45 e. Mengurangi serangan alkali-silika.
f. Mengurangi panas hidrasi dan menurunkan suhu. g. Memperbaiki penyelesaian akhir dan memberi warna cerah pada beton.
h. Mempertinggi keawetan karena pengaruh perubahan volume. i. Mengurangi porositas dan serangan klorida.
Faktor-faktor untuk menentukan sifat penyemenan cementious dalam slag adalah komposisi kimia, konsentrasi alkali dan reaksi terhadap sistem,
kandungan kaca dalam slag, kehalusan, dan temperatur yang ditimbulkan selama proses hidrasi berlangsungCain, 1994:505.
II.3.4.3 Silika Fume
Menurut standard ”Spesification for Silica Fume for Use in Hydraulic- Cemen Concrete and Mortar” ASTM.C.1240, 1995: 637-642 silica fume adalah
material pozzolan yang halus, dimana komposisi silika lebih banyak yang dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa produksi silikon atau alloy besi silikon
dikenal sebagai gabungan antara microsilika dengan silica fume. Penggunaan silica fume dalam campuran beton dimaksudkan untuk
menghasilkan beton dengan kekuatan tekan yang tinggi. Beton dengan kekuatan tinggi digunakan, misalnya untuk kolom struktur atau dinding geser, pre-cast atau
beton pra-tegang dan beberapa keperluan lain. Kriteria kekuatan beton berkinerja tinggi saat ini sekitar 50-70 Mpa untuk umur 28 hari. Penggunaan silica fume
berkisar antara 0 - 30 untuk memperbaiki karakteristik kekuatan dan keawetan
Universitas Sumatera Utara
46 beton dengan faktor air semen sebesar 0.34 dan 0.28 dengan atau tanpa bahan
superplastisizer dan nilai slump 50 mmYogendran, et al, 1987:124-129: Komposisi kimia dan fisika dari silika-fume dapat dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4 Komposisi Kimia Silica Fume Kimia
Berat
SiO
2
Karbon Fe
2
O
3
CaO Al
2
O
3
MgO MnO
K
2
O Na
2
O 92-94
3-5 0.10-0.50
0.10-0.15 0.20-0.30
0.10-0.20 0.008
0.10 0.10
Fisika Berat
Berat Jenis Rata-rata ukuran partikel, µ m,
Lolos ayakan No.325 dala, Keasaman pH 10 air dalam slurry
2.02 0.1
99.00 7.3
Sumber: Yogendra, et al, ACI Material Journal, MaretApril, 1987:125
Universitas Sumatera Utara
47
II.3.4.4 Abu Ampas Tebu AAT `
Abu ampas tebu AAT adalah sisa hasil pembakaran dari ampas tebu. Ampas tebu sendiri merupakan hasil limbah buangan yang berlimpah dari proses
pembuatan gula ±30 dari kapasitas giling Tanan, 2001. Abu ampas tebu yang dahulunya hanya digunakan sebagai abu gosok, sudah mulai dimanfaatkan dalam
industri bahan bangunan, seperti : 1. Di Mesir telah diadakan penelitian bahwa abu ampas tebu dapat
dimanfaatkan sebagai komponen penyusun dalam pembuatan keramik Elkader, 1986.
2. Telah dicobakan pemanfaatan abu ampas tebu sebagai campuran semen dengan perbandingan 1 semen : 12 abu ampas tebu, dan ternyata memberi
hasil yang lebih kuat, ringan dan tahan terhadap kondisi agresif, dan tentu saja membutuhkan biaya yang lebih ekonomis wahid.
3. Telah dicoba dalam pembuatan panil gypsum, dimana abu ampas tebu dipakai sebagai bahan tambah mampu menghasilkan panil gypsum yang
memiliki kuat lentur yang baik Sri Murni, 1998. 4. Penelitian dilakukan pada campuran beton dengan komposisi AAT 0
℅, AAT 10
℅, AAT 2 0 ℅ sebag ai p eng g anti semen . Hasil Tes Tek an, Tes Tarik, dan Uji Porositas pada penelitian beton telah membuktikan bahwa
AAT telah berfungsi sebagai pozzolan dengan kuat tekan terbesar, kuat tarik terbesar dan porositas terkecil ada pada beton dengan 10
℅ AAT Ghozi, 2001.
Universitas Sumatera Utara
48 Setelah dilakukan penelitian, senyawa kimia yang terkandung dalam abu
ampas tebu dapat dilihat pada tabel 2.5 sebagai berikut :
Tabel 2.5 Kandungan kimia Abu Ampas Tebu Senyawa
Jumlah
SiO
2
70.97 Al
2
O
3
0.33 Fe
2
O
3
0.36 K
2
O 4.82
Na
2
O 0.43
MgO 0.82
C
5
H
10
O
5
22.27 C
7
H
10
O
3
C
5
H
8
O
4
Sumber : Hasil anlisa No. 4246LT AKIXI99 oleh Team Afilliansi dan Konsultasi Industri ITS Surabaya
Dari data di atas, jelas sekali terlihat bahwa senyawa kimia yang dominan adalah SiO
2
silika sebesar 70.97. Komposisi tersebut menguntungkan abu ampas tebu bila bahan ini digunakan sebagai bahan pengganti semen pada
campuran beton.
Universitas Sumatera Utara
49 Keunggulan penggunaan abu ampas tebu pada campuran beton antara
lain : a. Dengan kandungan silika hampir 80 , abu ampas tebu dapat digunakan
sebagai bahan pengganti semen pada campuran beton. b. Meningkatkan kepadatan density beton.
c. Mengurangi terjadinya retak pada beton.
Kelemahan penggunaan abu ampas tebu pada campuran beton antara lain :
a. Apabila kandungan silika pada abu ampas tebu menurun tidak mencapai 70 maka akan dapat menurunkan kualitas dan kuat tekan beton.
b. Tidak dapat langsung dipergunakan pada campuran beton, tetapi perlu adanya penelitian kandungan kimia khususnya silika terlebih dahulu. Hal
ini dikarenakan kandungan kimia abu ampas tebu berbeda untuk setiap asal abu ampas tebu yang berbeda.
Bahan tambah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Abu ampas tebu cane culp ash yang berasal dari limbah produksi Pabrik Gula
Sei Semayang PGSS, termasuk dalam kategori bahan tambah mineral Mineral Admixture.
Universitas Sumatera Utara
50
II.4 Klasifikasi Retak