Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Indonesia

Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 36

BAB IV Hukum Tata Negara

I V . 1 Pe n ge r t ia n H u k u m Ta t a N e ga r a Beberapa orang sarj ana m engem ukakan pendapat nya yang sat u dengan yang lain t idak sam a t ent ang pengert ian hukum t at a negara. Para sarj ana it u, ant ara lain : a. Van der Pot yang berpendapat , bahw a hukum t at a negara adalah perat uran- perat uran yang m enent ukan badan- badan yang diperlukan, w ew enang m asing- m asing badan, hubungan ant ara badan- badan it u dengan individu- individu di dalam suat u negara. b. Van Vollenhoven berpendapat , bahw a hukum t at a negara adalah hukum yang m engat ur sem ua m asyarakat hukum at asan dan m asyarakat hukum baw ahan m enurut t ingkat annya, dan m asing- m asing m asyarakat hukum it u m enent ukan w ilayah lingkungan rakyat nya dan m enent ukan badan- badan sert a fungsinya m asing- m asing yang berkuasa dalam m asyarakat dari badan- badan t ersebut . c. L.J Van Apeldroorn berpendapat , bahw a hukum t at a negara adalah hukum negara dalam art i sem pit . Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 37 d. Kusum adi Pudj osew oj o yang berpendapat , bahw a hukum t at a negara adalah hukum yang m engat ur bent uk negara, bent uk Pem erint ahan, m enunj ukkan m asyarakat hukum at asan dan m asyarakat baw ahan m enurut t ingkat annya, selanj ut nya m enegaskan w ilayah lingkungan rakyat nya m asing- m asing m asyarakat hukum , m enunj ukkan alat - alat perlengkapan negara yang berkuasa dalam m asing- m asing m asyarakat hukum it u dan susunan, w ew enang sert a im bangan dari alat perlengkapan t ersebut . e. Ogem ann berpendapat , bahw a hukum t at a negara adalah hukum yang m engat ur organisasi negara. I V .2 Se j a r a h Ke t a t a n e ga r a a n Re pu blik I n don e sia Negara republik I ndonesia lahir pada t anggal 17 Agust us 1945, m elalui pernyat aan proklam asi kem erdekaan I ndonesia oleh Bung Karno dan Bung Hat t a at as nam a bangsa I ndonesia. Naskah proklam asi dit andat angani oleh Bung Karno dan Bung Hat t a, dibacakan oleh Bung Karno didepan rum ah yang t erlet ak di j alan Pegangsaan Tim ur No. 56 Jakart a j am 10 pagi. Pem bacaan naskah proklam asi oleh Bung Karno dilanj ut kan dengan pidat o proklam asi. Dengan pr oklam asi kem erdekaan I ndonesia berart i bahw a sej ak saat it u negara I ndonesia t elah ada, dan bangsa I ndonesia sudah bert ekad unt uk m enent ukan nasib sendiri, t idak bersandar kepada bangsa lain m ana pun j uga dan t idak m enggant ungkan nasibnya kepada bangsa lain. Dengan dem ikian, sej ak saat it u 17- 8- 1945 t elah lahir negara baru, yait u negara Republik I ndonesia dan bersam aan dengan it u berdiri pula t at a hukum dan t at a negara I ndonesia. Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 38 Dari uaraian di at as dapat disim pulan, bahw a proklam asi kem erdekaan I ndonesia m ngandung art i : a. lahirnya negara kesat uan Republik I ndonesia. b. Sebagai puncak perj uangan pergerakan kem erdekaan bangsa I ndonesia yang dihayat i sej ak 20- 5- 1908. c. Tit ik t olak pelaksanaan am anat penderit aan rakyat . I V .2 .2 La h ir n y a Pe m e r in t a h I n don e sia Pada t anggal 29 Mei 1945 bala t ent ara Jepang di Jakat a m em bent uk suat u badan yang diberi nam a Dokurit zu Zyum bi Tyoosakai at au Badan Penyelidik Usaha- usaha persiapan Kem erdekaan I ndonesia BPUPKI . Badan it u t erdiri dari 62 orang anggot a yang diket uai oleh I r. Radj im an Widyodiningrat . Badan ini m engadakan dua kali sidang, yait u : pert am a t anggal 29 Mei 1945 sam pai dengan 1 Juni 1945, dan kedua t anggal 10 Juli 1945 sam pai dengan 16 Juli 1945. BPUPKI m em bent uk panit ia kecil unt uk m erum uskan hasil sidang yang beranggot akan 9 orang, yait u : I r. Soekar no, Drs.Moham m ad Hat t a, Mr.A.A Maram is, Abi Kusno Tj okrosuj oso, Abdulhakar Muzakir, Haj i Agus Salim , Mr. Achm ad Subardj o, KHA. Wahid Hasj im , dan Mr. Moham m ad Yam in. Tanggal 22 Juni 1945 BPUPKI berhasil m enyusun naskah rancangan Pem bukaan UUD 1945 dan t anggal 16 Juli 1945 selesai m enyusun naskah rancangan UUD 1945. set elah it u BPUPKI dibubarkan. Tanggal 9 Agut sus 1945 dibent uk badan baru dengan nam a Dokurit zu Zyum bi I inkai at au Panit ia Persiapan Kem erdekaan I ndonesia PPKI . Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 39 PPKI diket uai oleh I r. Soekarno dengan w akil Drs. Moham m ad Hat t a, anggot any a 21 orang yang kem udian dit am bah 6 orang m enj adi 27 orang. Para anggot a PPKI berasal dar i rakyat I ndonesia yang m ewakili m asing- m asing daerah asalnya yang boleh dikat akan sebagai ” badan perw akilan” . PPKI kem udian dij adikan ” Kom it e Nasional” . PPKI m enyaksikan pula pem bacaan naskah proklam asi oleh Bung Karno pada t anggal 17 Agust us 1945. Kem udian pada t anggal 18 Agust us 1945 PPKI bersidang dan hasilnya m ent apkan : a. Pem bukaan UUD 1945. b. Undang- Undang Dasar 1945 sebagai UUD negara Republik I ndonesia c. I r. Soekarno dan Drs. Moham m ad Hat t a m asing- m asing sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik I ndonesia. d. Pekerj aan presiden unt uk sem ent ara dibant u oleh sebuah Kom it e Nasional. Pada t anggal 19 Agust us 1945 PPKI bersidang lagi dan hasilnya m ent apkan : a. m em bent uk 12 depart em en Pem erint ah. b. Mem bagi wilayah Republik I ndonesia m enj adi 8 provinsi dan t iap provinsi dibagi m enj adi keresidenan- keresidenan. Dengan selesainya sidang PPKI t anggal 18 dan 19 Agust us 1945 dengan hasil sepert i t ersebut di at as, secara form al negara Republik I ndonesia t elah m em enuhi sem ua unsur yang diperlukan unt uk t erbent uknya suat u organisasi negara yait u dengan adanya rakyat , wilayah, kedaulat an, dan pem erint ahan sert a m em punyai t uj uan negara. Dengan dem ikian secara singkat dapat disim pulkan bahw a lahirnya Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 40 Pem erint ahan Republik I ndonesia adalah pada t anggal 18 Agust us 1945 yait u sej ak dit et apkannya UUD 1945 sebagai UUD negara Republik I ndonesia dan dit et apkannya I r. Suekarno sert a Drs. Moham m ad Hat t a m asing- m asing sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik I ndonesia . m ulai t anggal t ersebut negara Republik I ndonesia t elah m em iliki UUD sebagai pelaksanaan pem erint ah, presiden sebagai pucuk pim pinan pem erint ah. I V .2 .2 Sist e m Pe m e r in t a h a n I n don e sia Pengert ian t ent ang bent uk pem erint ahan adalah suat u sist em yang berlaku, yang m enet ukan bagaim ana hubungan ant aralat perlengkapan negara yang diat ur oleh konst it usinya. Oleh karena it u, bent uk Pem erint ahan sering disebut at au lebih populer dengan ist ilah sist em Pem erint ahan. Sist em Pem erint ahan adalah keseluruhan dari susunan at au t at anan yang diat ur dari lem baga- lem baga negara yang ber kait an sat u sam a lain baik langsung m aupun t idak langsung m enurut suat u pola unt uk m encapai t uj uan negara. Ada t iga m ,acam sist em Pem erint ahan : 1. Sist em Pem erint ahan Par lem ent er adalah suat u sist em Pem erint ahan dim ana hubungan ant ara pem egang kekuasaan eksekut if dan parlem en sangat erat . Eksekut if dipim pin oleh seorang perdana m ent eri yang dibent uk oleh parlem en yang m ayorit asnya dari part ai at au organisasi t ert ent u. Perdana m ent eri j at uh apabila t idak m endapat dukungan dari parlem en, sebaliknya kepala negara dapat m em bubar kan parlem en at as perm int aan perdana m ent eri yang Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 41 kem udian digant i dengan parlem en baru yang dibent uk m elalui suat u pem ilu. 2. Sist em Pem erint ahan Presidensil adalah sist em Pem erint ah yang m em isahkan secara t egas badan legeslat if, badan eksekut if dan badan yudikat if. Presiden bert indak sebagai kepala negara sekaligus kepala eksekut if. Presiden t idak dipilih oleh parlem en, m aka ia t idak bert anggungj aw ab kepadanya. Presiden dan kabinet nya t idak dapat dij at uhkan oleh parlem en, sebaliknya presiden t idak dapat m em bubar kan parlem en. Kedua lem baga ini m elaksanakan t ugasnya sesuai dengan ket ent uan konst it usi dan m asa j abat annya berakhir sesuai dengan ket ent uan dalam konst it usi it u pula. 3. Sist em Pem erint ahan dengan pengaw asan langsung oleh rakyat t erhadap badan legislat if. Dalam sist em Pem erint ahan ini parlem en t unduk kepada kont rol langsung dar i rakyat . Kont r ol t er sebut dilaksanakan dengan cara : a. Referendum , yait u kegiat an polit ik dilakukan oleh rakyat unt uk m em ber ikan keput usan set uj u at au t idak set uj u t erhadap kebij aksanaan yang dit em puh Pem erint ah. Ada t iga m acam referendum , yait u : - Referendum Obligat or referendum yang w aj ib yait u referendum dalam hal parlem en akan m em berlakukan undang- undang yang m enyangkut hak- hak rakyat . - Referendum Fakult at if, yait u referendum yang dilakukan oleh beberapa kelom pok m asyarakat t ert ent u t erhadap suat u undang- undang yang dibuat oleh parlem en. Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 42 - Referendum konsult at if, adalah referendun unt uk soal- soal t ert ent u dim ana rakyat t idak t ahu t eknisnya. b. Usul inisiat if rakyat , yait u hak rakyat unt uk m engaj ukan suat u rancangan undang- undang kepada parlem en dan Pem erint ah. Sist em Pem erint ahan m enurut UUD yang pernah berlaku di Republik I ndonesia : a. Menurut Konst it usi RI S, adalah sist em Pem erint ah parlem ent er yang t idak m urni, karena Pasal 118 m enyebut kan bahw a presiden t idak dapat diganggu gugat dan para m ent eri bert anggungj aw ab at as seluruh kebij akan Pem erint ah baik bersam a- sam a unt uk seluruhnya m aupun m asing- m asing unt uk bagiannya sendiri. Tet api dalam Pasal 122 dit ent ukan bahw a DPR t idak dapat m em aksa kabinet at au m ent eri- m ent eri unt uk m elet akkan j abat annya secara bersam a- sam a m aupun sndiri- sendiri. b. Menurut UUDS 1950, adalah sist em Pem erint ahan berparlem ent er yang m urni. Dapat dilihat dari Pasal 83 ayat 1 , 2 dan Pasal 84 UUD t ersebut . Pasal 83 1 m enent ukan bahw a presiden dan w akil pr esiden t idak dapat diganggu gugat . Pasal 83 2 m enent ukan bahw a m ent eri- m ent eri bert anggungj aw ab at as seluruh kebij aksanaan Pem erint ah baik bersam a- sam a unt uk seluruhnya m aupun m asing- m asing unt uk bagiannya sendir i. Dalam Pasal 114 dit ent ukan bahw a presiden dapat dan berhak m em bubarkan DPR. Set elah DPR dibubarkan m aka 30 hari kem udian harus sudah t erbent uk DPR baru hasil pem ilu. c. Menurut UUD 1945, adalah bukan sist em Pem erint ahan yang berparlem ent er. I ni secara t egas disebut dalam penj elasan UUD 1945 Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 43 yait u bahw a DPR t idak dapat dibubarkan oleh Presiden, suat u hal yang berlainan dengan sist em parlem ent er. Dalam penj elasan UUD 1945 lebih lanj ut dikat akan bahw a sist em Pem erint ahan m enurut UUD 1945 didasarkan pada t uj uh kunci pokok, yang secara rinci m enguraikan hubungan ant ara MPR, DPR, dan Presiden dalam negara hukum berdasarkan sist em konst it usional. Tuj uh kunci pokok t ersebut adalah : 1. I ndonesia adalah negara yang berdasarkan hukum . 2. Sist em konst it usional. 3. Kekuasaan negara t ert inggi di t angan MPR. 4. Presiden adalah penyelenggara Pem erint ahan negara t ert inggi di baw ah MPR. 5. Presiden t idak bert anggungj aw ab kepada DPR. 6. Ment eri Negara adalah pem bant u Presiden, dan t idak bert anggungj aw ab kepada DPR. 7. Kekuasaan kepala negara t idak t ak t erbat as. I V . 3 Le m ba ga - La m ba ga Te r t in ggi D a n Tin ggi N e ga r a Yang dim aksud dengan lem baga- lem baga t ert inggi dan t inggi negara Republik I ndonesia adalah lem baga- lem baga t ert inggi dan t inggi negara m enurut UUD 1945. Lem abaga Tert inggi dan Tinggi Negara yang disebut dalam UUD 1945 adalah : a. Maj elis Per m usyaw ar at an Rakyat MPR b. Presiden c. Dew an Pert im bangan Agung DPA d. Dew an Per w akilan Rakyat DPR Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 44 e. Badan Pem eriksa Keuangan BPK f. Mahkam ah Agung MA Dari enam lem baga yang disebut dalam UUD 1945, MPR m erupakan yang t ert inggi, sedangkan lim a yang lain adalah Lem baga t inggi. a. Maj elis Per m usyaw ar at an Rakyat MPR . Susunan anggot a MPR t erdiri dari anggot a –anggot a DPR dit am bah ut usan daerah, golongan polit ik dan golongan karya Pasal 1 ayat 1 Undang- Undang No.16 1969 . Jum lah anggot a DPR Pasal 1 ayat 2 Undang- Undang No. 16 1969 . Anggot a t am bahan MPR t erdiri : • Utusan daerah, m inim al 4 orang dan m aksim al 7 orang Pasal 8 UU No. 16 1969 . Daerah t ingkat I yang berpenduduk kurang dari sat u j ut a j iw a m endapat 4 orang ut usan. Daerah t ingkat I yang berpenduduk 1- 5 j ut a j iw a m endapat 5 orang ut usan. Daerah t ingkat I yang berpenduduk 5- 10 j ut a j iw a m endapat 7 orang ut usan. • Utusan golongan politik dan golongan karya ditetapkan berdasarkan im bangan hasil pem ilu, dij am in sekurang- kurangnya m endapat 5 orang ut usan. • Utusan golongan karya ABRI dan golongan bukan ABRI dit et apkan berdasarkan pengangkat an yang j im lahnya 100 orang. MPR sebagai lem baga t ert inggi negara m em punyai t ugas sebagai pem egang kedaulat an negara dan pelaksana kedaulat an t ersebut Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 . Dalam UUD 1945 dit ent ukan bahw a MPR m em iliki beberapa kew enangan at au kekuasaan, yait u : Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 45 Ü Kew enangan unt uk m enet apkan dan m engubah UUD Pasal 3 dan 37 UUD 1945 , ser t a m enet apkan Garis- Garis Besar Haluan Negara. Ü Kew enangan unt uk m em ilih presiden dan w akil presiden Pasal 6 ayat 2 UUD 1945 b. Presiden, adalah lem baga t inggi negara yang berkedudukan sebagai kepala eksekut if dan kepala negara, berdasarkan ket ent uan Pasal 4 ayat 1 UUD 1945 dan penj elasannya Pasal 10, 11, 12,13, 14 dan 15 UUD 1945 m eliput i : • Kew enangan eksekut if yang diat ur dalam Pasal 4 ayat 1 , Pasal 5 ayat 2 , dan Pasal 22 ayat 1 . • Kew enangan legislat if yang diat ur dalam Pasal 5 ayat 1 UUD 1945. Kekuasaan presiden yang diat ur dalam Pasal 4 ayat 1 , Pasal 5 ayat 1 , Pasal 5 ayat 20, Pasal 10, 11, 12, 13, 14, 15, dan Pasal 22 UUD 1945 m eliput i : • Kekuasaan eksekutif. • Kekuasaan legislatif. • Kekuasaan adm inistratif. • Kekuasaan m iliter. • Kekuasaan yudikatif. • Kekuasaan diplom atik. Dalam m enj alankan t ugasnya, presiden dibant u oleh seorang w akil presiden dan para m ent eri negara. Hal ini dit ent ukan dalam Pasal 4 ayat 2 dan Pasal 17 UUD 1945. Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 46 c. Dew an Pert im bangan Agung DPA , dibent uk at as dasar ket ent uan Pasal 16 ayat 1 UUD 1945. pasal t ersebut m enet ukan bahwa susunan DPA dit et apkan dengan UU. DPA pert am a dibent uk dengan ket ent uan sem ent ara DPAS berdasarkan Penpres No. 3 t ahun 1959. DPA definit if dibent uk berdasarkan UU No.3 1967. anggot a DPAS t erdiri dari : • Wakil golongan politik 12 orang. • Wakil golongan karya 24 orang. • Wakil dari tokoh-tokoh m asyarakat 9 orang. Jadi j um lah DPAS adalah 45 orang t idak t erm asuk ket ent uannya m enurut Kepres No.168 1959 . Anggot a DPA t erdiri dari : • Tokoh-tokoh politik • Tokoh-tokoh karya • Tokoh-tokoh daerah • Tokoh-tokoh nasional term asuk kaum cendikiawan dan rohaniawan yang j um lah seluruhnya 27 orang. Tugas DPA adalah m enj aw ab pert anyaan presiden yang berkait an dengan m asalah Pem erint ahan Pasal 16 ayat 2 UUD 1945 dan ber hak pula m engaj ukan usul kepada Pem erint ah. Dengan kat a lain DPA berfungsi sebagai badan penasehat presiden. d. Dew an Perw akilan Rakyat DPR , keanggot aan DPR sebagai lem baga t inggi negara Republik I ndonesia t erdiri dari golongan polit ik dan golongan karya. Pasal 10 ayat 1 UU No. 16 1969 . Jum lah anggot a DPR 460 or ang, 360 anggot a ber asal dar i hasil pem ilu, 100 or ang anggot a berasal dari m ereka yang diangkat . Perkem bangan t erakhir Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 47 pada pem ilu 1987 j um lah anggot a DPR bert am bah m enj adi 500 orasng. Wew enang DPR m enurut UUD 1945 adalah : • Bersam a presiden m em bentuk UU Pasal 5 ayat 1 jo Pasal 20 ayat 1 . • Bersam a presiden m enetapkan APBN dan m em bentuk UU Pasal 23 ayat 1 . Disam ping t ugas m em beri perset uj uan t erhadap set iap rancangan UU dan rancangan APBN yang diaj ukan oleh Pem erint ah, DPR j uga bert ugas m engaw asi kebij aksanaan Pem erint ah, yait u dalam hal presiden m enj alankan Pem erint ahan negara. DPR j uga berhak unt uk m engaj ukan usul rancangan UU Pasal 21 UUD 1945 . Unt uk dapat m enj alankan t ugasnya DPR m em punyai bebrapa hak t ert ent u yait u : • Hak m engajukan pertanyaan bagi m asing-m asing anggota. • Hak m em inta keterangan interpelasi. • Hak m engadakan perubahan UU.am andem en • Hak m engaj ukan pernyataan pendapat. • Hak m engaj ukan seseorang j ika ditentukan oleh peraturan perundangan. • Hak angket. • Hak inisiatif. e. Badan Pem eriksa Keuangan BPK , adalah lem baga t inggi negara yang bert ugas m em eriksa t anggungj aw ab keuangan negara Pasal 23 ayat 5 UUD 1945 . Hasil pem eriksaan yang dilaksanakan oleh BPK diberit ahukan kepada DPR. Pem bent ukan BPK dit et apkan dengan Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 48 Penpres. No. 11 UM 1946 t anggal 1 Januari 1947. lebih lanj ut BPK diaut r dengan UU No. 5 1973. sususnan BPK adalah : • Ketua m erangkap anggota • Wakil ketua m erangkap anggota • Anggota-anggota. Tugas dan w ew enang BPK adalah m em eriksa t anggungj aw ab keuangan negara. Maka dalam m elaksanakan t ugasnya, BPK diberi w ew enang : 1. m em int a, m em eriksa, m enelit i pert anggungj aw aban at as penggunaan, pengurusan keuangan negara, sert a m em beri pet unj uk t ent ang t at a cara pem eriksaan, pengaw asan dan pengadm inist rasian keuangan negara. 2. m engadakan penunt ut an perbendaharaan dan t unt ut an gant i rugi. 3. m elaksanakan penelit ian t erhadap perat uran perundangan yang berlaku khusus yang m enyangkut bidang keuangan. Berkait an dengan kew enangan BPK t ersebut , m aka BPK m em punyai fungsi : 1. fungsi operat if, yait u fungsi unt uk m elakukan pem er iksaan, pengaw asan dan penelit ian at au penguasaan dan pengurusan keuangan negara. 2. fungsi yudikat if, yait u fungsi unt uk m elakukan penunt ut an perbendaharaan dan t unt ut an gant i rugi t erhadap bendaharaw an dan pegaw ai negeri lain yang m elanggar hukum at au m elalaikan kew aj ibannya, sehingga m engakibat kan kerugian negara. 3. fungsi m em beri rekom endasi, yait u m em beri pert im bangan kepada Pem erint ah t ent ang pengurusan keuangan negara. Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 49 f. Mahkam ah Agung MA , adalah lem baga t inggi negara yang m erupakan lem baga peradilan t ert inggi negara Republik I ndonesia. Oleh karena it u, MA bert ugas m engaw asi kegiat an- kegiat an peradilan yang dilakukan oleh lem baga peradilan lain yang berada di baw ahnya. Tugas MA t ersebut sesuai dengan ket ent uan Pasal 24 ayat 1 UUD 1945 yang m enent ukan kekuasaan kehakim an dilakukan oleh sebuah Mahkam ah Agung dan lain- lain badan kehakim an m enurut UU. Dengan UU Pasal 24 ayat 2 UUD 1945, Mahkam ah Agung dan lain- lain badan kehakim an lain bert ugas m enegakkan t ert ib hukum yang sudah digariskan oleh rakyat m elalui wakil- wakilnya. Maka dalam m enj alankan t ugasnya, lem baga- lem baga t ersebut bebas dari pengaruh lam baga- lam baga lain t erm asuk Pem erint ah . Dibebaskannya lem baga- lem baga penegak hukum t ersebut dari pengaruh lem baga at au kekuasaan lain adalah unt uk m enj aga obj ekt ivit as dalam pelaksanaan t ugasnya. Dengan dem ikian, diharapkan agar keput usan yang diam bil m elalui proses peradilan adalah keput usan yang adil bagi sem ua pihak. Undang- undang yang m engat ur kakuasaan kehakim an adalah UU No. 14 1970 dan UU No. 14 1985. UU No. 14 1970 m engat ur t ent ang Pokok- Pokok Kekuasaan Kehakim an pada um um nya, sedangkan UU No. 14 1985 khusus m engat ur t ent ang kekuasaan MA. Hubungan t at a kerj a ant ara lem baga t ert inggi dan lem baga- lem baga t inggi negara. a. Hubungan ant ara MPR dan Presiden Bert olak dari ket ent uan Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 bahw a MPR sebagai pem egang kedaulat an rakyat . Hubungan ant ara MPR dan Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 50 Presiden dapat diket ahui dari penj elasan UUD 1945 pada angka I V. Penj elasan t ersebut m engat akan bahw a presiden adalah penyelenggra Pem erint ahan t ert inggi di baw ah MPR, presiden sebagai Mandat aris MPR, yang ahrus t unduk dan m elaksanakan GBHN yang dit et apkan MPR, sert a bert anggungj aw ab kepanya. Dari penj elasan diat as dapat diket ahui bahw a hubungan ant ara MPR dan Presiden adalah hubungan subordinasi, karean j elas kedudukan presiden di baw ah MPR. Presiden dipih dan diangkat oleh MPR, m aka kedudukan presiden t ergant ung pada MPR. Juka MPR m enilai bahw a kebuj aksanaan presiden t idak sesuai dengan UUD 1945 dan GBHN, t idak m ust ahil presiden akan diberhent ukan sebelum berakhirnya m asa j abat annya. Masa j abat an presiden adalah liam t ahun. b. Hubungan ant ara MPR dengan DPR. Seluruh anggot a DPR adalah j uga anggot a MPR. I ni sesuai dengan ket ent uan Pasal 2 ayat 1 UUD 1945. Dengan dem ikian, karena j um lah anggot a MPR dit et apkan dua kali lipat j um lah DPR, set engah dari seluruh anggot a MPR berasal dari anggot a DPR. Dalam kenyat aannya t idak dapat disangkal bahw a hubungan ant ara MPR dan DPR t erj alin baik dengan kerj a sam a kedua lem baga negara it u bersifat koordinat if. Jika dikait kan dengan hubungan ant ara MPR dan Presiden dan t ugas r angkap dari DPR, t am pak lebih j elaslah kerj asam a ant ara MPR dan DPR. MPR sebagai pem beri m andat kepada Presiden dan akan selalu m em int a pert angungj aw aban Presiden at as kebij aksanaan Pem erint ahannya. Unt uk m encegah agar j angan t erj adi penyim pangan- penyim pangan yang dilakukan Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 51 presiden, MPR m em beri t ugas kepada DPR unt uk m elakukan pengaw asan. Oleh karenanya anggot a DPR adalah anggot a MPR, boleh dikat akan bahw a pengaw asan t erhadap Pem erint ah secara m at erial adalah pengaw asan langsung, nam un secara form alnya adalah pengaw asan t idak langsung karena pengaw asan t ersebut m enj adi t ugas DPR. Nam un dem ikian, karena dalam MPR sem ua anggot a DPR adalah sat u, hubungan ant ara MPR dan DPR t erj alin baik dan koordinat if. Sebagai cont oh dapat dilihat dari perasn DPR dalam pengaw asan t erhadap presiden.j ika dilihat bahw a presiden benar- benar t elah penyim pang dari GBHN dan UUD, MPR berw enang m enyam paikan surat t eguran m em orendum kepda presiden. apabila t eguran t ersebut belum m engubah sikap presiden dalam w akt u t iga bulan sej ak surat t eguran disam paikan, DPR m engirim surat t eguran kedua, dan apabila dalam j angka w akt u sat u bulan presiden m asih belum m enanggapinya, DPR dapat m engaj ukan perm ohonan sidang ist im ew a kepada MPR unt uk m em int a pert anggungj aw aban presiden. c. Hubungan ant ara Presiden dan DPR. Ber t olak dar i ket ent uan Pasal 5 ayat 1 , Pasal 20 ayat 1 , Pasal 21 ayat 1 , dan Pasal 23 ayat 1 UUD 1945 t am pak j elas bagaim ana hubungan ant ara presiden dan DPR. Hubungan dalam hal- hal sebagaim ana dit ent ukan dalam Pasal- pasal UUD 1945 t ersebut m enunj ukkan bahw a DPR adalah part ner Pem erint ah cq.Presiden , yait u part ner dalam pem bent ukan UU dan penet apan RAPBN m enj adi APBN. Nam un, j ika dit inj au dari sisi lain dari fungsi DPR sebagai Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 52 pengaw as presiden , hubungan kedua lem baga t ersebut t idak lagi sebagai part ner, t et api bersifat fungsional. Kecuali Pasal- pasal UUD 1945 t ersebut di at as, hubungan ant ara presiden dan DPR dapat dilihat pula dari ket ent uan Pasal 11 UUD 1945. d. Hubungan ant ara Presiden dengan DPA Di dalam Pasal 16 ayat 2 UUD 1945 dit ent ukan bahw a DPA berkewaj iaban m em beri j aw aban at as pert anyaan- pert anaan presiden, dan berhak m engaj ukan usul- usul kepada presiden. DPA adalah badan penasehat presiden sebagai kepala Pem erint ahan. Kedudukan DPA t idaklah di baw ah presiden t et api sej aj at . Nasehat at au usul- usul it u dapat dit erim a dan dapat j uga dit olak, dan penolakan usul DPA t ersebut t idak m enim bulkan sanksi begi pr esiden. j adi hubungan ant ara kedua lem baga t ersebut boeh dikat akan hubungan fungsional pula. e. Hubungan ant ara DPR dan BPK Sebagaim ana dit ent ukan oleh Pasal 2 ayat 1 dan 2 UU No. 5 1973, t ugas BPK adalah m em eriksa t anggungj aw ab Pem erint ah t ent ang keuangan negara dan m em eriksa sem ua anggaran pendapat an dan belanj a negara. Sedangkan Pasal 2 ayat 4 UU No. 5 1973 m enet ukan bahw a hasil pem eriksaan yang dilakukan BPK diberit ahukan kepada DPR. Jika ket ent uan- ket ent uan t ersebut diperhat ikan dapat disim pulakan bahw a BPK bukanlah baw ahan DPR. Jika hubungan ant ara kedua lem baga t ersebut bukan hubungan subordinasi t et api hubungan fungsional. Pem berit ahuan hasil pem eriksaan kepada DPR m erupakan konsekw ensi logis dari Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 53 ket ent uan bahw a DPR adalah lem baga yang t urut m enet apkan APBN. Maka, j ika dalam pem eriksaan t erdapat penyim panagn t erhadap APBN hasil pem eriksaan t ersebut m erupakan bahan pert im bangan DPR unt uk perset uj uan RAPBN t ahun berikut nya. Sedangkan ket ua dan w akil ket ua BPK sendir i diangkat oleh presiden at as usul DPR. Dengan dem ikian, t am pak j uga bagaim ana perasn DPR t erhadap lem baga BPK khususnya dalam penet apan pim pinan lem baga it u. f. Hubungan ant ara MA dan Lem abaga- lem baga t inggi negara lainnya. Guna m enget ahui sej auhnam a dan abgaim ana hubungan anat ar MA dan lem baga- lem baga t inggi negara lainnya, kit a m encoba m elihat t ugas- t ugas MA m enurut beber apa Pasal UUD No. 14 1985. Pasal 35 UU No.14 1985 m enent ukan bahwa MA m em berikan nasihat - nasihat hukum kepada presiden sebagai kepala negara dalam rangka m engabulkan at au m enolak perm ohonan grasi seseorang t erdakw a dan t erhukum . Pasal 36 UU No.14 1985 m enet ukan bahwa MA dan Pem erint ah m elakukan pengaw asan t erhadap para nasehat hukum dan not aris- not aris. Pasal 37 UU No. 14 1985 m enet ukan bahw a MA dapat m em berikan pert im bangan- pert im bangan dalam bidang hukum kepada lem baga- lem baga t inggi negara yang lain, baik dim int a m aupun t idak. Jika kit a perhat ikan ket ent uan dari ket iga Pasal UU No.14 1985 t ersebut , j elas dapat diket ahui bahw a ant ara MA dan lem baga- lem baga t inggi negara yang lain ada hubungan fungsional m aupun kerj a sam a. Sk e m a Te n t a ng H u bu n ga n Ta t a Ke r j a Ant a r a Le m ba ga Te r t in ggi D a n Le m a ba ga - Le m ba ga Tin ggi N e ga r a Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 54 DPR Presiden UU BPK MPR UUD 1945 DPA MA Hasim Purba : Pengantar Ilmu Hukum Indonesia – Diktat USU, 2007 USU Repository © 2008 55

BAB V Hukum Administrasi Negara