Aliran Batang Steam Flow

Pohon kerai payung merupakan jenis pohon terbaik dengan nilai aliran batang terkecil. Besarnya aliran batang, lolosan tajuk, intersepsi, dan curah hujan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Aliran batang, lolosan tajuk, dan intersepsi pada berbagai jenis pohon Jenis Pohon Aliran Batang Lolosan Tajuk Intersepsi mm mm mm Akasia 0,010b 0,039 20,128c 75,882 6,387a 24,080 Karet 0,030c 0,113 18,866b 71,124 7,629b 28,763 K.Payung 0,005a 0,018 16,652a 62,777 9,869c 37,205 Keterangan: 1. Besarnya curah hujan selama periode pengamatan adalah 26,525 mm. 2. Angka yang diikuti oleh huruf yang sama secara vertikal tidak berbeda menurut uji BNT pada taraf nyata 5. Perbedaan besarnya nilai aliran batang pada suatu pohon dipengaruhi oleh keadaan permukaan batang dan sistem percabangannya. Menurut Lee 1990, aliran batang secara konsisten lebih besar untuk pohon-pohon yang mempunyai kulit yang lebih rata bertekstur halus. Hal ini juga sesuai dengan penjelasan Rushayati 1999, bahwa untuk batang yang licin aliran batangnya cepat, sedangkan pada kulit batang yang kasar dan merekah aliran batangnya lambat. Aliran batang pada pohon kerai payung lebih kecil dibandingkan dengan pohon karet, hal ini disebabkan kondisi permukaan batang kerai payung yang retak berserpih. Kondisi tajuk yang rapat, menyebabkan air hujan akan lebih banyak tertahan di tajuk dan diuapkan kembali ke udara. Sementara hanya sebagian kecil yang mengalir pada batang sebagai aliran batang. Pohon akasia memiliki permukaan batang yang beralur dangkal permukaan batang sedikit kasar, permukaan membentuk alur yang teratur namun tidak terlalu dalam atau dangkal, sehingga air dapat mengalir lebih lambat bila dibandingkan dengan kondisi permukaan batang yang lebih halus. Namun pada kondisi permukaan batang seperti ini, aliran batang menjadi lebih besar dari pada aliran batang pada permukaan batang yang kasar. Kondisi tajuk yang jarang, menciptakan banyak ruang di dalam tajuk, sehingga menyebabkan air hujan yang tertiup angin tertangkap oleh batang kemudian akan mengalir sebagai aliran batang. Aliran batang terbesar terjadi pada pohon karet. Besarnya aliran batang pada pohon ini dipengaruhi oleh kondisi permukaan batangnya yang halus. Dengan kondisi tajuk yang tidak rapat, air hujan dapat tertangkap oleh batang pohon. Aliran batang pun dapat mengalir lebih cepat dan nilainya semakin besar dikarenakan permukaan batangnya halus. Bentuk tajuk dan kondisi permukaan batang pohon dapat dilihat pada Tabel 3. Untuk mengetahui hubungan antara curah hujan dan aliran batang, maka dilakukan analisis regresi linear sederhana. Hasil analisis regresi linear sederhana disajikan pada Gambar 5. Gambar 5. Hubungan curah hujan dengan aliran batang pada pohon akasia , karet , dan kerai payung Besarnya nilai koefisien korelasi r pada masing-masing hubungan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara curah hujan dengan aliran batang. Peningkatan curah hujan akan meningkatkan besarnya aliran batang pada ketiga jenis pohon.

C. Lolosan Tajuk Through Fall

Nilai lolosan tajuk terbesar dimiliki oleh jenis pohon akasia yaitu 20,13 mm 75,88 dari curah hujan, kemudian karet sebesar 18,87 mm 71,12 dan nilai lolosan tajuk terkecil terdapat pada pohon kerai payung sebesar 16,65 mm 62,77. Persentase nilai lolosan tajuk pada setiap jenis pohon terhadap curah hujan disajikan pada Gambar 6. Akasia y = 0,004x - 0,004 r = 0,978 Karet y = 0,012x - 0,006 r = 0,990 Kerai Payung y = 0,002x - 0,002 r = 0,984 0,0000 0,0100 0,0200 0,0300 0,0400 0,0500 0,0600 7,96 14,15 25,51 41,43 43,58 A li ran B at ang m m Curah Hujan mm Keterangan: Besarnya curah hujan 26,525 mm 100. Gambar 6. Persentase lolosan tajuk pada pohon akasia , karet , dan kerai payung Pohon kerai payung merupakan jenis pohon terbaik karena memiliki nilai lolosan tajuk terkecil Tabel 6. Perbedaan besarnya lolosan tajuk disebabkan karena kondisi tajuk dari ketiga jenis pohon tersebut berbeda. Pohon akasia dengan lolosan tajuk terbesar, memiliki kondisi tajuk yang tidak rapat, di mana terdapat celah yang memungkinkan air hujan tidak sempat tertahan di tajuk dan langsung jatuh ke permukaan tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Asdak 2002, bahwa air lolos lolosan tajuk akan semakin berkurang sejalan dengan bertambah rapatnya tajuk vegetasi atau tegakan hutan. 75,88 71,12 62,77 0,000 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 jenis pohon Lolos an T aj uk dar i C ur ah H uj an