Latar Belakang dan Masalah

Seiring pesatnya peningkatan populasi manusia, perlahan-lahan luas hutan berkurang. Hal ini disebabkan karena hutan sebagai penyedia sumberdaya alam terus menerus dimanfaatkan oleh manusia. Peningkatan populasi yang diiringi dengan peningkatan kebutuhan hidup membuat manusia tak henti- hentinya memanfaatkan sumberdaya hutan secara berlebihan yang pada akhirnya justru menyebabkan terjadinya degradasi hutan. Di sisi lain upaya pengelolaan hutan di negeri ini masih jauh dari membanggakan. Berdasarkan informasi dari Departemen Kehutanan 2008, data terakhir menunjukkan bahwa laju deforestasi hutan antara tahun 2000-2005 sebesar 1,089 juta hatahun. Jika hutan terus menerus mengalami degradasi bukan tidak mungkin bencana alam seperti longsor dan banjir akan terus terjadi. Salah satu wilayah yang kondisi tanahnya kurang baik adalah lahan kritis. Lahan yang demikian memiliki potensi terjadinya aliran permukaan yang berlebihan. Selain itu, bila lahan tersebut berada pada daerah perbukitan tanpa vegetasi hutan diatasnya maka peluang terjadinya erosi dan longsor semakin besar. Daerah kritis atau area tak bervegatasi membutuhkan setidaknya upaya konservasi berupa penghijauan atau reboisasi. Untuk melakukan penghijauan wilayah perkotaan dan rehabilitasi lahan kritis, paling tidak dibutuhkan karakteristik atau tipe pohon yang mampu mengintersepsi air hujan dengan baik sehingga mampu mengurangi aliran permukaan permukaan. Pemilihan jenis pohon yang tepat untuk upaya reboisasi dan penghijauan dilihat dari kemampuannya dalam mengintersepsi air hujan sangat penting untuk dilakukan. Minimnya kajian ilmiah mengenai hidrologi hutan khususnya terkait kemampuan tanaman kehutanan dalam mengurangi dampak aliran permukaan yang berlebih telah memunculkan gagasan untuk melakukan penelitian ini. Oleh karena itu, dilakukan penelitian terhadap tiga jenis pohon, yaitu akasia Acacia auriculiformis, karet Hevea brasiliensis, dan kerai payung Filicium decipiens terhadap besarnya intersepsi, aliran batang, dan lolosan tajuk. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam pemilihan jenis pohon dalam mengintersepsi air hujan. Selain itu, penelitian ini juga dapat memperkaya koleksi literatur tentang intersepsi, aliran batang, dan lolosan tajuk jenis-jenis tanaman kehutanan, khususnya di arboretum Universitas Lampung.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui besarnya intersepsi, aliran batang, dan lolosan tajuk pada pohon akasia Acacia auriculiformis, karet Hevea brasiliensis, dan kerai payung Filicium decipiens.

C. Kerangka Pemikiran

Meningkatnya degradasi hutan berdampak luas terhadap kehidupan manusia di atas permukaan bumi. Pemanasan global, keanekaragaman hayati yang semakin berkurang, hingga bencana alam seperti longsor dan banjir. Semua bencana tersebut merupakan hal yang patut disayangkan, sebab hutan merupakan aset alam terbesar bangsa, bahkan iklim global juga dipengaruhi oleh keberadaan hutan di Indonesia. Bencana alam seperti banjir dan tanah longsor dari tahun ke tahun terus terjadi dan telah menelan banyak korban jiwa maupun harta benda. Keadaan tersebut tidak lepas dari terganggunya fungsi hidrologi hutan. Hutan sebagai selimut bumi yang berperan vital dalam kelangsungan siklus hidrologi telah terdegradasi karena pembukaan lahan yang disebabkan oleh pertambangan, pertanian, pemukiman, industri, dan lain-lain. Air yang jatuh ke bumi sebagai hujan tidak semua ter-infiltrasi ke dalam tanah, melainkan sebagian mengalir sebagai aliran permukaan run-off yang berlebihan. Hal ini yang mengganggu siklus air sehingga terjadi penggenangan yang berakibat banjir dan terjadinya erosi. Salah satu upaya pemulihan kondisi vegetasi hutan adalah dengan cara reboisasi lahan. Untuk itu, dibutuhkan pemilihan jenis-jenis pohon yang sesuai untuk kondisi lahan maupun topografi wilayah. Salah satu cara untuk mengetahui potensi jenis pohon yang cocok untuk ditanam di daerah resapan atau di lahan kritis adalah dengan memperhitungkan kemampuan pohon tersebut dalam menahan air jatuh ke permukaan mengintersepsi hujan. Karakteristik jenis pohon satu sama lain memiliki perbedaan yang dapat mempengaruhi besarnya intersepsi, aliran batang, dan lolosan tajuk. Berdasarkan hal tersebut, maka dipilih tiga jenis pohon dengan karakter yang berbeda satu sama lain untuk diteliti kemampuannya dalam mengintersepsi air hujan. Jenis pohon tersebut antara lain, akasia Acacia auriculiformis, karet Hevea brasiliensis, dan kerai payung Filicium decipiens.