UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.6 Uji Aktivitas Antiinflamasi
Terdapat berbagai metode yang digunakan dalam studi obat, kandungan kimia, dan preparasi herbal untuk menunjukkan adanya aktivitas atau potensi
antiinflamasi. Teknik-teknik tersebut termasuk pelepasan fosforilasi oksidatif ATP biogenesis terkait dengan respirasi, penghambatan denaturasi protein,
stabilitas membran eritrosit, stabilitas membran lisosomal, tes fibrinolitik, dan
agregasi trombotik Oyedapo et al., 2010. 2.6.1
Metode Stabilisasi Membran Sel Darah Merah Manusia
Membran sel darah merah manusia atau eritrosit adalah analog dengan membran lisosomal dan stabilisasinya menunjukkan bahwa ekstrak
dapat juga menstabilkan membran lisosomal. Stabilisasi membran lisosomal penting dalam membatasi respon inflamasi dengan menghambat
pelepasan konstituen lisosomal dari neutrofil aktif seperti enzim bakterisida dan protease, yang menyebabkan peradangan dan kerusakan
jaringan lebih lanjut atas extra celluler release Kumar et al., 2012. Enzim lisosomal dilepaskan selama peradangan yang akan menghasilkan
berbagai gangguan yang mengarah ke cedera jaringan dengan merusak makromolekul dan peroksidasi lipid membran yang dianggap bertanggung
jawab untuk kondisi patologis tertentu seperti serangan jantung, syok septik, rheumatoid arthtristis dll. Kegiatan enzim ekstra seluler ini
dikatakan berhubungan dengan peradangan akut atau kronis Chippada et al., 2011.
Luka pada membran lisosom biasanya memicu pelepasan fosfolipase A2 yang menjadi perantara hidrolisis fosfolipid untuk
menghasilkan mediator inflamasi. Stabilisasi membran sel-sel ini menghambat lisis sel dan pelepasan isi sitoplasma yang akhirnya
membatasi kerusakan jaringan dan memperburuk respon inflamasi. Oleh karena itu, diharapkan bahwa senyawa dengan aktivitas stabilisasi
membran harus memberikan perlindungan yang signifikan dari membran sel terhadap pelepasan zat merugikan Karunanithi et al., 2012.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Eritrosit telah digunakan sebagai sistem model untuk beberapa studi interaksi obat dengan membran. Obat seperti anestesi, tranquilizer,
dan antiinflamasi steroid menstabilkan membran eritrosit terhadap induksi hipotonik pemicu hemolisis sehingga dapat mencegah pelepasan
hemoglobin. Aktivitas menstabilkan membran sel darah merah yang diperlihatkan oleh beberapa obat, berfungsi sebagai metode in vitro untuk
menilai aktivitas antiinflamasi dari berbagai senyawa Awe et al., 2009.
2.7 Spektrofotometer UV-Vis
Spektrum serapan kandungan tumbuhan dapat diukur dalam larutan yang sangat encer dengan pembanding blangko pelarut menggunakan spektrofotometer.
Senyawa tanpa warna diukur pada panjang gelombang 200-400 nm, senyawa berwarna pada panjang gelombang 400-800 nm. Prinsip kerja spektrofotometer
UV-Vis ialah interaksi sinar ultraviolet atau tampak dengan molekul sampel. Energi cahaya akan mengeksitasi elektron terluar molekul ke orbital lebih tinggi
Harborne, 1987. Pada kondisi ini, elektron tidak stabil dan dapat melepas energi untuk
kembali ke tingkat dasar, dengan disertai emisi cahaya. Besarnya penyerapan cahaya sebanding dengan molekul, sesuai dengan hukum lambert-Beer:
A= ɛ B C Keterangan:
A= serapan ɛ = absortivitas molar
B= tebal tempat komponen C= konsentrasi komponen
Day Underwood, 1980. Besarnya serapan radiasi tersebut sebanding dengan banyaknya molekul
analit yang mengabsorpsi sehingga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif. Gugus fungsi yang menyerap radiasi di daerah ultraviolet dekat dan daerah
tampak disebut kromofor dan hampir semua kromofor mempunyai ikatan tak jenuh. Pada kromofor jenis ini transisi terjadi dari π→π, yang menyerap pada
max kecil dari 200 nm tidak terkonyugasi, misalnya pada C=C dan -C≡C-.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kromofor ini merupakan tipe transisi dari sistem yang mengandung elektron π pada orbital molekulnya. Untuk senyawa yang mempunyai sistem konjugasi,
perbedaan energi antara keadaan dasar dan keadaan tereksitasi menjadi lebih kecil sehingga penyerapan terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar. Gugus
fungsi seperti –OH, -NH2, dan –Cl yang mempunyai elektron-elektron valensi
bukan ikatan disebut auksokrom yang tidak menyerap radiasi pada panjang gelombang lebih besar dari 200 nm, tetapi menyerap kuat pada daerah ultraviolet
jauh. Bila suatu auksokrom terikat pada suatu kromofor, maka pita serapan kromofor bergeser ke panjang gelombang yang lebih panjang efek batokrom
dengan intensitas yang lebih kuat. Efek hipsokrom adalah suatu pergeseran pita serapan ke panjang gelombang lebih pendek, yang sering kali terjadi bila muatan
positif dimasukkan ke dalam molekul dan bila pelarut berubah dari non polar ke pelarut polar Dachriyanus, 2004.
Secara eksperimental, sangat mudah untuk mengukur banyaknya radiasi yang diserap oleh suatu molekul sebagai fungsi frekuensi radiasi. Suatu grafik
yang menghubungkan antara banyaknya sinar yang diserap dengan frekuensi atau panjang gelombang sinar merupakan spektrum absorpsi. Transisi yang
dibolehkan allowed transition untuk suatu molekul dengan struktur kimia yang berbeda adalah tidak sama, sehingga spektrum absorpsinya juga berbeda. Dengan
demikian, spektrum dapat digunakan sebagai bahan informasi yang bermanfaat untuk analisis kualitatif. Banyaknya sinar yang diabsorpsi pada panjang
gelombang tertentu sebanding dengan banyaknya molekul yang menyerap radiasi, sehingga spektrum absorpsi juga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif
Gandjar Rohman, 2007. Hal
–hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektofotometri UV-Vis sebagai berikut.
1. Penentuan panjang gelombang maksimum Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif
adalah panjang gelombang dimana terjadi serapan maksimum. Untuk memperoleh panjang gelombang serapan maksimum, dilakukan dengan
membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu.