Return on Asset ROA Tinjauan Penelitian Terdahulu

18 diinvestasikannya, dan return on equity ROE mengidikasikan seberapa baik perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi pemegang saham secara akuntansi. Semakin tinggi ROE menunjukkan manajemen perusahaan yang semakin baik karena dapat mengoptimalkan modal mereka untuk menghasilkan pendapatan. ROE dapat dihitung dengan formula berikut: ��� = ���� �����ℎ ����� ������� × 100

b. Return on Asset ROA

Return on Asset ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang diinvestasikan ke dalam total aset dalam menghasilkan pendapatan.. Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aset. Rasio ini mengukur efektivitas dalam menghasilkan laba melalui aset perusahaan. Pengembalian atas aset adalah suatu pengukuran profitabilitas dalam hubungannya dengan struktur aset perusahaan. Semakin tinggi angka ROA yang diperoleh, maka semakin tinggi tingkat pengembalian terhadap aset yang telah dihasilkan oleh perusahaan. ROA dapat dihitung dengan formula berikut: ��� = ���� �����ℎ ����� ���� × 100 Universitas Sumatera Utara 19

c. Earnings Per Share EPS

Earnings per Share merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan return yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham. EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya deviden per saham di kemudian hari dan tingkat harga saham di kemudian hari . EPS menjadi salah satu indikator yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan, karena besar kecilnya EPS akan ditentukan oleh laba perusahaan. Selain itu, EPS juga relevan untuk menilai efektifitas manajemen. Semakin tinggi nilai EPS, maka semakin besar laba yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham. EPS dihitung dengan formula: ��� = ���� �����ℎ ������ℎ ����� �����ℎ ������ ��ℎ��

2.1.4 Saham

Saham merupakan salah satu bentuk efek yang paling umum dan dominan diperdagangkan di pasar modal. Pasar modal yaitu tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana lenders dengan pihak yang membutuhkan dana borrower. Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang dimilikinya dalam bentuk saham, lenders berharap akan memperoleh imbalan atau return atas dana yang ditanamkan dalam perusahaan penerbit saham, dan sebaliknya borrower dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari kegiatan operasional perusahaan. Universitas Sumatera Utara 20 Menurut Darmadji, M.M., Fakhruddin 2006:6, saham didefinisikan: sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut dan porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Manfaat return yang dapat diperoleh dari penyertaan saham dalam suatu perusahaan antara lain dividen dan capital gain. Dividen yaitu porsi keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham, sedangkan capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual saham dengan harga beli saham. Umumnya, tidak seluruh keuntungan perusahaan yang diperoleh pada suatu periode akan dibagikan kepada pemegang saham, melainkan ada sebagian yang akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Biasanya jumlah dividen yang akan dibagikan ditentukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Akan tetapi, pembagian dividen kepada para pemegang saham tidak selalu dapat dilakukan karena hal ini tergantung pada kondisi keuangan perusahaan itu sendiri. Jika pada suatu periode perusahaan mengalami kerugian, maka dividen pada periode tersebut tidak dapat dibagikan. Pembagian dividen juga biasanya dibayarkan terlebih dahulu kepada para pemegang saham preferen, barulah dividen kemudian dibagikan kepada pemegang saham biasa. Dividen yang dibagikan dapat berupa dividen tunai dimana para pemegang saham menerima dalam bentuk uang tunai atau jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau berupa dividen saham, dimana para pemegang saham menerima dividen dalam Universitas Sumatera Utara 21 bentuk saham sehingga jumlah saham yang dimilikinya dalam suatu perusahaan ikut bertambah. Menurut Darmadji, M.M., Fakhruddin, 2006:7-9 saham dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, yaitu: 1. Ditinjau dari kemampuan hak tagihan atau klaim: a. Saham Biasa Common Stock Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling terakhir dalam hal pembagian dividen, dan kepemilikan hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Pemegang saham biasa memiliki hak untuk menentukan kemana arah dan tujuan perusahaan, hak untuk memilih dewan komisaris, serta memiliki hak terdahulu bila organisasi perusahaan tersebut menerbitkan saham baru. b. Saham Preferen Preferred Stock Merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan dari obilgasi dengan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Pemegang saham preferen juga memiliki prioritas untuk memperoleh aktiva perusahaan terlebih dahulu pada saat terjadinya likuidasi perusahaan. Saham preferen dapat ditukar menjadi saham biasa jika terdapat kesepakatan antara pemegang saham dan perusahaan penerbit. 2. Ditinjau dari cara peralihannya: a. Saham atas Unjuk Bearer Stock Yaitu saham dimana nama pemilik saham tidak tertera di atas saham, sehingga otomatis pemegang saham dianggap sebagai pemilik saham. Oleh karena itu, secara hukum, orang yang dapat menunjukkan sertifikat saham merupakan pemilik saham tersebut. b. Saham atas Nama Registered Stock Yaitu saham dimana nama pemilik saham tertera di atas saham tersebut dan cara peralihan saham ini harus melalui pencatatan dokumen peralihan. 3. Ditinjau dari kinerja perdagangannya, maka saham biasa dapat dikelompokkan menjadi : a. Saham Unggulan Blue Chip Stock Yakni saham suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi dan sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen. b. Saham Pendapatan Income Stock Universitas Sumatera Utara 22 Yakni saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi daripada rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. c. Saham Pertumbuhan Growth Stock – well-known Yakni saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. d. Saham Spekulatif Speculative Stock Yakni saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti. e. Saham Siklikal Counter Cyclical Stock Yakni saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Biasanya pada masa resesi ekonomi, harga saham perusahaan ini akan tetap tinggi karena emiten ini bergerak dalam penjualan kegiatan memproduksi produk yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen, misalnya barang kebutuhan sehari-hari.

2.1.5 Harga Saham

Harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan yang menggambarkan kekayaan para pemegang sahamnya. Harga saham akan selalu berfluktuasi karena dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran demand and supply dari saham tersebut di pasar modal. Ketika permintaan atas suatu saham meningkat, maka harga saham tersebut akan cenderung meningkat. Sebaliknya, jika tingkat penjualan saham tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah pihak yang berminat membelinya, maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan. Semakin baik suatu perusahaan mengelola usahanya dalam memperoleh keuntungan, semakin tinggi juga nilai perusahaan tersebut di mata para investor. Harga saham yang cukup tinggi akan menjadi daya tarik bagi para investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Universitas Sumatera Utara 23 Sebelum memutuskan untuk membeli suatu saham tertentu, para investor umumnya melakukan analisis-analisis terhadap saham yang akan dibelinya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meminimalisasi kerugian yang mungkin saja timbul akibat kesalahan dalam memilih saham-saham yang beredar di pasar modal, memperhitungkan return yang diharapkan, serta untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kemampuan perusahaan yang bersangkutan untuk tumbuh dan berkembang di masa mendatang. Analisis atau penilaian terhadap saham dalam pasar modal pada umumnya dibedakan menjadi analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental umumnya digunakan oleh para investor untuk memastikan bahwa saham yang akan dibeli merupakan saham dari perusahaan yang memiliki kinerja yang baik serta layak dijadikan sarana investasi jangka panjang. Analisis ini berguna untuk menganalisis tingkat kewajaran dari harga pasar suatu saham serta mengevaluasi prospek masa mendatang, pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan, perkembangan industri perusahaan dan kondisi perusahaan itu sendiri yang dilakukan dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan dengan menggunakan data-data historis, serta analisis terhadap kondisi makro yang berpengaruh terhadap perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan. Teknik analisis fundamental ini juga mengemukakan bahwa harga saham menggambarkan nilai intrinsik dari saham itu sendiri. Nilai intrinsik yang dimaksud yaitu cara penentuan nilai saham berdasarkan kemampuan masa depan suatu perusahaan yang biasanya dipengaruhi oleh laba dan penjualan. Singkatnya, analisis ini mempelajari Universitas Sumatera Utara 24 hubungan antara harga saham dengan kondisi keuangan perusahaan, karena tinggi rendahnya nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan tersebut. Analisis teknikal dilakukan dengan mengamati pergerakan harga saham yang berbasis pada data-data statistik historis yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan saham, seperti harga saham dan volume perdangangan pada jangka waktu tertentu. Dengan asumsi bahwa harga saham mencerminkan informasi yang ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu lalu sehingga peruhahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang. Karena analisis ini dilakukan berdasarkan atas perubahan harga saham di masa lalu, maka alat analisis utamanya adalah grafik atau chart yang akan membantu untuk mengetahui trend pergerakan harga saham ke depan. Biasanya analisis teknikal digunakan untuk analisis jangka pendek dan menengah, sedangkan analisis fundamental cenderung digunakan untuk analisis jangka panjang. Analisis ini sering dipakai oleh investor yang cukup aktif di pasar saham dan terutama yang sering melakukan jual beli saham Menurut Situmorang 2008:46, nilai saham dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain : a. Nilai Nominal nilai pari Nilai pari merupakan nilai yang tercantum dalam sertifikat saham yang bersangkutan. Dalam hal ini jumlah saham yang dikeluarkan oleh perseroan dikaitkan dengan nilai nominalnya adalah modal disetor penuh bagi suatu perseroan, dan di dalam pencatatan akuntansi dicatat sebagai modal ekuitas perseroan di dalam neraca. b. Harga Dasar Untuk saham baru, harga dasar saham ditentukan dari harga perdana saham, yaitu harga saham pada saat pertama kali saham tersebut diterbitkan. Harga dasar ini kemudian akan berubah dikarenakan adanya tindakan dari para Universitas Sumatera Utara 25 emiten yang berkaitan dengan saham tersebut, seperti stock split, waran, right issue, dan sebagainya. c. Harga Pasar Nilai pasar saham menunjukkan harga jual beli saham yang sedang terjadi pada pasar sekunder. Harga ini pada dasarnya terbentuk oleh permintaan dan penawaran di pasar modal. Jika bursa sudah tutup, maka harga pasar saham yang berlaku adalah harga penutupan terakhirnya. Harga pasar tersebut yang sesungguhnya menyatakan naik-turunnya suatu harga saham dan setiap hari diumumkan di media massa.

2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham

Harga saham akan selalu mengalami fluktuasi setiap saat, hal ini dikarenakan harga saham dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran di pasar modal. Para investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi harga saham, baik faktor yang bersifat eksternal maupun faktor yang bersifat internal. Beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi harga saham,yaitu: 1. Regulasi pemerintah 2. Pergerakan suku bunga 3. Fluktuasi nilai tukar mata uang 4. Rumor dan sentimen pasar 5. Penggabungan usaha Sedangkan beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi harga saham, antara lain: 1. Laba Perusahaan 2. Penjualan 3. Pertumbuhan aktiva tahunan 4. Likuiditas Universitas Sumatera Utara 26 5. Nilai kekayaan total

2.1.7 Hubungan laba akuntansi dengan harga saham

Laba akuntansi dalam laporan keuangan merupakan salah satu parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan digunakan untuk meramalkan atau memprediksi penghasilan di masa yang akan datang. Umumnya para pemegang saham memperhatikan pertumbuhan laba untuk memperkirakan peningkatan keuntungan mereka. Jika suatu perusahaan bisa memperoleh laba yang besar maka secara teoritis perusahaan mampu membagikan deviden yang lebih besar. Teori keuangan menunjukkan bahwa jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat maka harga saham akan ikut mengalami peningkatan. Singkatnya, informasi tentang laba perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini terlihat pada saat akan dilakukan pengumuman laba, terkadang ada perubahan reaksi investor terhadap distribusi aliran kas dimasa yang akan datang, dimana hal inilah yang akan menyebabkan perubahan harga saham.

2.1.8 Hubungan rasio keuangan dengan harga saham

Sebelum mengambil suatu keputusan investasi, investor perlu mengetahui dan memahami terlebih dahulu bagaimana kinerja keuangan perusahaan, baru kemudian menentukan keputusan investasinya. Oleh karena itu, investor umumnya akan terlebih dahulu menganalisis laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan. Dari hasil analisis terhadap laporan keuangan maka akan diperoleh rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengungkapkan potensi perusahaan, Universitas Sumatera Utara 27 serta menilai ketidakpastian penerimaan dari dividen dan bunga di masa depan. Semakin tinggi nilai-nilai rasio di atas, maka akan memberikan pengaruh yang positif terhadap harga saham. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan juga sebaiknya memiliki cakupan yang luas agar dapat memenuhi kebutuhan para pemakai laporan keuangan seperti investor dan manajemen perusahaan agar mereka dapat menilai kinerja perusahaan tersebut dan melakukan penilaian terhadap nilai saham perusahaan.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu mengenai pengaruh-pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Rincian mengenai penelitian - penelitian terdahulu dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Tabel 2.1 Rincian Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Yurico 2010 Pengaruh Cash Dividen Coverage, Operating Cashflow per Share, Return on Equity, Return on Asset, Total Asset Turnover dan Earnings per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI. Variable independen dalam penelitian ini adalah CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, dan EPS; sedangkan variable dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Secara parsial, hanya EPS yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. 2. Martha Anna Siagian Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Komponen Variabel independen dalam penelitian ini Secara parsial, hanya laba akuntansi, arus kas dari aktivitas Universitas Sumatera Utara 28 2011 Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia adalah Laba Akuntansi, Arus Kas dari Aktivitas Operasi, Arus Kas dari Aktivitas Investasi, dan Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan; sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. operasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, semua variable independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan positif terhadap harga saham. 3. Fahmi Julham 2013 Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variable independen dalam penelitian ini adalah ROA, ROE, EPS, dan NPM; sedangkan variable dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Secara parsial, hanya ROA yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. 4. Mindania 2013 Pengaruh Rasio Keuangan dan Investment Opportunity Set IOS terhadap Harga Saham pada Industri Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variable independen dalam penelitian ini adalah CR, ROA, ROE dan IOS; sedangkan variable dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Secara parsial, semua variabel independen yang diteliti tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, semua variabel independen yang diteliti tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. 5. Willianove 2013 Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi dan Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia BEI. Variabel independen dalam penelitian ini adalah laba bersih akuntansi, arus kas operasi, CR, PER, dan PBV; sedangkan variable dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Secara parsial, hanya variabel Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, dan Price Earning Ratio PER yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, semua variable independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Sumber: diolah Penulis, 2013 Universitas Sumatera Utara 29 Laba Bersih Akuntansi X 1 Return on Equity X 2 Return on Assets X 3 Earnings per Share X 4 Harga Saham Y Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu menunjukkan hasil yang berbeda - beda baik secara parsial maupun secara simultan. Masing-masing peneliti terdahulu menggunakan analisis regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan uji hipotesis. Pemilihan sampel penelitian dari peneliti terdahulu menggunakan metode purposive sampling dengan populasi penelitian yang berbeda-beda. Yurico 2010 meneliti perusahaan manufaktur di BEI selama periode 2007, Siagian 2011 meneliti perusahaan industri dasar dan kimia di BEI untuk periode 2007 - 2009, Julham 2013 meneliti perusahaan manufaktur di BEI untuk periode 2009 - 2011, Mindania 2013 meneliti perusahaan manufaktur industri konsumsi di BEI untuk periode 2007 -2009 dan Willianove 2013 meneliti perusahaan LQ45 di BEI untuk periode 2009 - 2011.

2.3 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Return saham Pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

10 166 91

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 135 69

Analisis Pengaruh Return on Asset (ROA), Earning per Share (EPS), Financial Leverage, dan Proceed Terhadap Initial Return Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 57 118

Pengaruh Return on Asset (ROA), Earning per Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham : Studi Empiris di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012

0 35 85

Pengaruh Return On Capital Employed (ROCE), Return On Asset (ROA), Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Earnings Per Share (EPS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

26 161 93

Analisis Pengaruh Financial Leverage Terhadap Return on Equity dan Earning per Share Pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 49 98

Analisisis Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 57 85

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia PEriode 2011-2013

0 3 124

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 7 124

Analisis Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 10 86