31
II.2.2.1 Kuat Tekan Beton
Kuat tekan beton merupakan sifat yang paling penting dalam beton keras, dan umumnya dipertimbangkan dalam perencanaan campuran beton. Kuat tekan
beton umur 28 hari berkisar antara 10-65 MPa. Untuk struktur beton bertulang pada umumnya menggunakan beton dengan kekuatan berkisar 17-30 MPa,
sedangkan untuk beton prategang berkisar 30-45 MPa. Untuk keadaan dan keperluan struktur khusus, beton ready mix sanggup mencapai nilai kuat tekan
62 MPa dan untuk memproduksi beton kuat tinggi tersebut umumnya dilaksanakan dengan pengawasan ketat dalam laboratorium Dipohusodo, 1994.
Beberapa faktor seperti ukuran dan bentuk agregat, jumlah pemakaian semen, jumlah pemakaian air, proporsi campuran beton, perawatan beton curing,
usia beton ukuran dan bentuk sampel, dapat mempengaruhi kekuatan tekan beton. Kekuatan tekan benda uji beton dihitung dengan rumus :
P fc’ =
…………………………………1 A
dengan : fc’ : kekuatan tekan kgcm
2
P : beban tekan kg A : luas permukaan benda uji cm
2
Standar deviasi dihitung berdasrakan rumus : s =
√Σ σ’
b –
σ’
bm 2
_________________ ……………………………………………
2 N - 1
Universitas Sumatera Utara
32 dengan:
s = deviasi standar Kgcm
2
σ’
b
= Kekuatan masing – masing benda uji KgCm
2
σ’
bm
= Kekuatan Beton rata –rata Kgcm
2
N = Jumlah Total Benda Uji hasil pemeriksaan
Berdasarkan PBI ’71 Bagian 3, Bab 4 Pekerjaaan Beton bahwa kekuatan tekan beton pada berbagai umur benda uji adalah, seperti tabel berikut :
Tabel 2.1 Perbandingan Kekuatan pada berbagai benda uji Benda Uji
Perbandingan Keuatan Tekan
Kubus 15x15x15 cm 1.00
Kubus 20x20x20 cm 0.95
Silinder 15x30 cm 0.83
Untuk estimasi kekuatan tekan masing – masing benda uji terhadap beton yang berumur 28 hari , dapat diambil dari PBI ‘71, seperti tabel berikut ini
Tabel 2.2 Faktor Konversi Untuk Kuat Tekan Beton 28 Hari
Umur Beton hari 3
7 14
21 28
90 365
Semen Porland Biasa 0.40 0.65 0.88 0.95 1.00 1.20
1.35 Semen Porland dengan
Kekuatan awal tinggi 0.55 0.75 0.90 0.95 1.00 1.15
1.20
Universitas Sumatera Utara
33
II.2.2.1.1 Ukuran Dan Bentuk Agregat
Semakin kecil area permukaan agregat, maka semakin kecil kebutuhan air untuk campuran beton. Dengan semakin kecilnya faktor air semen, maka
kekuatan beton semakin meningkat. Penggunaan agregat dengan ukuran butir maksimum yang lebih besar, dapat menurunkan kekuatan beton. Pada Gambar 2.7
dapat dilihat hubungan antara efek ukuran agregat dengan kekuatan tekan beton.
Gambar 2.7 Grafik pengaruh ukuran agregat terhadap kuat tekan beton
Dipohusodo, 1994.
II.2.2.1.2 Faktor Air Semen
Secara umum, semakin besar nilai f.a.s, semakin rendah mutu kekuatan beton. Dengan demikian, untuk menghasilkan sebuah beton yang bermutu tinggi
f.a.s dalam beton haruslah rendah, sayangnya hal ini menyebabkan kesulitan dalam pengerjaannya. Umumnya nilai f.a.s minimum untuk beton normal sekitar
0,4 dan nilai maksimumnya 0,65. Tujuan pengurangan f.a.s ini adalah untuk mengurangi hingga seminimal mungkin porositas beton yang dibuat sehingga
akan dihasilkan beton mutu tinggi.
Universitas Sumatera Utara
34 Kekuatan tekan beton dapat diperhitungkan dengan penggunaan faktor
air semen. Pada Gambar 2.8 terlihat bahwa kekuatan tekan beton menurun jika perbandingan jumlah berat pemakaian air tehadap berat semen ditingkatkan.
Gambar 2.8 Grafik hubungann antara faktor air semen terhadap kekuatan tekan
Beton Dipohusodo, 1994.
II.2.2.1.3 Umur Beton
Kekuatan tekan beton akan bertambah dengan naiknya umur beton. Biasanya nilai kuat tekan ditentukan pada waktu beton mencapai umur 28 hari.
Kekuatan beton akan naik secara cepat linear sampai umur 28 hari, tetapi setelah itu kenaikannya tidak terlalu signifikan Gambar 2.9. Umumnya pada umur 7 hari
kuat tekan mencapai 70 dan pada umur 14 hari mencapai 85 - 90 dari kuat tekan umur 28 hari Dipohusodo, 1994.
Universitas Sumatera Utara
35
Gambar 2.9 Hubungan antara umur beton dan kuat tekan beton
Dipohusodo, 1994.
II.2.2.1.4 Jenis semen
Jenis Portland semen yang digunakan ada 5 jenis yaitu : I, II, III, IV, V. Jenis-jenis semen tersebut mempunyai laju kenaikan kekuatan yang berbeda
sebagaimana tampak pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Perkembangan kekuatan tekan mortar untuk berbagai tipe
Portland semen Mulyono, 2003.
Universitas Sumatera Utara
36
II.2.2.1.5 Jumlah semen
Jika faktor air semen sama slump berubah, beton dengan jumlah kandungan semen tertentu mempunyai kuat tekan tertinggi sebagaimana tampak
pada Gambar 2.11. Pada jumlah semen yang terlalu sedikit berarti jumlah air juga sedikit sehingga adukan beton sulit dipadatkan yang mengakibatkan kuat tekan
beton rendah. Namun jika jumlah semen berlebihan berarti jumlah air juga berlebihan sehingga beton mengandung banyak pori yang mengakibatkan kuat
tekan beton rendah. Jika nilai slump sama fas berubah, beton dengan kandungan semen lebih banyak mempunyai kuat tekan lebih tinggi.
Gambar 2.11 Pengaruh jumlah semen terhadap kuat tekan beton pada
faktor air semen sama Kardiyono, 1998.
Universitas Sumatera Utara
37
II.2.2.1.6 Rongga Udara Voids
Peningkatan faktor air semen dapat menyebabkan rongga udara meningkat, sehingga dapat mempengaruhi penurunan durabilitas, sifat kedap air
pada beton, dan juga kekuatan beton. Kebutuhan air dalam pencampuran beton diharapkan cukup untuk mendukung proses hidrasi pada semen, penambahan air
pada pencampuran beton dapat menyebabkan terjadinya rongga pada beton, sehingga kualitas beton yang dihasilkan menurun.
II.2.2.1.7 Perawatan Beton Curing
Kekuatan tekan beton bertanbah seiring dengan umur beton dan perawatan beton. Pengaruh perawatan beton dapat dilihat pada Gambar 2.12
peningkatan suhu air baik untuk perawatan beton ataupun pencampuran beton dapat meningkatkan kekuatan beton lebih cepat. Penggunaan curing dengan
sistem uap dapat meningkatkan kekuatan beton lebih cepat dibandingkan dengan sistem perawatan beton dengan metode perendaman.
Gambar 2.12 Grafik Pengaruh suhu perawatan beton terhadap kokoh tekan beton Kardiyono, 1998.
Universitas Sumatera Utara
38
II.3 Bahan Tambah II.3.1 Umum
Bahan tambah admixture adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat atau selama percampuran berlangsung. Fungsi
dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat dari beton agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu, atau untuk menghemat biaya.
Admixture atau bahan tambah yang didefenisikan dalam Standard Definitions of terminology Relating to Concrete and Concrete Aggregates ASTM
C.125-1995:61 dan dalam Cement and Concrete Terminology ACI SP-19 adalah sabagai material selain air, agregat dan semen hidrolik yang dicampurkan
dalam beton atau mortar yang ditambahkan sebelum atau selama pengadukan berlangsung. Bahan tambah digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik
dari beton misalnya untuk dapat dengan mudah dikerjakan, mempercepat pengerasan, menambah kuat tekan, penghematan, atau untuk tujuan lain seperti
penghematan energi Mulyono, 2003. Bahan tambah biasanya diberikan dalam jumlah yang relatif sedikit, dan
harus dengan pengawasan yang ketat agar tidak berlebihan yang justru akan dapat memperburuk sifat beton.
Di Indonesia bahan tambah telah banyak dipergunakan. Manfaat dari penggunaan bahan tambah ini perlu dibuktikan dengan menggunakan bahan
agregat dan jenis semen yang sama dengan bahan yang akan dipakai di lapangan. Dalam hal ini bahan yang dipakai sebagai bahan tambah harus memenuhi
ketentuan yang diberikan oleh SNI. Untuk bahan tambah yang merupakan bahan
Universitas Sumatera Utara