B. Perumasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
“Apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya di SD Swasta Harapan
Medan?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum:
Mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya.
2. Tujuan Khusus:
a. Mengetahui karakteristik responden.
b. Mengetahui pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja.
c. Mengetahui upaya yang dilakukan ibu mempersiapkan anak memasuki
masa pubertas. d.
Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Memberikan tambahan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja, khususnya dalam mempersiapkan anak memasuki masa pubertas.
2. Bagi Ibu Subjek Penelitian
Sebagai bahan masukan dan meningkatkan kesadaran dalam upaya mempersiapkan anaknya memasuki masa pubertas.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi Institusi Pendidikan SD
Mengetahui keadaan kesehatan reproduksi siswanya dan hal yang melatarbelakangi termasuk peran orang tua sehingga dapat menentukan arah
kebijakan dalam melaksanakan program kesehatan reproduksi remaja KKR di sekolah.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka. 1. Pengetahuan.
Menurut Notoatmojo 2007, pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Objek dalam
pengetahuan adalah benda atau hal yang diselidiki oleh pengetahuan itu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra raba, rasa, penglihatan
pendengaran dan penciuman. Karena itu pengetahuan dimungkinkan didapat dari berbagai sumber dan pengalaman. Dalam teori Bloom dikenal adanya enam
tingkatan dalam pengetahuan, yaitu: a.
Tahu know Tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. Tahu diartikan sebagai
mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Untuk mengukur tingkatan kognitif ini dipergunakan kata kerja menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan sebagainya.
b. Memahami comprehention
Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya. Pada tingkatan ini, individu yang
bersangkutan harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadapmateri atau substansi yang dipelajari.
c. Aplikasi application
Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang depelajari berupa hukum-hukum, rumus, metode,dan sebagainya pada kondisi nyata.
6
Universitas Sumatera Utara
d. Analisis analysis
Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen dalam struktur organisasi tersebut, yang terkait satu sama
lain. e.
Sintesis synthesis Sintesis atau formulasi menunjukkan kepada kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f.
Evaluasi evaluation Evaluasi adalah kemampuan melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu
objek atau materi. Evaluasi ini dilaksanakan pada kriteria yang telah ada atau kriteria yang disusun yang bersangkutan.
Pengetahuan dapat disimpulkan sebagai pandangan subjek terhadap adanya stimuli yang di indra, kemudian diadopsi oleh subjek yang akan mempengaruhinya
dalam bersikap dan mengambil keputusan. Pengetahuan kesehatan sebagai hasil dari pendidikan kesehatan akan berpengaruh pada pelaku kesehatan, termasuk kesehatan
reproduksi.
2. Kesehatan Reproduksi
Menurut UU No 23 tahun 1992, kesehatan adalah keadaan sejahtera dari fisik mental dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi Sumiati 2009 hal 3. Menurut WHO Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental,
dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Dengan
demikian kesehatan reproduksi dapat diartikan pula sebagai suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu mejalani fungsi dan
Universitas Sumatera Utara
proses reproduksinya secara sehat dan aman, termasuk mendapat keturunan yang sehat. Kesehatan reproduksi remaja Adolescence Reproduksi Health adalah upaya
kesehatan reproduksi yang dibutuhkan oleh remaja Sujardi, 2002: IX. Remaja merupakan kelompok usia tertentu yang defenisinya berbeda ditiap
negara, bahkan didalam suatu negara tergantung pada sosial budaya dan kondisi lokal masing-masing Surjadi, 2002, hal X. Remaja didefenisikan sebagai periode
transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang mecakup aspek bilogis, kognitif dan perubahan sosial yang berlangsung antara 10-19 tahun Sumiati
2009:10. Menurut Soetjiningsih 2002, berdasarkan umur kronologisnya dan berbagai
kepentingan, yaitu terdapat berbagai defenisi tentang remaja yaitu: 1.
Pada buku-buku Pediatri, pada umumnya mendefenisikan remaja adalah: bila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-20
tahun untuk anak laki-laki. 2.
Menurut UU No.4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah.
3. Menurut UU perburuhan, anak di anggap remaja apabila telah mencapai umur
16-18 tahun. 4.
Menurut UU perkawinan No. 1 tahun 1974, anak di anggap sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 tahun untuk anak perempuan dan
19 tahun untuk anak laki-laki. 5.
Menurut Diknas anak di anggap remaja bila anak sudah berumur 18 tahun yang sesuai dengan saat lulus sekolah menengah.
6. Menurut WHO, remaja bila anak telah berumur10-18 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut:
1. Masa remaja awaldini Early Adolescence: umur 11-13 tahun.
2. Masa remaja pertengahan Middle Adolescece: umur 14-16 tahun.
3. Masa remaja lanjut Late Adolescence: umut 17-20 tahun.
Yang dimaksud dengan remaja awal Early Adolescence adalah masa yang di tandai dengan berbagai perubahan tubuh yang cepat dan sering mengakibatkan
kesulitan dalam menyesuaikan diri, pada saat ini remaja mulai mencari identitas diri. Remaja pertengahan Middle Adolescence. Di tandai dengan bentuk tubuh yang
sudah menyerupai orang dewasa. Remaja akhir Late Adolescece. Ditandai dengan pertumbuhan biologis sudah melambat, tetapi masih berlangsung di tempat-tempat
lain Sumiati, 2009:11.
3. Pubertas
Pubertas puberty adalah perubahan cepat kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang terutama terjadi selama masa remaja awal
Santrock, 2007: 87. Pubertas merupakan satu titik dalam masa Adolens adalah waktu seorang anak
perempuan mampu mengalami pembuahankonsepsi yaitu dengan terjadinya menarchehaid pertama Sayogo, 2006:4.
Istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis yang meliputi morfologi dan fisiologi yang terjadi dengan pesat dari masa anak ke masa dewasa,
terutama kapasitas reproduksi yaitu perubahan alat kelamin dari tahap anak ke dewasa Soetjiningsih, 2007: 1.
Universitas Sumatera Utara
Pubertas yaitu waktu seorang anak perempuan mampu mengalami konsepsi yaitu menarchehaid pertama, dan adanya mimpi basah pada anak laki-laki
Moersintoarti, 2008:171. Hurlock, Monks dan Knoers 2002 menyebutkan bahwa banyak perubahan
yang terjadi pada masa pubertas, yaitu: a.
Perubahan Fisik. Di antara perubahan fisik yang terjadi, yang paling tampak nyata pada masa
pubertas adalah meningkatnya tinggi dan berat, serta kematangan seksual. Pada umumnya, lonjakan pertumbuhan yang menandai perubahan pubertas terjadi 2 tahun
lebih awal pada anak perempuan dari pada anak laki-laki. Pada anak perempuan hal ini dimulai sekitar usia 10,5 tahun dan berlangsung selama 2,5 tahun. Sepanjang
masa tersebut, anak permpuan bertambah tinggi badannya sekitar 3,5 inchi setiap tahun. Pada anak laki-laki lonjakan pertumbuhan dimulai sekitar usia 12,5 tahun dan
juga berlangsung selama 2 tahun. Anak laki-laki pada umumnya selama waktu tersebut bertambah tinggi sekitar 4 inchi dalam setahun Santrock, 2003: 91-92.
Pertumbuhan berat badan menggambarkan jumlah dari berbagai massa jaringan tubuh sehingga secara klinis sulit untuk di interpretasikan. Kenaikan berat badan
selama masa pubertas sekitar 50 dari berat dewasa ideal. Di bandingkan dengan anak laki-laki, pacu tumbuh anak perempuan dimulai lebih cepat yaitu sekitar umur 8
tahun, sedangkan anak laki-laki baru pada umur 10 tahun. Tetapi pertumbuhan anak perempuan lebih cepat berhenti dari pada anak laki-laki. Anak perempuan umur 18
tahun sudah tidak tumbuh lagi, sedangkan anak laki-laki baru berhenti tumbuh pada umur 20 tahun.
Memasuki masa pubertas, remaja perempuan telah mencapai kira-kira 60 berat dewasa. Dalam masa 3-6 bulan sebelum pacu tumbuh badannya kenaikan berat
Universitas Sumatera Utara
badan hanya sekitar 2 Kgtahun. Kemudian terjadi akselerasi dan akhirnya mencapai 8 Kgtahun. Sekitar 95 remaja normal kecepatan kenaikan berat badanya sekitar
antara 5,5-10,5 Kgtahun, sedangkan pada remaja laki-laki, rata-rata kenaikan berat badan sekitar 9 Kgtahun, dengan 95 rata-rata remaja laki-laki matur mengalami
kenaikan berat badan 6-12 Kgtahun Soetjiningsih, 2007: 6-7. Para peneliti menemukan bahwa karakteristik pubertas pada anak laki-laki
berkembang dengan urutan sebagai berikut: Perubahan ukuran penis dan testikel, pertumbuhan rambut yang masih lurus didaerah kemaluan, sedikit perubahan suara,
ejakulasi pertama biasanya melalui mimpi basah, masturbasi, rambut kemaluan tumbuh menjadi ikal, mulai masa pertumbuhan maksimum, pertumbuhan rambut
ketiak, perubahan suara semangkin jelas dan mulai tumbuh rambut di bagian wajah. Tiga hal yang paling jelas tampak mengenai kematangan seksual adalah
bertambah panjangnya penis, membesarnya testis, dan tumbuhnya rambut wajah. Sedangkan ramaja putri pertumbuhan fisik pada awalnya payudara membesar atau
rambut kemaluan mulai tumbuh. Kemudian tumbuh rambut ketiak. Sejalan dengan perubahan tersebut, tinggi badan bertambah dan pinggul menjadi lebih lebar dari
pada bahu. Menstruasi pertama datang agak lambat di akhir siklus pubertas. Pada awalnya siklus menstruasi tidak teratur, dan mungkin juga tidak terjadi ovulasi pada
setiap menstruasi selama beberapa tahun pertama sesudah menstruasi pertama Santrock, 2003:92.
4. Karakteristik Masa Remaja.
Hurlock mengemukakan berbagai ciri dari remaja di antaranya adalah: a.
Masa remaja adalah masa peralihan. Yaitu peralihan dari satu tahap perkembangan ke perkembangan berikutnya
secara berkesinambungan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan
Universitas Sumatera Utara
juga bukan seorang dewasa dan merupakan masa yang sangat strategis, karena memberi waktu kepada remaja untuk membentuk gaya hidup dan menentukan
pola perilaku, nilai-nilai dan sifat-sifat yang sesuai dengan yang di inginkan. b.
Masa remaja adalah masa terjadinya perubahan. Sejak awal remaja, perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan
sikap juga berkembang. Ada empat perubahan besar yang terjadi pada remaja, yaitu perubahan emosi, perubahan peran dan minat, perubahan pola perilaku dan
perubahan sikap menjadi ambivalen. c.
Masa remaja adalah masa yang banyak masalah. Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit untuk diatasi. Hal ini terjadi
karena tidak terbiasanya remaja menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa meminta bantuan orang lain sehingga kadang-kadang terjadi penyelesaian yang
tidak sesuai dengan yang diharapkan. d.
Masa remaja adalah masa mencari identitas. Identitas diri yang dicari remaja adalah berupa kejelasan siapa dirinya dan apa
peran dirinya di masyarakat. Remaja tidak puas dirinya sama dengan kebanyakan orang, ia ingin memperlihatkan dirinya sebagai individu, sementara pada saat
yang sama ia ingin mempertahankan dirinya terhadap kelompok sebaya. e.
Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan kekuatan. Ada stigma dari masyarakat bahwa remaja adalah anak yang tidak rapi, tidak
dapat dipercaya, cenderung berprilaku merusak, sehingga menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja. Dengan adanya
stigma ini akan membuat masa peralihan remaja ke dewasa menjadi sulit, karena peran orang tua yang memiliki pandangan seperti ini akan mencurigai dan
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan pertentangan antara orang tua dengan remaja serta membuat jarak diantara keluarga.
f. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik.
Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kacamatanya sendiri, baik dalam melihat dirinya maupun melihat orang lain, mereka belum melihat apa
adanya, tetapi menginginkan sebagaimana yang ia harapkan. g.
Masa remaja adalah ambang masa dewasa Dengan berlalunya usia belasan, remaja yang semangkin matang berkembang
dan berusaha memberi kesan seseorang yang hampir dewasa. Ia akan memusatkan dirinya pada prilaku yang di hubungkan dengan status orang
dewasa, misalnya dalam berpakaian dan bertindak.
5. Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi
Pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi adalah pengetahuan yang dimiliki ibu tentang aspek-aspek biologis seksualitas yang berkaitan dengan masa
remaja dan implikasinya. Menurut Munawaroh pengetahuan itu meliputi : a.
Sistem reproduksi manusia, berisikan anotomi organ reproduksi dan fungsinya. b.
Kesehatan reproduksi, mencakup informasi mengenai kurun reproduksi sehat, perencanaan dan pengaturan waktu reproduksi, serta dampak pada ibu dan
bayinya. c.
Penyakit menular dan AIDS, yaitu informasi mengenai jenis penyakit menular seksual PMS, gejala yang muncul, dan penularan AIDS.
d. Mitos dan fakta seksualitas, berisikan beberapa informasi yang tepat dan tidak
tepat yang diterima oleh remaja dari lingkungan disekitarnya. e.
Hak-hak reproduksi, tujuan utama pemahaman ini adalah agar remaja menyadari bahwah dirinya sendirilah yang memegang kendali atas dirinya.
Universitas Sumatera Utara
Orang tua yang merupakan pihak pertama yang bertanggung jawab memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi bagi remaja seyogyanya
menyesuaikan dengan tingkat perkembangannya. Fokus pendidikan yang diberikan pada anak sesuai dengan kebutuhan perkembangannya. Untuk anak kelas satu SMP
yang rata-rata umurnya adalah dibawah 15 tahun maka fokus untuk anak usia 11-13 tahun adalah pertumbuhan dan perkembangan remaja, masa akil baliq, perubahan
fisik, psikis dan tingkah laku dan alat reproduksi baik organ maupun fungsinya, serta mitos dan fakta yang berhubungan. Untuk anak yang lebih besar 14-15 tahun dapat
dibicarakan mengenai masa subur, seks dan kehamilan, akibat kehamilan remaja, dan pengaruh temanlingkungan terhadap kepribadian Hastuti, 2003:11.
Selain pembinaan terhadap sasaran langsungsiswa orang tua merupakan faktor penentu keberhasilan program pembinaan kesehatan remajasiswa, karena
orang tua yang paling dekat dengan siswa. Penyuluhan bagi orang tua siswa mengenai kebutuhan remaja dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak
langsung melalui media massa, koran majalah, TV maupun radio, ceramah disekolah.
Program yang diberikan adalah penyuluhan pengetahuan kepada orang tua mengenai:
a. Kebutuhan gizi siswa.
b. Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja.
c. Pengetahuan tentang tumbuh kembang remaja, baik fisik maupun psikososial
remaja. d.
Penyakit yang sering timbul dikalangan siswa. e.
Pencegahan penyakit dan timbulnya kecelakaan pada siswa.
Universitas Sumatera Utara
f. Pengetahuan tentang pertolongan pertama kecelakaan atau penyakit yang sering
pada siswa. Mengingat guru adalah ujung tombak pelaksanaan pelayanan kesehatan siswa
disekolah, maka perlu diberikan pelatihan khusus bagi mereka agar dapat membantu melaksanakan beberapa kegiatan tertentu misalnya:
1. Pengamatan Observasi. Pengamatan siswa secara sepintas lalu, misalnya
keadaan umum murid baik keadaan penampilan umumkebersihan diri dan kebiasaan prilaku hidup sehat siswa sehari-hari, apakah ada siswa yang
mempunyai kebiasaan merokok atau prilaku menyimpang lainnya. 2.
Deteksimenemukan anak yang sakit dan bila perlu rujuk ke puskesmas. 3.
Apakah ada siswa yang mempunyai masalah baik kesehatan maupun psikososialnya.
4. Pendidikan keterampilan hidup sehat PKHSLife skill education LSE.
5. Sekolah yang mempromosikan kesehatan.
6. Penimbangan dan pengukuran tinggi badan siswa setiap 6 bulan sekali.
7. Pemeriksaan ketajaman penglihatan Visus setiap 6 bulan sekali.
8. Penyuluhan kesehatan baik secara rutin yang diprogramkan maupun secara
insidental bila ada waktu luang didalam sekolah maupun diluar kegiatan sekolah Moersintowarti, 2008:206-207.
6. Upaya Ibu dalam Mempersiapkan Masa Pubertas
Upaya orang tua dalam mempersiapkan anaknya mengahadapi masa pubertas adalah segala usaha yang dilakukan oleh orang tua dengan tujuan agar anak siap
menghadapi masa pubertas dan permasalahan yang mungkin muncul. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk mempersiapkan anak
dalam mengahadapi masa pubertas yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Pembinaan religius
Pembinaan religius sangat diperlukan dalam hal mempersiapkan anak memasuki masa pubertas. Musa 2003 menyebutkan bahwa dalam mempersiapkan diri jalan
teraman bagi orang tua adalah berpegang pada landasan agama. Penjelasan yang diberikan kepada anak mengenai kesehatan reproduksi senantiasa di bingkai dalam
nuansa moral dan keagamaan. b.
Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Chairiah 2003 mengatakan bahwa orang tua kurang memiliki pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi remaja sehingga tidak mampu membekali pengetahuan kesehatan reproduksi secara aktif. Pemahaman orang tua yang keliru tentang
kesehatan reproduksi juga mempengaruhi upaya dalam mempersiapkan anak menuju masa pubertas.
c. Interaksi orang tua dan anak.
Interaksi ini terjalin dalam komunikasi. Komunikasi adalah inti suksesnya hubungan orang tua dan anak. Komunikasi di landasi rasa respek terhadap anak,
langsung, dan proaktif tidak perlu menunggu anak bertanya. Makin luas informasi yang diperoleh, makin besar kesiapan remaja menghadapi masa remaja dengan
sebaik-baiknya. d.
Menanamkan konsep diri yang positif. Konsep diri merupakan semua perasaan dan pemikiran seseorang mengenai
dirinya sendiri. Hal itu meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, tujuan hidup, kebutuhan dan penampilan diri. Gambaran pribadi remaja terhadap dirinya sendiri
meliputi penilaian diri dan penilaian sosial. e.
Mengkondisikan lingkungan keluarga yang harmonis dan kondusif.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu upaya dalam mempersiapkan masa pubertas adalah menciptakan hubungan harmonis dalam keluarga. Hal ini mempermudah interaksi antar anggota
keluarga. Dari berbagai studi dan pendapat para ahli memperlihatkan bahwa sikap keterbukaan, perhatian, cinta, dan rasa persahabatan yang di berikan oleh orang tua
kepada remaja mampu membina pendidikan reproduksi dalam keluarga. f.
Pengawasan peer group. Pada masa ini telah terbentuk peer group sesuai dengan tahap perkembangannya,
dan anak-anak remaja umumnya percaya pada ucapan teman-temannya tersebut. Orang tua sama-sama dapat menunjukkan otoritas bila persoalan mengenai hal-hal
yang prinsip yang tentu saja tetap dengan menggunakan tehnik yang tepat, tanpa prinsip duel sehingga ada pihak yang menang dan kalah.
g. Memfasilitasi tersedianya media massa yang terpercaya.
Salah satu ciri media pengajaran adalah mengandung atau membawa pesan atau informasi kepada penerima. Banyak media massa yang memberikan informasi keliru
tentang reproduksi. Begitu juga dengan mudahnya akses terhadap penyedia layanan yang cenderung merusak prilaku seksual remaja.
h. Partisipasi dalam program kesehatan reproduksi remaja dan peer education di
sekolah. Program ini dilakukan dengan pendekatan komunikasi berkesinambungan antara
keluarga dan sekolah. Pembinaan keluarga disekolah dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan metode pemecahan masalah pada siswa yang bermasalah.
Penelitian Fuad menyebutkan bahwa sebaiknya peer education dipilih dari teman- teman yang suaranya didengar sehingga mempunyai nilai kepercayaan bagi teman-
teman yang lain.
Universitas Sumatera Utara
18
BAB III KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka kosep dari penelitian yang berjudul “Hubungan antara pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa
pubertas siswa kelas 6 SD Swasta Harapan Medan”.
Variabel Independent Variabel Dependent
B. Hipotesis Penelitian
Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada anaknya.
C. Defenisi Operasional
N O
Variabel Defenisi
Operasional Alat
ukur Cara
Ukur Hasil
Ukur Skala
1 Pengetahuan ibu
tentang kesehatan
reproduksi Pengetahuan ibu
tentang kesehatan reproduksi adalah
pengetahuan yang dimiliki orang tua
tentang aspek-aspek biologis seksualitas
yang berkaitan dengan masa remaja
dan implikasinya.
Kuesioner Angket Baik: 18-34
Kurang: 0-17
Ordinal
Pengetahuan ibu tentang kesehatan
reproduksi remaja Upaya
mempersiapkan masa pubertas
Universitas Sumatera Utara
2 Upaya mempersiap
kan masa pubertas
Upaya ibu dalam mempersiapkan
masa pubertas
adalah segala usaha yang dilakukan oleh
ibu dengan tujuan agar anak siap
mengahadapi masa pubertas serta segala
permasalahannya yang mungkin
muncul.
Kuesioner Angket Baik:
7-12 Kurang:
0-6 Ordinal
Universitas Sumatera Utara
20
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian