Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi

menimbulkan pertentangan antara orang tua dengan remaja serta membuat jarak diantara keluarga. f. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kacamatanya sendiri, baik dalam melihat dirinya maupun melihat orang lain, mereka belum melihat apa adanya, tetapi menginginkan sebagaimana yang ia harapkan. g. Masa remaja adalah ambang masa dewasa Dengan berlalunya usia belasan, remaja yang semangkin matang berkembang dan berusaha memberi kesan seseorang yang hampir dewasa. Ia akan memusatkan dirinya pada prilaku yang di hubungkan dengan status orang dewasa, misalnya dalam berpakaian dan bertindak.

5. Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi

Pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi adalah pengetahuan yang dimiliki ibu tentang aspek-aspek biologis seksualitas yang berkaitan dengan masa remaja dan implikasinya. Menurut Munawaroh pengetahuan itu meliputi : a. Sistem reproduksi manusia, berisikan anotomi organ reproduksi dan fungsinya. b. Kesehatan reproduksi, mencakup informasi mengenai kurun reproduksi sehat, perencanaan dan pengaturan waktu reproduksi, serta dampak pada ibu dan bayinya. c. Penyakit menular dan AIDS, yaitu informasi mengenai jenis penyakit menular seksual PMS, gejala yang muncul, dan penularan AIDS. d. Mitos dan fakta seksualitas, berisikan beberapa informasi yang tepat dan tidak tepat yang diterima oleh remaja dari lingkungan disekitarnya. e. Hak-hak reproduksi, tujuan utama pemahaman ini adalah agar remaja menyadari bahwah dirinya sendirilah yang memegang kendali atas dirinya. Universitas Sumatera Utara Orang tua yang merupakan pihak pertama yang bertanggung jawab memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi bagi remaja seyogyanya menyesuaikan dengan tingkat perkembangannya. Fokus pendidikan yang diberikan pada anak sesuai dengan kebutuhan perkembangannya. Untuk anak kelas satu SMP yang rata-rata umurnya adalah dibawah 15 tahun maka fokus untuk anak usia 11-13 tahun adalah pertumbuhan dan perkembangan remaja, masa akil baliq, perubahan fisik, psikis dan tingkah laku dan alat reproduksi baik organ maupun fungsinya, serta mitos dan fakta yang berhubungan. Untuk anak yang lebih besar 14-15 tahun dapat dibicarakan mengenai masa subur, seks dan kehamilan, akibat kehamilan remaja, dan pengaruh temanlingkungan terhadap kepribadian Hastuti, 2003:11. Selain pembinaan terhadap sasaran langsungsiswa orang tua merupakan faktor penentu keberhasilan program pembinaan kesehatan remajasiswa, karena orang tua yang paling dekat dengan siswa. Penyuluhan bagi orang tua siswa mengenai kebutuhan remaja dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung melalui media massa, koran majalah, TV maupun radio, ceramah disekolah. Program yang diberikan adalah penyuluhan pengetahuan kepada orang tua mengenai: a. Kebutuhan gizi siswa. b. Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. c. Pengetahuan tentang tumbuh kembang remaja, baik fisik maupun psikososial remaja. d. Penyakit yang sering timbul dikalangan siswa. e. Pencegahan penyakit dan timbulnya kecelakaan pada siswa. Universitas Sumatera Utara f. Pengetahuan tentang pertolongan pertama kecelakaan atau penyakit yang sering pada siswa. Mengingat guru adalah ujung tombak pelaksanaan pelayanan kesehatan siswa disekolah, maka perlu diberikan pelatihan khusus bagi mereka agar dapat membantu melaksanakan beberapa kegiatan tertentu misalnya: 1. Pengamatan Observasi. Pengamatan siswa secara sepintas lalu, misalnya keadaan umum murid baik keadaan penampilan umumkebersihan diri dan kebiasaan prilaku hidup sehat siswa sehari-hari, apakah ada siswa yang mempunyai kebiasaan merokok atau prilaku menyimpang lainnya. 2. Deteksimenemukan anak yang sakit dan bila perlu rujuk ke puskesmas. 3. Apakah ada siswa yang mempunyai masalah baik kesehatan maupun psikososialnya. 4. Pendidikan keterampilan hidup sehat PKHSLife skill education LSE. 5. Sekolah yang mempromosikan kesehatan. 6. Penimbangan dan pengukuran tinggi badan siswa setiap 6 bulan sekali. 7. Pemeriksaan ketajaman penglihatan Visus setiap 6 bulan sekali. 8. Penyuluhan kesehatan baik secara rutin yang diprogramkan maupun secara insidental bila ada waktu luang didalam sekolah maupun diluar kegiatan sekolah Moersintowarti, 2008:206-207.

6. Upaya Ibu dalam Mempersiapkan Masa Pubertas

Dokumen yang terkait

Hubungan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan dengan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Perubahan Fisik dan Psikososial Pada Masa Pubertas di SMU Negeri 2 Medan

2 65 75

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Upaya Mempersiapkan Masa Pubertas Pada Anaknya di Lingkungan III Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2015

1 40 57

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya Di Kecamatan Kartasura.

0 2 15

PENDAHULUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya Di Kecamatan Kartasura.

0 2 7

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya Di Kecamatan Kartasura.

0 2 5

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya Di Kecamatan Kartasura.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKSUAL PRANIKAH REMAJA Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Seksual Pranikah Remaja Di Kelurahan Danguran Kabupaten Klaten.

0 1 16

HUBUNGAN P[ENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN UPAYA MEMPERSIAPKAN MASA PUBERTAS PADA ANAK.

0 1 12

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN UPAYA MEMPERSIAPKAN MASA PUBERTAS PADA ANAK

0 0 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERUBAHAN FISIK PADA MASA PUBERTAS DENGAN TINGKAT STRES

0 0 12