Hukum Pidana Pengantar Ilmu Hukum Indonesia

BAB VI Hukum Pidana

V I . 1 Pe r n ge r t ia n h u k u m Pida n a Hukum pidana adalah hukum yang m engat ur t ent ang pelanggaran dan kej ahat an t erhadap kepent ingan um um . Pelanggaran dan kej ahat an t ersebut diancam dengan hukum an yang m erupakan penderit aan at au siksaan bagi yang bersangkut an. Pelanggaran adalah perbuat an pidana yang ringan, ancam an hukum annya berupa denda at au kurungan. Sem ua perbuat an pidana yang t ergolong pelanggaran diat ur dalam buku I I I KUHP. Macam - m acam pelanggaran adalah : 1. pelanggaran t erhadap keam anan um um bagi orang, barang dan kesehat an um um yang diat ur dalam Pasal 498- 502. 2. pelanggaran t erhadap ket ert iban um um , diat ur dalam Pasal 503- 520. 3. pelanggaran t erhadap kekuasaan um um , diat ur dalam Pasal 521- 528. 4. pelanggaran t erhadap kedudukan w arga, diat ur dalam Pasal 529- 530. 5. pelanggaran t erhadap orang yang perlu dit olong, diat ur dalam Pasal 531. 6. pelanggaran t erhadap kesopanan, diat ur dalam Pasal 532- 547. 7. pelanggaran t erhadap polisi daerah, diat ur dalam Pasal 548- 547. 8. pelanggaran dalam j abat an, diat ur dalam Pasal 552- 559. 9. pelanggaran dalam pelayaran, diat ur dalam Pasal 560- 569. 69 Kej ahat an adalah perbuat an pidana yang berat . Ancam an hukum annya dapat berupa hukum an denda, hukum an penj ara dan hukum an m at i, dan kadangkala m asih dit am bah dengan hukum an penyit aan barang- barang t ert ent u, pencabut an hak t ert ent u sert a pengum um an keput usan hakim . Kej ahat an yang dilakukan oleh seseorang dapat digolongkan m enurut sasar annya sebagai berikut : 1. kej ahat an t erhadap keam anan negara, diat ur dalam Pasal 104- 129. 2. kej ahat an t erhadap m art abat , kedudukan presiden dan w akil presiden, diat ur dalam Pasal 130- 139. 3. kej ahat an t erhadap negara yang bersahabat dan kej ahat an t erhadap kepla negara at au w akil kepala negar a t ersebut , diat ur dalam Pasal 139- 145. 4. kej ahat an t erhadap ket ert iban um um , diat ur dalam Pasal 153 bis- 181. 5. kej ahat an t ent ang perkelahian sat u law an sat u, diat ur dalam Pasal 182- 186. 6. kej ahat an yang m endat angkan bahaya bagi keam anan um um m anusia at au bar ang, diat ur dalam Pasal 187- 206. 7. kej ahat an t erhadap kekuasaan um um , diat ur dalam Pasal 207- 241. 8. kej ahat an t ent ang sum pah palsu at au ket erangan palsu, diat ur dalam Pasal 242- 243. 9. kej ahat an pem alsuan m at a uang dan m at a uang kert as negara sert a uang kert as bank, diat ur dalam Pasal 244- 252. 10. kej ahat an t ent ang pem alsuan m at erai dan m erek, diat ur dalam Pasal 253- 262. 11. kej ahat an t ent ang pem alsuan surat - surat , diat ur dalam Pasal 263- 276. 70 12. kej ahat an t erhadap kedudukan warga, diat ur dalam Pasal 277- 280. 13. kej ahat an t erhadap kesopanan, diat ur dalam Pasal 281- 303. 14. kej ahat an t ent ang m eninggalkan seseorang yang m em erlukan pert olongan, diat ur dalam Pasal 304- 309. 15. kej ahat an t ent ang penghinaan, diat ur dalam Pasal 310- 321. 16. kej ahat an t ent ang m em buka rahasia, diat ur dalam Pasal 322- 323. 17. kej ahat an t erhadap kem er dekaan seseorang, diat ur dalam Pasal 324- 337. 18. kej ahat an t erhadap j iwa orang, diat ur dalam Pasal 338- 350 19. kej ahat an t ent ang penganiayaan, diat ur dalam Pasal 351- 358. 20. kej ahat an t ent ang kesalahan yang m engakibat kan luka at au m at inya seseorang, diat ur dalam Pasal 359- 361. 21. kej ahat an t ent ang pencurian, diat ur dalam Pasal 362- 367. 22. kej ahat an t ent ang pem erasan, diat ur dalam Pasal 368- 371. 23. kej ahat an t ent ang penggelapan, diat ur dalam Pasal 372- 377. 24. kej ahat an penipuan, diat ur dalam Pasal 378- 395. 25. kej ahat an t ent ang m erugikan penagih ut ang at au orang yang berhak, diat ur dalam Pasal 396- 405. 26. kej ahat an t ent ang pengerusakan barang at au penghancuran barang, diat ur dalam Pasal 406- 412. 27. kej ahat an yang dilakukan dalam j abat an, diat ur dalam Pasal 413- 437. 28. kej ahat an dalam pelayaran, diat ur dalam Pasal 438- 479. 29. kej ahat an t ent ang pert olongan j ahat , diat ur dalam Pasal 480- 485. 30. kej ahat an yang dilakukan berulang- ulang, diat ur dalam Pasal 486- 488. 71 Sem ua j enis kej ahat an diat ur dalam Buku I I KUHP. Nam un dem ikian, m asih ada j enis kej ahat an yang diat ur di luar KUHP, dikenal dengan ” t indak pidana khusus” m isalnya t indak pidana korupsi, subversi, narkot ika, t indak pidana ekonom i. V I . 2 Tu j u a n H u k u m Pida n a Tuj uan hukum pidana ada dua m acam : a. unt uk m enakut - nakut i set iap orang agar m ereka t idak m elakukan perbuat an pidana fungsi prevent if b. unt uk m endidik orang yang t elah m elakukan perbuat an yang t ergolong perbuat an pidana agar m ereka m enj adi orang yang baik dan dapat dit erim a kem bali dalam m asyarakat fungsi represif . Jadi dapat disim pulakan t uj uan hukum pidana adalah unt uk m elindungi m asyarakat . V I . 3 Pe m ba gia n h u k u m Pida n a Hukum pidana dapat dibedakan m enj adi dua yait u : 1. hukum pidana obj ekt if ius Poenale adalah seluruh perat uran yang m em uat t ent ang keharusan at au larangan dengan disert ai ancam an hukum an bagi yang m elanggarnya. Hukum pidana obj ekt if dibedakan lagi m enj adi : a. hukum pidana m at erial adalah sem ua perat uran yang m em uat rum usan t ent ang : • Perbuatan-perbuatan apa yang dapat dihukum . • Siapa yang dapat dihukum . • Hukum an apa yang dapat ditetapkan. 72 Hukum pidana m at erial m erum uskan t ent ang pelanggaran dan kej ahat an syarat - syarat apa yang diperlukan seseorang dapat dihukum . Hukum pidana m at erial dibagi m enj adi : • Hukum pidana um um , adalah hukum pidana yang berlaku bagi sem ua orang um um • Hukum pidana khusus, adalah hukum pidana yang berlaku bagi orang- orang t ert ent u, sepert i anggot a TNI at au unt uk perkara- perkara t ert ent u. b. hukum pidana form al adalah perat uran- perat ur an hukum yang m enent ukan bagaim ana cara m em elihara dan m em pert ahankan hukum pidana m at erial. 2. hukum pidana subj ekt if I us Puniendi adalah hak negara unt uk m enghukum seseorang berdasarkan hukum obj ekt if. Hak- hak negara yang t ercant um dalam hukum pidana subj ekt if, m isalnya : a. hak negara unt uk m em berikan ancam an hukum an. b. Hak j aksa unt uk m enunt ut pelaku t indak pidana. c. Hak hakim unt uk m em ut uskan suat u perkara. Sk e m a Pe m ba gia n hu k u m pida n a Hukum Pidana Obj ekt if Hukum Pidana Form al Hukum Pidana Khusus Hukum Pidana Um um Hukum Pidana Mat erial Hukum Pidana Subj ekt if Hukum Pidana 73 V I . 4 Pe r ist iw a Pida n a Adalah, suat u kej adian yang m engandung unsur- unsur perbuat an yang dilarang oleh undang- undang, sehingga siapa yang m enim bulkan perist iw a it u dapat dikenai pidana hukum an . Unsur- unsur perist iw a pidana dapat dit inj au dari dua segi, yait u segi subj ekt if dan segi obj ekt if. Dari segi subj ekt if adalah perbuat an yang dilakukan seseorang secara salah, unsur- unsur kesalahan sipelaku it ulah yang m engakibat kan t erj adinya per ist iwa pidana. Dari segi obj ekt if adalah berkait an dengan t indakan, perist iw a pidana adalah perbuat an m elaw an hukum yang sedang berlaku, akibat perbuat an it u dilarang dan diancam dengan hukum an. Suat u perist iw a agar dapat dikat akan sebagai suat u perist iw a pidana harus m em nuhi syarat - syarat sepert i berikut : a. harus ada suat u perbuat an, yait u kegiat an yang dilakukan oleh seseorang at au sekelom pok orang. b. Perbuat an harus sesuai sebagaim ana yang dirum uskan dalam undang- undang. Pelakunya harus t elah m elakukan suat u kesalahan dan harus m em pert anggungj aw abkan perbuat annya. c. Harus ada kesalahan yang dapat dipert anggungj aw abkan. Jadi perbuat an it u m em ang dapat dibukt ikan sebagai suat u perbuat an yang m elanggar ket ent uan hukum . d. Harus ada ancam an hukum annya. Dengan kat a lain, ket ent uan hukum yang dilanggar it u m encant um kan sanksinya. 74 V I .5 M a ca m - m a ca m Pe r bu a t a n Pida n a D e lik Adalah, perbuat an seseorang at au sekelom pok orang yang m enim bulkan perist iw a pidana at au perbuat an yang m alanggar hukum pidana dan diancam dengan hukum an. Perbuat an pidana dibedakan m enj adi beberapa m acam , yait u : 1. perbuat an pidana delik form al, adalah suat u perbuat an pidana yang sudah dilakukan dan perbuat an it u benar- benar m elanggar ket ent uan yang dirum uskan dalam Pasal undang- undang yang bersangkut an. 2. Delik m at erial, adalah suat u perbuat an pidana yang dilarang, yait u akibat yang t im bul dari perbuat an it u. 3. delik dolus, adalah suat u perbuat an pidana yang dilakukan dengan sengaj a. 4. delik cupla, adalah perbuat an pidana yang t idak disengaj a. 5. delik aduan, adalah suat u perbuat an pidana yang m em erlukan pengaduan orang lain. 6. delik polit ik, adalah delik at au perbuat an pidana yang dit uj ukan kepada keam anan negara baik secara langsung m aupun t idak langsung. V I . 6 Kit a b Un da n g- u n da n g H u k u m Pida n a KU H P a. Sej arah Terbent uknya KUHP KUHP yang berlaku di I ndonesia saat ini t erbent uk sej ak t ahun 1915 dalam bent uk kodifikasi m elalui S. 1915 No. 732 KUHP ini m ulai berlaku sej ak 1 Januari 1918 ket ika I ndonesia m asih dalam penj aj ahan Belanda. Set elah I ndonesia m erdeka KUHP dinyat akan berlaku m elalui UU No. 1 Tahun 1946 sudah diubah dan disesuaikan kebut uhan m asyarakat 75 I ndonesia . Kem udian KUHP dinyat akan berlaku um um unifikasi hukum pidana . Melalui UU No. 1 Tahun 1946 29 Sept em ber 1958 . Kodifikasi KUHP adalah selaras dengan W.V.S Negeri Belanda, W.V.S bersum ber dari Code Penal Prancis, dan Code Penal Prancis bersum ber dari Hukum Rom aw i. Jadi sum ber KUHP sebenarnya dari Hukum Rom aw i. b. Sist em at ika KUHP KUHP t erdiri dari t iga buku : Buku I : m engat ur t ent ang Ket ent uan Um um , t erdiri dari 9 bab, t iap bab t erdiri dari berbagai Pasal yang j um lahnya 103 Pasal Pasal 1- 103 . Buku I I : m engat ur t ent ang Kej ahat an t erdiri dari 31 bab dan 385 Pasal Pasal 104- 448 Buku I I I : m engat ur t ent ang Pelanggaran t erdiri dari 10 bab yang m em uat 81 Pasal Pasal 449- 569 c. Kekuasaan Berlakunya KUHP Kekuasaan berlakunya KUHP dapat dit inj au dari dua segi, yait u segi negat if dan segi posit if. Segi negat if dikait kan berlakunya KUHP dengan w akt u t erj adinya perbuat an pidana, art inya bahw a KUHP t idak berlaku surut . Hal t ersebut dapat dilihat dari ket ent uan Pasal 1 ayat 1 KUHP yang bunyinya : ” Sem ua perbuat an t idak dapat dihukum selain at as kekuat an at uran pidana dalam undang- undang yang diadakan sebelum perbuat an it u t erj adi” kekuasaan berlakunya KUHP dit inj au dari segi posit if, art inya bahw a kekuat an berlakunya KUHP t ersebut dikait kan dengan t em pat t erj adinya 76 perbuat an pidana. Kekuasaan berakunya KUHP yang dikait kan dengan t em pat diat ur dalam Pasal 2 ayat 9 KUHP. d. Asas- asas yang Terkandung dalam KUHP 1. asas legalit as, berdasarkan adagium nullum delict um nullapoena sine praevia lege poenale. Art inya t idak ada perbuat an yang dapat dipidana kecuali at as kekuat an at uran pidana dalam perundang- undangan yang t elah ada sebelum perbuat an dilakukan. Asas ini t am pak dari bunyi Pasal 1 ayat 1 KUHP. 2. asas t erit orialit as adalah asas yang m em berlakukan KUHP bagi sem ua or ang yang m elakukan pidana di dalam lingkungan w ilayah I ndonesia. Asas ini dapat dilihat dari ket ent uan Pasal 2 dan 3 KUHP. Tet api KUHP t idak berlaku bagi m ereka yang m em iliki hak kebebasan diplom at ik berdasarkan asas ” ekst rat erit orit od” . 3. asas nasional akt if adalah asas yang m em berlakukan KUHP t erhadap orang- orang I ndonesia yang m elakukan perbuat an pidana di luar w ilayah Republik I ndonesia. Asas ini bert it ik t olak pada orang yang m elakukan perbuat an pidana. Asas ini dinam akan j uga asas personalit et . 4. asas nasional pasif, adalah suat u asas yang m em berlakukan KUHP t erhadap siapapun j uga baik WNI m aupun WNA yang m elakukan perbuat an pidana di luar wilayah I ndonesia. Jadi yang diut am akan adalah keselam at an kepent ingan suat u negara. Asas ini dinam akan asas perlindungan. 77 5. asas universalit as, adalah suat u asas yang m em berlakukan KUHP t erhadap perbuat an pidana yang t erj adi di luar w ilayah I ndonesia yang bert uj uan unt uk m erugikan kepent ingan int ernasional. Perist iw a pidana yang t erj adi dapat berada di daerah yang t idak t erm asuk kedaulat an negara m anapun. Jadi yang diut am akan oleh asas t ersebut adalah keselam at an int ernasional. Cont oh : pem baj akan kapal di laut an bebas, pem alsuan m at a uang negra bukan negara I ndonesia. V I .7 Je n is- j e n is H u k u m a n Jenis- j enis hukum an dapat dilihat dari ket ent uan Pasal 10 KUHP. Pasal 10 KUHP m enent ukan adanya hukum an pokok dan hukum an t am bahan. Hukum pokok adalah : a. hukum an m at i b. hukum an penj ara c. hukum an kurungan d. hukum an denda hukum an t am bahan adalah : a. pencabut an hak- hak t ert ent u. b. Peram pasan penyit aan barang- barang t ert ent u. c. Pengum um an put usan hakim . Perbedaan ant ara hukum an pokok dengan hukum an t am bahan adalah : • Hukum an pokok terlepas dari hukum an lain, berarti dapat dij atuhkan kepada t erhukum secara m andiri. 78 • Hukum an tabahan hanya m erupakan tam bahan pada hukum an pokok sehingga t idak dapat dij at uhkan t anpa ada hukum an pokok t idak m andiri . 79

BAB VII Hukum Perdata