yang seharusnya dilakukan dengan berbagai alasan yang terkesan bahwa kegiatan itu dilakukan sekedar untuk laporan pertanggungjawaban penyelenggara. Apabila hal itu
yang terjadi, maka temuan secara statistik di atas memberikan penjelasan mengapa berbagai kegiatan tersebut kurang bermanfaat bagi responden.
Solusi yang memungkinkan untuk dilakukan adalah melakukan skala prioritas apakah kegiatan seperti di atas layak untuk diikuti atau tidak. Hal ini juga untuk
meminimalkan agar kegiatan yang diikuti tidak menjadi sia-sia.
5.3. Pengaruh Pengetahuan Pinsip Dasar Terhadap Pelaksanaan Program
Promosi Kesehatan
Hasil pada Tabel 4.5. menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan prinsip dasar yang tidak baik sebesar 64,5 dan yang memiliki
pengetahuan prinsip dasar yang baik hanya sebesar 35,5. Hal ini menunjukkan bahwa pemicu keinginan dan motivasi dari responden untuk melakukan upaya
pelaksanaan program promosi kesehatan masih jauh dari harapan. Gerungan 1999 menjelaskan bahwa salah satu motif manusia adalah motif
sosiogenetis, yaitu adanya keinginan untuk melakukan sesuatu kearah yang positif. Akan tetapi kadangkala, sebagian besar orang membutuhkan stimulus dalam
melaksanakannya. Dari pendapat ini, dapat diasumsikan peneliti bahwa pimpinan Puskesmas kurang memiliki inisiatif dalam memberikan arahan atau stimulus kepada
bawahannya, yaitu petugas Puskesmas untuk melaksanakan program promosi kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Krech.et all 1982 berpendapat bahwa seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki persepsi sosial, yaitu kecakapan untuk dapat melihat dan
memahami perasaan-perasaan, sikap-sikap, dan kebutuhan-kebutuhan anggota kelompoknya serta keadaan lingkungannya. Berkaitan dengan pendapat tersebut,
semakin memperkuat asumsi bahwa ada kemungkinan rendahnya pengetahuan prinsip dasar petugas Puskesmas disebabkan ketidakmampuan pemimpin Puskesmas
terhadap apa dan bagaimana upaya promosi kesehatan. Dari hasil analisis bivariat, diketahui bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara pengetahuan prinsip dasar dengan pelaksanaan promosi kesehatan. Diketahui juga bahwa responden yang baik pegetahuan prinsip dasar mempunyai
peluang 15,83 atau 16 kali untuk melakukan promosi kesehatan dengan baik dibandingkan dengan responden yang tidak baik pengetahuan prinsip dasar. Hasil
analisis multivariat juga menunjukkan bahwa pengetahuan prinsip dasar tentang promosi kesehatan merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap
pelaksanaan promosi kesehatan. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa untuk keberhasilan program promosi kesehatan, maka peningkatan pengetahuan prinsip
dasar harus diprioritaskan. Solusi yang dapat disarankan peneliti adalah agar Dinas Kesehatan Provinsi
dan Dinas Kesehatan KabupatenKota memberikan upaya pemahaman kepada para pimpinan Puskesmas secara berkesinambungan agar dapat memotivasi bawahannya,
terutama pertugas yang menangani program promosi kesehatan dalam melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
tugasnya. Dengan adanya motivasi kepada para stafnya, diharapkan mereka semakin bersemangat dan kreatif dalam melaksanakan tugasnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN