Faktor situasional yang mempengaruhi difusi inovasi adalah: 1.
Status Sosial Kedudukan seseorang dalam suatu masyarakat berhubungan positif dengan proses
difusi inovasi. Seseorang yang mempunyai kedudukan sosial yang tinggi dalam masyarakat cenderung lebih mudah menerima berbagai perubahan yang
ditawarkan disebabkan ia lebih mudah untuk mendapatkan berbagai informasi tentang perkembangan baru yang sedang dan akan terjadi.
2. Sumber Informasi
Orang-orang yang memanfaatkan berbagai sumber informasi yang didapatkannya berkorelasi positif dengan proses difusi inovasi. Sebaliknya, orang-orang yang
enggan untuk mencari dan mendapatkan informasi dan hanya bergantung dengan informasi yang apa adanya akan berkorelasi negatif dengan proses difusi inovasi.
2.2.6. Agen Perubahan dalam Proses Difusi Inovasi
Dalam suatu proses difusi inovasi, dibutuhkan langkah-langkah dalam penerapannya. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga-tenaga trampil, baik perseorangan
maupun kelompok yang berkompeten di bidangnya masing-masing. Para tenaga- tenaga trampil itu mempunyai kualifikasi dan kemampuan sehingga disebut dengan
agen perubahan Dilla, 2007. Nasution 2007 menjelaskan, agen perubahan adalah seseorang yang yang
membantu terlaksananya perubahan sosial atau suatu inovasi yang terencana. Agen
Universitas Sumatera Utara
perubahan merupakan petugas profesional yang mempengaruhi putusan inovasi klien menurut arah yang diinginkan oleh lembaga perubahan. Pada kenyataan sehari-hari,
agen perubahan dapat dilihat dari berbagai macam bidang pekerjaan seperti, perencana pembangunan, petugas lapangan, pamong, guru, penyuluh kesehatan, dll.
Dalam konteks sosial, termasuk di bidang kesehatan, agen-agen perubahan berfungsi sebagai mata rantai komunikasi antar dua atau lebih suatu sistem sosial. Hal ini
disebabkan agen perubahan menghubungkan antara dua sistem sosial yang mempelopori perubahan dengan sistem sosial yang menjadi klien dalam usaha
pembaharuan tersebut. Rogers 2003, mengemukakan ada tujuh langkah kegiatan agen perubahan
dalam pelaksanaan proses difusi inovasi pada masyarakat, yaitu: 1. Membangkitkan kebutuhan untuk berubah. Biasanya agen pembaharu pada awal
tugasnya diminta untuk membantu kliennya agar mereka sadar akan perlunya perubahan. Agen pembaharu mulai dengan mengemukakan berbagai masalah yang
ada, membantu menemukan masalah yang penting dan mendesak, serta meyakinkan klien bahwa mereka mampu memecahkan masalah tersebut. Pada
tahap ini agen pembaharu menentukan kebutuhan klien dan juga membantu caranya menemukan masalah atau kebutuhan dengan cara konsultatif.
2. Memantapkan hubungan pertukaran informasi. Sesudah ditentukannya kebutuhan untuk berubah, agen pembaharu harus segera membina hubungan yang lebih akrab
dengan klien. Agen pembaharu dapat meningkatkan hubungan yang lebih baik kepada klien dengan cara menumbuhkan kepercayaan klien pada kemampuannya,
Universitas Sumatera Utara
saling mempercayai dan juga agen pembaharu harus menunjukan empati pada masalah dan kebutuhan klien
3. Mendiagnosa masalah yang dihadapi. Agen pembaharu bertanggung jawab untuk menganalisa situasi masalah yang dihadapi klien, agar dapat menentukan berbagai
alternatif jika tidak sesuai kebutuhan klien. Untuk sampai pada kesimpulan diagnosa agen pembaharu harus meninjau situasi dengan penuh emphati. Agen
pembaharu melihat masalah dengan kacamata klien, artinya kesimpulan diagnosa harus berdasarkan analisa situasi dan psikologi klien, bukan berdasarkan
pandangan pribadi agen pembaharu. 4. Membangkitkan kemauan klien untuk berubah. Setelah agen pembaharu menggali
berbagai macam cara yang mungkin dapat dicapai oleh klien untuk mencapai tujuan, maka agen pembaharu bertugas untuk mencari cara memotivasi dan
menarik perhatian agar klien timbul kemauannya untuk berubah atau membuka dirinya untuk menerima inovasi. Namun demikian cara yang digunakan harus
tetap berorientasi pada klien, artinya berpusat pada kebutuhan klien jangan terlalu menonjolkan inovasi.
5. Mewujudkan kemauan dalam perbuatan. Agen pembaharu berusaha untuk mempengaruhi tingkah laku klien dengan persetujuan dan berdasarkan kebutuhan
klien jadi jangan memaksa. Dimana komunikasi interpersonal akan lebih efektif kalau dilakukan antar teman yang dekat dan sangat bermanfaat kalau dimanfaatkan
pada tahap persuasi dan tahap keputusan inovasi. Oleh kerena itu dalam hal tindakan agen pembaharu yang paling tepat menggunakan pengaruh secara tidak
Universitas Sumatera Utara
langsung, yaitu dapat menggunakan pemuka masyarakat agar mengaktifkan kegiatan kelompok lain.
6. Menjaga kestabilan penerimaan inovasi dan mencegah tidak berkelanjutannya inovasi. Agen pembaharu harus menjaga kestabilan penerimaan inovasi dengan
cara penguatan kepada klien yang telah menerapkan inovasi. Perubahan tingkah laku yang sudah sesuai dengan inovasi dijaga jangan sampai berubah kembali pada
keadaan sebelum adanya inovasi. 7. Mengakhiri hubungan ketergantungan. Tujuan akhir tugas agen pembaharu adalah
dapat menumbuhkan kesadaran untuk berubah dan kemampuan untuk merubah dirinya, sebagai anggota sistem sosial yang selalu mendapat tantangan kemajuan
jaman. Agen pembaharu harus berusaha mengubah posisi klien dari ikatan percaya pada kemampuan agen pembaharu menjadi bebas dan percaya kepada kemampuan
sendiri. Seorang agen perubahan mampu untuk melakukan perubahan pendapat, sikap,
dan tindakan kliennya apabila dalam dirinya terdapat faktor-faktor kredibilitas dan daya tarik Dilla, 2007. Krech. et all 1982 menyatakan pesan yang disampaikan
oleh komunikator, dalam hal ini adalah agen perubahan yang memiliki kredibilitas tinggi akan lebih memberikan pengaruh pada perubahan sikap dalam penerimaan
pesan yang disampaikan dibandingkan agen perubahan yang berkredibilitas rendah. Menurut Tan 1981, kredibilitas sumber atau agen perubahan terdiri dari dua
unsur, yaitu keahlian dan kepercayaan. Keahlian diukur dari sejauhmana klien menganggap agen perubahan mengetahui jawaban yang benar terhadap suatu
Universitas Sumatera Utara
masalah, dan kepercayaan dioperasionalisasikan sebagai persepsi klien tentang sejauh mana agen perubahan bersikap netral atau tidak memihak dalam penyampaian pesan.
Dimensi kredibilitas meliputi kemampuan, kecerdasan, pengalaman, pengetahuan dan dimensi daya tarik meliputi kesamaan, familier dan kesukaan. Kesamaan meliputi
pandangan, wawasan, ide atau gagasan. Familier meliputi empati, simpati, dan maturiti atau kedewasaan. Kesukaan meliputi frekuensi, ketepatan, keteladanan dan
kesopanan.
2.3. Landasan Teori