Hukum Administrasi Negara Pengantar Ilmu Hukum Indonesia

Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 55

BAB V Hukum Administrasi Negara

V . 1 Pe n ge r t ia n H u k u m Adm in ist r a si N e ga r a Dikalangan para sarj ana t idak ada kat a sepakat t ent ang pengert ian Hukum Adm inist rasi Negara. Beberapa pendapat para sarj ana adalah sebagai berikut : a. Hukum Adm inist rasi Negara adalah perat uran hukum yang m engat ur adm inist rasi, yait u hubungan ant ar w arga negara dan Pem erint ahnya yang m enj adi sebab hingga negara it u berfungsi. R. Abdoel Dj am ali b. Hukum Adm inist rasi Negara adalah keseluruhan at uran hukum yang m engat ur bagaim ana negara sebagai penguasa m enj alankan usaha- usaha unt uk m em enuhi t ugasnya. Kusum adi Poedj osew oj o Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 56 c. Hukum Adm inist rasi Negara adalah hukum yang m enguj i hubungan hukum ist im ew a yang diadakan, akan kem ungkinan para pej abat m elakukan t ugas m er eka yang khusus. E. Ut recht d. Hukum Adm inist rasi Negara adalah keseluruhan at uran yang harus diperhat ikan oleh para penguasa yang diserahi t ugas Pem erint ahan dalam m enj alankan t ugasnya. Van Apeldoorn e. Hukum Adm inist rasi Negara adalah hukum yang m engat ur t ent ang hubungan- hubungan hukum ant ara j abat an- j abat an dalam negara dengan para w arga m asyarakat . Dj okosut ono I st ilah hukum adm inist rasi negara adalah t erj em ahan dari ist ilah Adm inist rat ief recht bahasa Belanda . Nam un, ist ilah Adm inist rat ief recht j uga dit erj em ahkan m enj adi ist ilah lain, yait u hukum t at a usaha negara dan hukum t at a Pem erint ahan. V .2 Su m be r - su m be r H u k u m Adm in ist r a si N e ga r a Sum ber hukum pada um um nya, dapat dibedakan m enj adi dua : a. Sum ber hukum m at erial, y ait u sum ber hukum yang t urut m enent ukan isi kaidah hukum . Sum ber hukum m at erial ini ber asal dar i perist iwa- perist iw a dalam pergaulan m asyarakat dan perist iw a- peist iw a it u dapat m em pengaruhi bahkan m enent ukan sikap m anusia. Perist iwa- perist iwa t ersebut diberi penilaian oleh m asyar akat dan penilaian it u akan m enj adi pet unj uk hidup yang dit erim a m asyarakat dan diberi perlindungan oleh Pem erint ah. b. Sum ber hukum for m al, yait u sum ber hukum yang sudah diberi bent uk t ert ent u. Agar berlaku um um , suat u kaidah harus diberi bent uk sehingga Pem erint ah dapat m em pert ahankannya. Penilaian dan Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 57 penghargaan m anusia t erhadap pet unj uk hidup it u diposit ifkan sehingga akhirnya dij adikan hukum posit if. Sum ber hukum for m al hukum adm inist rasi negara m enurut Ut r echt adalah : a. undang- undang hukum adm inist rasi negara yang m erupakan kebiasaan b. Prakt ek adm inist rasi negara hukum adm inist rasi negara yang m erupakan kebiasaan c. Yurisprudensi d. Pendapat para hukum adm inist rasi negara. Hukum adm inist rasi negara belum dikodifikasi sebagaim ana hukum perdat a, hukum pidana m aupun hukum dagang karena : 1. perat uran- perat uran dalam bidang adm inist rasi negara lebih cepat berubah bila dibandingkan dengan hukum perdat a, hukum pidana, dan hukum dagang, bahkan perubahan it u kadang- kadang secara m endadak. 2. pem bent ukan hukum adm inist rasi negara t idak berada dalam suat u t angan, m elainkan banyak pej abat adm inist rasi negara yang dapat m em buat perat uran. Cont oh : di I ndonesia, selain Presiden dan DPR yang berw enang m em buat UU, m asih t erdapat lagi lem baga pej abat eksekut if yang dapat m em buat perat uran perundang- undangan yang lain, m isalnya : • Menteri m engeluarkan surat keputusan, intruksi dan lain-lain. • Gubernur m engeluarkan peraturan daerah. • Dirjen m engeluarkan surat keputusan dan lain-lain. Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 58 V .3 Obj e k H u k u m Adm in ist r a si N e ga r a Pengert ian obj ek adalah perm asalahan yang akan dibicarakan. Maksudnya obj ek hukum adm inist rasi negara adalah pokok perm asalahan yang akan dibicarakan dalam hukum adm inist rasi negara. Berangkat dari pendapat Pr of. Dj okosut ono, SH, bahw a hukum adm inist rasi Negara adalah hukum yang m engat ur t ent ang hubungan- hubungan hukum hubungan ant ara j abat an- j abat an dalam negara dengan para w arga m asyarakat , m aka dapat disim pulkan bahw a obj ek Hukum Adm inist rasi Negara adalah pem egang j abat an dalam negara it u at au alat - alat perlengkapan negara dan w arga m asyarakat . Kesim pulan it u dit arik dengan alasan bahw a yang akan diat ur oleh hukum adm inist rasi negara adalah hubungan ant ara alat - alat perlengkapan negara di sat u pihak dan para w arga m asyarakat dilain pihak. Hubungan t ersebut sebagai konsekw ensi pelaksanaan t ugas alat - alat perlengkapan negara dalam m enj alankan fungsinya, yait u m elayani w arga m asyarakat baik seacra individual m aupun secara kelom pok. Pendapat lain m engat akan bahw a sebenarnya obj ek hukum adm inist rasi adalah sam a dengan obj ek hukum t at a negara, yait u negara pendapat Soehino, SH . Pendapat dem ikian dilandasi alasan bahw a hukum adm inist rasi negara dan hukum t at a negara sam a- sam a m engat ur negara. Nam un , kedua hukum t ersebut berbeda, yait u Hukum Adm inist rasi Negara dalam keadaan bergerak sedangkan hukum t at a negara m engat ur negara dalam keadaan diam . Maksud dari ist ilah ” negara dalam keadaan bergerak” adalah bahw a negara t ersebut dalam keadaan hidup. Hal ini berart i bahw a j abat an- j abat an at au alat - alat perlengkapan negara yang ada pada negara it u t elah Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 59 m elaksanakan t ugasnya sesuai dengan fungsinya m asing- m asing. I st ilah ” negara dalam keadaan diam ” berart i bahw a negara it u belum hidup sebagaim ana m est inya. Hal ini berart i bahw a alat - alat perlengkapan negara yang ada pada negara it u belum m enj alankan fungsinya. Disam ping it u dapat pula diket ahui hubungan ant ara kedua hukum t ersebut , yait u hukum adm inist rasi negara m elengkapi hukum t at a negara. Tanpa Hukum Adm inist rasi Negara alat - alat perlengkapan negara yang ada belum dapat m elaksanakan t ugasnya karena belum ada pedom an yang m enj adi panut annya. Sebaliknya t idak adanya hukum t at a negara akan m engakibat kan kekacauan di dalam penyelenggaraan organisasi negara, bahkan ak hirnya akan dapat m anim bilkan anarki, sebab hukum t at a negara diperlukan unt uk m em berikan bat as- bat as t anggungj aw ab dan w ew enang dari perangkat adm inist rasi negara. V .4 Be n t u k - be n t u k Pe r bu a t a n Pe m e r in t a h a n Pengert ian Pem erint ahan dibedakan m enj adi dua : 1. Pem erint ahan dalam art i luas, yait u Pem erint ahan yang t erdiri dari t iga kekuasaan yang m asing- m asing t er pisah sat u sam a lain. Tiga kekuasaan it u adalah : a. Kekuasaan legislat if. b. Kekuasaan eksekut if. c. Kekuasaan yudikat if. Pem isahan kekuasaan t ersebut di at as berdasarkan t eori Trias Polit ica dari Mont esquieu. Tet api, m enurut Van Vollenhoven, Pem erint ahan dalam art i Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 60 luas berbeda dengan t eori t rias polit ica. Menurut Van Vollenhoven Pem erint ahan dalam art i luas m encakup : a. t indakan kegiat an Pem erint ahan dalam art i sem pit best uur . b. Tindakan kegiat an Polisi polit ie . c. Tindakan kegiat an peradilan Recht s praak d. Tindakan m em buat perat uran Regeling, w et geving Sedangkan Pem erint ahan dalam art i luas m enurut Lem aire adalah Pem erint ahan yang m eliput i : a. Kegiat an penyelenggaraan kesej aht araan um um best uur zorg b. Kegiat an Pem erint ah dalam art i sem pit c. Kegiat an kepolisian d. Kegiat an peradilan e. Kegiat an m em buat perat uran Sedangkan Donner berpendapat , bahw a Pem erint ahan dalam art i luas dibagi m nj adi dua t ingkat an dw ipraj a , yait u : a. alat - alat Pem erint ahan yang m enet ukan hukum negara polit ik negara. b. Alat - alat pelengkapan Pem erint ahan yang m enj alankan polit ik negara yang t elah dit ent ukan. 2. Pem erint ahan dalam art i sem pit ialah badan pelaksana kegiat an eksekut if saj a t idak t erm asuk badan kepolisian, peradilan dan badan perundang- undangan. Dengan dem ikian, j ika m elihat sist em at ika Pem erint ahan dari keem pat orang t ersebut , yang t erm asuk Pem erint ah dalam art i sem pit adalah : Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 61 Mont esquieu : huruf b saj a Van Vollenhoven : huruf a saj a Lem aire : huruf a dan b saj a Donner : huruf b saj a Pem erint ahan dalam art i sem pit it u dapat disebut dengan ist ilah lain, yait u “ adm inist rasi negara” . Bent uk- bent uk perbuat an Pem erint ahan yang dim aksud dalam rangkum an ini ialah bent uk- bent uk t indakan adm inist rasi negara. Bent uk perbuat an Pem erint ahan at au bent uk t indakan adm inist rasi negara secara garis besar dapat dibedakan m enj adi dua m acam yait u : 1. perbuat an hukum t indakan hukum . 2. bukan perbuat an hukum . Perbuat an Pem erint ah yang t erm asuk perbuat an hukum dibedakan m enj adi dua, yait u : 1. perbuat an m enurut hukum privat . 2. perbuat an m enurut hukum publik. Perbuat an Pem erint ah yang m enurut hukum privat , m isalnya perbuat an adm inist rasi negara dengan subj ek hukum lain dalam hal sew a m enyew a gedung, j ual beli t anah Pasal 1548 dan 1457 KUHPerdat a . Perbuat an Pem erint ah m enurut hukum publik, m isalnya perbuat an adm inist rasi negara dalam hal penggusuran rum ah t anah, m em bangun w aduk, m em buat surat keput usan at au ket et apan. Perbuat an Pem erint ah m enurut hukum publik dibedakan m enj adi dua, yait u : 1. Perbuat an m enurut hukum publik bersegi sat u, yait u suat u perbuat an hukum yang dilakukan oleh aparat adm inist rasi negara berdasarkan w ew enang ist im ew a dalam hal m em buat suat u ket et apan yang m engat ur hubungan ant ara sesam a adm inist rasi negara m aupun ant ara adm inist rasi negara dengan w arga m asyarakat . 2. Perbuat an m enurut hukum publik bersegi dua, yait u sesuat u perbuat an aparat adm inist rasi negara yang dilakukan oleh dua pihak at au lebih secara sukarela. Sk e m a t e n t a n g Be n t u k - be n t u k Pe r bu a t a n Pe m e r in t a h a n Perbuatan Hukum Perbuatan menurut hukum privat Perbuatan menurut hukum publik bersegi satu Perbuatan menurut hukum publik bersegi dua Perbuatan menurut hukum publik Perbuatan bukan perbuatan hukum Perbuatan Pemerintah Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 62 Ket et apan yang dihasilkan oleh adm inist rasi negara agar dapat berfungsi haruslah m erupakan ket et apan yang sah. Sahnya suat u ket et apan m enurut Van der Pot harus m em enuhi 4 syarat : 1. Ket et apan dibuat oleh alat perlengkapan negara yang berw enang. 2. Ket et apan t idak m engandung cacat yuridis. 3. Ket et apan harus diberi bent uk yang dit et apkan dalam perat uran yang m enj adi dasarnya dan pem buat harus m em perhat ikan prosedurnya 4. isi dan t uj uan harus sesuai dengan isi dan t uj uan perat uran dasarnya. Ket et apan yang t idak m em enuhi syarat - syarat at au t idak sah adalah bat al. Ada t iga kat egori bat al : 1. Bat al m ut lak, art inya bahw a perbuat an oleh hukum dianggap t idak pernah ada, sehingga t idak m enim bulkan akibat hukum . 2. Bat al karena hukum , art inya akibat suat u perbuat an t ersebut oleh hukum dianggap t idak ada hapus , baik sebagian m aupun seluruhnya, t anpa m em erlukan keput usan hakim keput usan alat perlengkapan negara yang berw enang. 3. Dapat dibat alkan, art inya bahw a suat u perbuat an dianggap ada sam pai adanya perm int aan pem bat alan at au ada pem bat alan dari alat perlengkapan negara yang berw enang. Sebaliknya, j ika ket et apan it u sah, ket et apan it u m em punyai kekuat an hukum dan berlaku sebagai ket ent uan yang harus dipat uhi. Kekuat an hukum dibedakan m enj adi dua, yait u kekuat an hukum form al dan kekuat an hukum m at erial. Kekuat an hukum form al art inya bahw a kekuat an hukum yang 63 dit im bulkan oleh ket et apan it u t idak dapat dibant ah oleh alat hukum . Kekuat an hukum m at erial art inya kekuat an hukum yang dit im bulkan oleh isi ket et apan it u t idak dapat dibat alkan oleh alat negara yang m em buat nya. Bent uk ket et apan ada dua : a. Ket et apan lisan, adalah ket et apan yang dikeluarkan oleh aparat adm inist rasi negara yang akibat nya t idak begit u pent ing dan t idak kekal. Akibat it u dikehendaki t im bul dengan segara. b. Ket et apan t ert ulis, adalah ket et apan yang dikeluarkan oleh aparat adm inist rasi negara secara t ert ulis. Ket et apan t ersebut dikehendaki oleh pem buat nya dan m em punyai akibat yang kekal. Cont oh : ket et apan yang m elahirkan UU at au perat uran Pem erint ah. Macam - m acam ket et apan : 1. Ket et apan posit if adalah ket et apan yang m enim bulkan hak dan kew aj iban. Ket et apan ini m enim bulkan keadaan hukum baru. 2. Ket et apan Negat if adalah ket et apan yang t idak m enim bulkan keadaan hukum baru, j adi, ket et apan negat if t idak m enim bulkan perubahan pada sesuat u yang baru. 3. Ket et apan Deklarat ur adalah ket et apan yang m enyat akan bahw a seseorang dapat diberi hak sesuai dengan yang diat ur dalam suat u ket ent uan t et api t idak secar a ot om at is, m aka har us ada perm ohonan labih dahulu dari orang yang berkepent ingan. 4. Ket et apan Konst it ut if adalah ket et apan yang m em uat hukum . 64 V . 5 Pe r a dila n Adm in ist r a si N e ga r a Pe n ge r t ia n Pe r a dila n a. m enurut Prof. Dr. R.J. Van Apeldoorn, peradilan adalah pem ut usan perselisihan oleh suat u inst ansi yang t idak m em punyai kepent ingan dalam perkara it u, t et api berdiri di at as perkara it u. Hakim berst at us sebagai aparat yang bert ugas m enerapkan perat uran t erhadap perselisihan. b. Menurut Van Praag, peradilan adalah pem ut usan berlakunya suat u at uran hukum pada suat u perist iwa yang kongkret berkait an dengan adanya suat u perselisihan. c. Menurut G.Yellinek, peradilan adalah m em asukkan perkara- perkara lain yang kongkrit dalam suat u norm a yang abst rak dan kem udian perkaranya diput uskan. Dengan t iga pendapat t ersebut di at as, dapat disim pulkan bahw a adanya suat u peradilan harus m em enuhi syarat - syarat sepert i berikut : 1. adanya at uran hukum abst rak yang m engikat dan dapat dit erapkan pada suat u m asalah. 2. adanya perselisihan hukum kongkrit . 3. adanya m inim al dua pihak yang berselisih. 4. adanya aparat ur peradilan yang berw enang m em ut uskan. Pe n ge r t ia n Pe r a dila n Adm in ist r a si N e ga r a . Peradilan adm inist rasi negara adalah peradilan khusus. Oleh karenanya, disam ping syarat - syarat yang ada pada peradilan um um harus dipenuhi, m asih diperlukan j uga syarat khusus t ert ent u. Peradilan adm inist rasi negara 65 berfungsi unt uk m enyelesaikan perselisihan yang t erj adi pada proses pelaksanaan adm inist rasi negara. Persengket aan at au perselisihan it u dapat pada sesam a aparat adm inist rasi negara at au pada hubungan ant ara aparat adm inist rasi negara dan m asyarakat . Jadi pengert ian peradilan adm inist rasi negara adalah badan yang m engat ur cara- cara penyelesaian persengket aan int ern adm inist rasi negara dan persengket aan ekst ern adm inist rasi negara. Dari penj elasan- penj elasan di at as dapat diket ahui bahw a adanya peradilan adm inist rasi negara diperlukan unt uk m elindungi pihak- pihak yang dirugikan akibat adanya kesalahan aparat adm inist rasi negara m aupun kesalahan at au pelanggaran hukum yang dilakukan oleh w arga m asyarakat , dan dapat j uga akibat adanya keput usan adm inist rasi negara. Guna m encegah t erj adinya perselisihan, baik para pet ugas adm inist rasi negara m aupun w arga m asyarakat diharapkan dapat m em enuhi kew aj iban m asing- m asing sesuai dengan ket ent uan yang berlaku, dan unt uk it u perlu adanya pengaw asan t erhadap m ereka. Syarat - syarat hukum hukum yang dieprlukan unt uk adanya peradilan adm inist rasi negara adalah : a. at uran hukum yang dit erapkan yait u kaidah- kaidah hukum yang t erlet ak pada hukum t at a negara dalam t at a hukum adm inist rasi negara. Sifat kaidah hukum yang dit et apkan adalah ket at anegaraan dan ket at apem erint ahan. b. Salah sat u pihak yang bersengket a at au berselisih adalah aparat adm inist rasi negara. Dapat pula kedua pihak yang bersengket a adalah sesam a aparat adm inist rasi negara. 66 Garis besar proses peradilan dalam pengadilan adm inist rasi negara at au pengadilan t at a usaha negara dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut : • Pertam a, pihak yang dirugikan atau m erasa dirugikan m engaj ukan gugat an yang disam paikan kepada kepala pengadilan t at a usaha negara yang w ilayah hukum nya m eliput i t em pat t inggal Penggugat . Gugat an dibuat dalam bahasa I ndonesia, disert ai alasan- alasan yang kuat dan m endasar. Gugat an diser t ai t unt ut an gant i rugi at au rahabilit asi dan dim asukkan dalam j angka w akt u 90 hari sej ak dit erim anya keput usan adm inist rasi negara, at au sej ak dit erim anya keput usan adm inist rasi negara, at au dium um kannya keput usan it u. Gugat an harus pula m em uat : a. Nam a, kew arganegaraan, t em pat t inggal dan pekerj aan Penggugat at au kuasanya. b. Nam a j abat an dan t em pat kedudukan t ergugat . c. Dasar gugat an dan hal yang dim int a unt uk diput uskan oleh • Kedua, hakim yang ditunjuk oleh ketua pengadilan adm inistrasi negara m em riksa gugat an it u akan m em beri nesehat kepada Penggugat apabila gugat an it u belum lengkap. Kelengkapan berkas gugat an harus dim asukan kem bali ke pengadilan dalam j angka w akt u 30 hari, j ika dalam j angka w akt u t ersebut gugat an belum dilengkapi, gugat an dibat alkan. • Ketiga, j ika sudah lengkap, berkas perkara disidangkan m elalui sidang t erbuka dengan t iga orang hakim . Dalam sidang ini diadakan pem bukt ian- pem bukt ian unt uk m encari kebenaran 67 perm asalahan yang ada dan unt uk m enet apkan pihak m ana yang benar at au pihak m ana yang salah, sert a bagaim ana put usan yang diam bil at au dit et apkan. • Keem pat, hakim berdasarkan hasil pem eriksaan m em utuskan pihak m ana yang salah dan apa hukum annya. Keput usan hakim berupa : a. Menolak gugat an b. Mengabulkan gugat an c. Tidak m enerim a gugat an d. Menyat akan gut an gugur • Kelim a, jika putusan hakim tidak diterim a oleh pihak Penggugat at au Tergugat , dalam j angka 14 hari sej ak put usan it u diket ahui, m asing- m asing dapat m engaj ukan banding. • Keenam , pelaksanaan putusan pengadilan. Jika para pihak telah m enerim a put usan hakim , dikat akan bahw a keput usan t ersebut t elah m em punyai kekuat an hukum t et ap, oleh karenanya harus dilaksanakan. Alu r Pr ose s Pe r a dila n Adm in ist r a si N e ga r a Maj elis Hakim Sidang Pengadilan Keput usan Pengadilan Pengadilan Adm inist rasi Negara Penggugat Upaya Hukum j ika dipergunakan Eksekusi pelaksanaan put usan pengadilan 68

BAB VI Hukum Pidana