Abu Terbang Fly Ash Slag

43 7. Tipe G ”Water Reducing, High Range Retarding Admixture” Water Reducing, High Range Retarding Admixture adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 atau lebih dan juga untuk menghambat pengikatan beton. Jenis bahan tambah ini merupakan gabungan superplasticizer dengan menunda waktu pengikatan beton.

II.3.4 Bahan Tambah Mineral Mineral Admixture

Bahan tambah mineral ini merupakan bahan tambah yang dimaksudka n untuk memperbaiki kinerja beton. Pada saat ini, bahan tambah mineral ini lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja tekan beton, sehingga bahan tambah mineral ini cenderung bersifat penyemenan. Beberapa bahan tambah mineral ini adalah abu terbang fly ash, slag, silica fume dan abu ampas tebu cane pulp ash.

II.3.4.1 Abu Terbang Fly Ash

Menurut ASTM C.618 ASTM, 1995:304 abu terbang fly ash didefenisikan sebagai butiran halus hasil residu pembakaran batubara atau bubuk batu bara. Fly ash dapat dibedakan menjadi dua, yaitu abu terbang yang normal yang dihasilkan dari pembakaran batubara antrasit atau batubara bitomius dan abu terbang kelas C yang dihasilkan dari batubara jenis lignite atau subbitumeus. Universitas Sumatera Utara 44 Abu terbang kelas C kemungkinan mengandung kapur lime lebih dari 10 beratnya. Kandungan kimia yang dibutuhkan dalam fly ash tercantum dalam Tabel 2.3. Tabel 2.3 Kandungan Kimia Fly Ash Senyawa Kimia Jenis F Jenis C Oksida Silika SiO 2 + Oksida Alumina Al 2 O 3 + Oksida Besi Fe 2 O 3 , minimum 70.0 50.0 Trioksida Sulfur SO 3 , maksimum 5.0 5.0 Kadar Air, maksimum 3.0 3.0 Kehilangan Panas, maksimum 6.0 6.0 Penggunaan sampai dengan 12 masih diijinkan jika ada perbaikan kinerja atau hasil test laboratorium menunjukkan demikian. Sumber : ASTM C.618-95:305.

II.3.4.2 Slag

Slag merupakan hasil residu pembakaran tanur tinggi. Defenisi slag dalam ASTM C.989, ”Standard spesification for ground granulated Blast- Furnace Slag for use in concrete and mortar”, ASTM, 1995:494 adalah produk non-metal yang merupakan material berbentuk halus, granular hasil pembakaran yang kemudian didinginkan, misalnya dengan mencelupkannya dalam air. Keuntungan penggunaan slag dalam campuran beton adalah sebagai berikut Lewis, 1982. a. Mempertinggi kekuatan tekan beton karena kecendrungan melambatnya kenaikan kekuatan tekan. b. Menaikkan ratio antara kelenturan dan kuat tekan beton. c. Mengurangi variasi kekuatan tekan beton. d. Mempertinggi ketahanan terhadap sulfat dalam air laut. Universitas Sumatera Utara 45 e. Mengurangi serangan alkali-silika. f. Mengurangi panas hidrasi dan menurunkan suhu. g. Memperbaiki penyelesaian akhir dan memberi warna cerah pada beton. h. Mempertinggi keawetan karena pengaruh perubahan volume. i. Mengurangi porositas dan serangan klorida. Faktor-faktor untuk menentukan sifat penyemenan cementious dalam slag adalah komposisi kimia, konsentrasi alkali dan reaksi terhadap sistem, kandungan kaca dalam slag, kehalusan, dan temperatur yang ditimbulkan selama proses hidrasi berlangsungCain, 1994:505.

II.3.4.3 Silika Fume