pengembangan kemampuan-kemampuan tertentu sehingga  digunakan  pengetahuan  yang  telah  peserta  didik  peroleh
sebelumnya.  Dalam  IPS  terdapat  empat  keterampilan  yang  perlu  dimiliki oleh peserta didik, yaitu. Depdiknas, 2007:15
a. Keterampilan  berpikir  yaitu  kemampuan  mendeskripsikan,
mendefinisikan,mengklasifikasi, membuat
hipotesis, membuat
generalisasi, memprediksi, membandingkan dan mengkontraskan, dan melahirkan ide-ide baru.
b. Keterampilan  akademik  yaitu  kemampuan  membaca,  menelaah,
menulis,  berbicara,  mendengarkan,  membaca  dan  meninterpretasi peta, membuat    garis besar, membuat grafik dan membuat catatan.
c. Keterampilan  penelitian  yaitu  mendefinisikan  masalah,  merumuskan
suatu  hipotesis,  menemukan  dan  mengambil  data  yang  berhubungan dengan  masalah,  menganalisis  data,  mengevaluasi  hipotesis  dan
menarik kesimpulan, menerima, menolak atau memodifikasi hipotesis dengan tepat.
d. Keterampilan  sosial  yaitu  kemampuan  bekerjasama,  memberikan
kontribusi  dalam  tugas  dan  diskusi  kelompok,  mengerti  tanda-tanda non-verbal  yang  disampaikan  oleh  orang  lain,  merespon  dalam  cara-
cara  menolong  masalah  yang  lain,  memberikan  penguatan  terhadap
kelebihan  orang  lain,  dan  mempertunjukkan  kepemimpinan  yang tepat.
Tujuan pembelajaran IPS secara umum menurut Soedarno Wiryohandoyo dalam Depdiknas 2009:6 adalah menjadikan peserta didik sebagai warga
negara  yang  baik,  mampu  memahami,    menganalisis,  dan  ikut memecahkan    masalah-masalah  sosial  kemasyarakatan,  dengan  berbagai
karakter  yang  berdimensi  spiritual,  personal,  sosial,  dan  intelektual.  Ilmu pengetahuan sosial  sebagai bagian dari kurikulum pembelajaran memiliki
tujuan  dalam  pembelajaran  yang  tidak  hanya  menekankan  segi pengetahuan  knowledge,  sikap  attitudes,  nilai  value,  tetapi  juga
keterampilan  skills  yang  akhirnya  menghantarkan  peserta  didik    ke tujuan  utama  IPS  yaitu  menjadi  good  citizen.  Salah  satu  keterampilan
dalam IPS adalah keterampilan sosial. Keterampilan  sosial  bukanlah  kemampuan  yang  dibawa  oleh  individu
sejak  lahir,  tetapi  diperoleh  melalui  proses  belajar,  baik  belajar  melalui orangtua, teman sebaya, maupun lingkungan sekitarnya. Michelson dalam
Huriah  Rachmah  2009:106  menyatakan  bahwa  keterampilan  sosial merupakan  suatu  keterampilan  yang  diperoleh  individu  melalui  proses
belajar,  mengenai  cara-cara  mengatasi  atau  melakukan  hubungan  sosial dengan tepat dan baik. Keterampilan sosial merupakan keterampilan yang
diperoleh melalui proses belajar, maka perkembangan keterampilan  sosial anak dipengaruhi oleh kondisi anak sendiri serta pengalaman interaksinya
dengan  lingkungan  sebagai  sarana  dan  media  pembelajaran  Desviyanti dalam Huriah Rachmah, 2009:107.
Aplikasi di dunia pendidikan, keterampilan sosial dapat dicapai  Maryani, 2011:21, melalui:
1. Proses  pembelajaran:  dalam  menyampaikan  materi  guru
mempergunakan  berbagai  metode  misalnya,  bertanya,  berdiskusi, bermain peran, investigasi, kerja kelompok, atau penugasan. Sumber
pembelajaran menggunakan lingkungan sekitar.
2. Pelatihan:  guru  membiasakan  siswa  untuk  selalu  mematuhi  aturan
main  yang  telah  ditentukan,  misalnya  memberi  salam,  berbicara dengan  sopan,  mengunjungi  orang  yang  terkena  musibahsakit  atau
terkena bencana, datang ke panti asuhan dsb.
3. Penilaian  berbasis  porto  folio  atau  kinerja.  Penilaian  tidak  hanya
diperoleh  dari  hasil  test,  tetapi  juga  hasil    dari  perilaku  dan  budi perkerti siswa.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa keterampilan sosial merupakan  bagian  dari  tujuan  ilmu  pengetahuan  sosial,  sebagai  sebuah
bidang studi dalam pendidikan dan diperoleh melalui proses pembelajaran.
2.1.5    Keterkaitan  Model  Pembelajaran  Kooperatif Cooperative  Learning,
IPS, dan Keterampilan Sosial