Tujuan Penelitian Kerangka Pemikiran
Bencana alam seperti banjir dan tanah longsor dari tahun ke tahun terus terjadi dan telah menelan banyak korban jiwa maupun harta benda. Keadaan
tersebut tidak lepas dari terganggunya fungsi hidrologi hutan. Hutan sebagai selimut bumi yang berperan vital dalam kelangsungan siklus hidrologi telah
terdegradasi karena pembukaan lahan yang disebabkan oleh pertambangan, pertanian, pemukiman, industri, dan lain-lain. Air yang jatuh ke bumi sebagai
hujan tidak semua ter-infiltrasi ke dalam tanah, melainkan sebagian mengalir sebagai aliran permukaan run-off yang berlebihan. Hal ini yang
mengganggu siklus air sehingga terjadi penggenangan yang berakibat banjir dan terjadinya erosi.
Salah satu upaya pemulihan kondisi vegetasi hutan adalah dengan cara reboisasi lahan. Untuk itu, dibutuhkan pemilihan jenis-jenis pohon yang
sesuai untuk kondisi lahan maupun topografi wilayah. Salah satu cara untuk mengetahui potensi jenis pohon yang cocok untuk ditanam di daerah resapan
atau di lahan kritis adalah dengan memperhitungkan kemampuan pohon tersebut dalam menahan air jatuh ke permukaan mengintersepsi hujan.
Karakteristik jenis pohon satu sama lain memiliki perbedaan yang dapat mempengaruhi besarnya intersepsi, aliran batang, dan lolosan tajuk.
Berdasarkan hal tersebut, maka dipilih tiga jenis pohon dengan karakter yang berbeda satu sama lain untuk diteliti kemampuannya dalam mengintersepsi
air hujan. Jenis pohon tersebut antara lain, akasia Acacia auriculiformis, karet Hevea brasiliensis, dan kerai payung Filicium decipiens.
Perbedaan karakteristik tersebut dapat dilihat berdasarkan ciri morfologi pohon. Pada jenis pohon akasia, karet, dan kerai payung, bentuk, luas, dan
tingkat kerapatan tajuk, hingga sistem percabangan dan kondisi permukaan batangnya berbeda satu sama lain. Jika dilihat berdasarkan tingkat kerapatan
dan ketebalan tajuknya, pohon kerai payung Filicium decipiens memiliki tajuk yang paling rapat serta bentuk tajuknya yang tebal berpotensi
mengintersepsi air hujan lebih besar dibandingkan dengan jenis pohon akasia dan karet. Namun tidaklah cukup dengan hanya melihat berdasarkan sifat
kualitatifnya saja, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui jenis mana di antara ketiga pohon tersebut yang paling baik dalam mengintersepsi air hujan.
Berdasarkan pemikiran di atas, sangat penting dilakukannya penelitian tentang intersepsi, aliran batang steam flow, dan lolosan tajuk through fall,
karena dengan mengetahui aliran batang dan lolosan tajuk serta besarnya intersepsi pada ketiga jenis pohon tersebut, maka dapat diperoleh informasi
mengenai jenis pohon yang sesuai untuk ditanam pada lahan kritis atau daerah rawan banjir, khususnya di wilayah permukiman atau perkotaan.