BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Pengetahuan Kesadaran Terhadap Pelaksanaan Program
Promosi Kesehatan
Dari data penelitian diperoleh bahwa pengetahuan kesadaran yang merupakan dukungan pada pertugas Puskesmas agar dapat memahami berbagai program promosi
kesehatan masih terlihat tidak baik. Pengetahuan kesadaran seperti buku pedoman, modul dan berbagai perangkat pendukung dari pemerintah maupun institusi terkait
masih sangat minim didapatkan oleh petugas promosi kesehatan di Puskesmas. Berbagai temuan dari hasil pengamatan peneliti, menunjukkan masih belum
baiknya pengetahuan kesadaran adalah adanya berbagai hal, seperti hambatan geografis dan minimnya transportasi yang menjangkau berbagai kawasan termasuk
juga Puskesmas. Hambatan geografis, yang mana letak setiap Puskesmas kadangkala berada pada tempat yang terpencil sehingga menyulitkan pendistribusian berbagai
materi pendukung program promosi kesehatan. Kondisi ini dipersulit lagi dengan minimnya transportasi yang menjangkau setiap kawasan.
Situasi semakin diperparah dengan masih terbatasnya petugas yang mendistribusikan sarana pendukung pengetahuan kesadaran tersebut. Disebabkan
lokasi beberapa Puskesmas yang terpencil, berbagai paket kebutuhan Puskesmas seringkali tidak selalu tepat waktu, dan tidak jarang paket tersebut urung
didistribusikan dengan berbagai alasan yang selalu dikaitkan dengan alasan geografis dan minimnya dana untuk kegiatan pendistribusian berbagai kebutuhan Puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil analisis bivariat juga diketahui bahwa responden yang baik pengetahuan kesadarannya mempunyai peluang 15 kali untuk melakukan promosi
kesehatan dengan baik dibandingkan dengan responden yang tidak baik pengetahuan kesadarannya. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan untuk berbagai informasi baik
itu bahan bacaan dan alat peraga mutlak diperlukan dalam upaya pelaksanaan program promosi kesehatan di Puskesmas. Yusup 2009 mengatakan bahwa
sebagian besar masyarakat Indonesia masih didominasi budaya lisan dibandingkan budaya tulisanbaca. Mengacu pada pendapat tersebut, maka ada kemungkinan
minimnya bahan bacaan dan minat baca para petugas membuat upaya program promosi kesehatan yang digalakkan pemerintah jauh dari harapan.
Petugas promosi kesehatan merupakan agen perubahan dan apabila dikaitkan dengan penjelasan Brown,1981 bahwa keahlian seorang agen perubahan diukur
masyarakat dari sejauhmana masyarakat menganggap agen perubahan mengetahui jawaban yang benar terhadap suatu masalah, maka akan terjadi bias pemahaman pada
masyarakat. Hal ini disebabkan petugas sendiri tidak atau kurang memahami disebabkan minimnya pengetahuan yang diterimanya.
Solusi yang memungkinkan bisa mengatasi berbagai hambatan di atas adalah dengan menganggarkan biaya transportasi untuk pendistribusian fasilitas pendukung
pengetahuan kesadaran. Perlu adanya advokasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan dan instansi terkait agar alokasi anggaran biaya transportasi
bisa ditambahkan agar masalah di atas dapat diatasi.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Pengaruh Pengetahuan Pemahaman Terhadap Pelaksanaan Program