Obat Antiinflamasi Golongan Steroid

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Obat antiinflamasi golongan non steroid bekerja melalui mekanisme lain seperti isoenzim COX-1 dan COX-2 seperti yang ditunjukkan pada gambar 4. Enzim COX ini berperan dalam memacu pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari asam arakhidonat. Prostaglandin merupakan molekul pembawa pesan pada proses inflamasi. Inhibisi sintesis prostaglandin dalam mukosa lambung sering kali dapat menyebabkan kerusakan gastrointestinal dispepsia, mual, dan gastritis. Efek samping yang paling serius adalah pendarahan gastrointestinal Neal, 2006. Penghambatan enzim COX juga akan menghambat sintesis tromboksan sehingga dapat menurunkan agregasi platelet. Pemberian obat pada dosis yang rendah secara terus-menerus digunakan sebagai terapi pada penderita stroke untuk mencegah terjadinya stroke berikutnya. Selain itu, penghambatan COX juga berakibat pada peningkatan produksi leukotrien yang berperan dalam proses kontraksi pada bronkus sehingga dapat memicu terjadinya asma Roberts Morrow, 2011. Gambar 4. Mekanisme Obat-Obat Antiinflamasi Kumar et al., 2005 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.6 Uji Aktivitas Antiinflamasi

Terdapat berbagai metode yang digunakan dalam studi obat, kandungan kimia, dan preparasi herbal untuk menunjukkan adanya aktivitas atau potensi antiinflamasi. Teknik-teknik tersebut termasuk pelepasan fosforilasi oksidatif ATP biogenesis terkait dengan respirasi, penghambatan denaturasi protein, stabilitas membran eritrosit, stabilitas membran lisosomal, tes fibrinolitik, dan agregasi trombotik Oyedapo et al., 2010. 2.6.1 Metode Stabilisasi Membran Sel Darah Merah Manusia Membran sel darah merah manusia atau eritrosit adalah analog dengan membran lisosomal dan stabilisasinya menunjukkan bahwa ekstrak dapat juga menstabilkan membran lisosomal. Stabilisasi membran lisosomal penting dalam membatasi respon inflamasi dengan menghambat pelepasan konstituen lisosomal dari neutrofil aktif seperti enzim bakterisida dan protease, yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan lebih lanjut atas extra celluler release Kumar et al., 2012. Enzim lisosomal dilepaskan selama peradangan yang akan menghasilkan berbagai gangguan yang mengarah ke cedera jaringan dengan merusak makromolekul dan peroksidasi lipid membran yang dianggap bertanggung jawab untuk kondisi patologis tertentu seperti serangan jantung, syok septik, rheumatoid arthtristis dll. Kegiatan enzim ekstra seluler ini dikatakan berhubungan dengan peradangan akut atau kronis Chippada et al., 2011. Luka pada membran lisosom biasanya memicu pelepasan fosfolipase A2 yang menjadi perantara hidrolisis fosfolipid untuk menghasilkan mediator inflamasi. Stabilisasi membran sel-sel ini menghambat lisis sel dan pelepasan isi sitoplasma yang akhirnya membatasi kerusakan jaringan dan memperburuk respon inflamasi. Oleh karena itu, diharapkan bahwa senyawa dengan aktivitas stabilisasi membran harus memberikan perlindungan yang signifikan dari membran sel terhadap pelepasan zat merugikan Karunanithi et al., 2012.