Faktor Penyebab Terjadinya Pembiayaan Murabahah Bermasalah di

E. Faktor Penyebab Terjadinya Pembiayaan Murabahah Bermasalah di

BNI Syariah Dengan diberlakukannya Undang – Undang No. 21 tahun 2008, perbankan syariah telah mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk menyelenggarakan kegiatan usahanya, termasuk pemberian kesempatan kepada bank umum konvensional untuk membuka cabang yang khusus melaksanakan kegiatan berdasarkan prinsip syariah. Peluang tersebut ternyata disambut antusias oleh perbankan. Banyak bank yang mulai membuka divisi atau cabang syariah seperti halnya Bank BNI. Pesatnya perkembangan perbankan syariah telah membawa persaingan yang tajam dikalangan perbankan tidak hanya dalam menghimpun dana masyarakat tetapi juga dalam penyaluran dana kemasyarakat pembiayaan. Persaingan yang terjadi ternyata mendorong pula sikap dan tindakan yang sangat agresif sehingga dalam ekspansi pembiayaannya bank kurang mendasar pada prinsip – prinsip usaha yang sehat dan keputusan – keputusan pembiayaan dilakukan secara kurang hati – hati. Pembiayaan bermasalah jarang timbul secara mendadak, tetapi datang secara perlahan – lahan dengan memberikan tanda – tanda penyimpangan signal of deviation lebih dulu kepada bank, kecuali terjadi suatu kecelakaan yang menimpa nasabah atau bidang usahanya. 5 Sebab pembiayaan murabahah bemasalah sama halnya dengan sebab pembiayan – pembiayaan lain yang diberikan bank kepada nasabahnya. Sebab – sebab 5 Moh. Tjoekam, Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersial Konsep, Tehnik dan Kasus, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999, h.264 71 terjadinya pembiayaan murabahah bermasalah pada BNI Syariah yang secara umum juga ada pada bank – bank lainnya adalah sebagai berikut: 6 1. Ditinjau dari sisi nasabah a. Kondisi usaha nasabah pembiayaan yang sedang menurun. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor menejerial perusahaan nasabah yang kurang baik seperti, keelmahan dalam kebijakan pembelian dan penjualan, lemahnya pengawasan biaya dan pengeluaran, kebijakan piutang yang kurang tepat dan permodalan yang tidak cukup. 7 Berikut akan dijelaskan contoh kasus pembiayaan murabahah bermasalah: BNI Syariah memberikan pembiayaan dengan fasilitas pembiayaaan murabahah untuk tujuan produktif. Dengan tujuan untuk pembelian sembako. Besarnya plafon yang diberikan sebesar Rp. 150 juta dengan tenggang waktu pembayaran selama satu tahun, jaminan yang diberikan berupa surat tanah. Secara sepintas usaha tersebut berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari kebutuhan masyarakat akan bahan – bahan pokok tersebut. Namun kenyataannya mengalami masalah dalam hal pembayaran kembali pembiayaannya. Berdasarkan hasil kunjungan pihak bank ke lokasi ternyata usaha tersebut tidak berjalan dengn baik, hal ini dikarenakan kesalahan manajemen dalam pengelolaan usaha. b. KarakterSikap nasabah. 6 Bayi Rohayati, Divisi.manajemen Risiko, Wawancara Pribadi, 20 Februari 2009 7 Zainul Arifin, Dasar – dasar Manajemen Bank Syari’ah, jakarta, Alvabet, 2003 cet-2, h 223 72 Ada kondisi dan situasi yang berubah – ubah, baik kondisi politik maupun kondisi ekonomi dan moneter. Perubahan kondisi atau situasi tersebut dapat pula mengubah sikap serta tingkah laku nasabah, dan perubahan sikap tersebut terlihat sebagai berikut adanya unsur kesengajaan oleh nasabah untuk menipu bank dengan jalan memberikan data dan informasi yang tidak sebenarnya. Disamping itu adanya itikad yang kurang baik dari nasabah dalam hal pembayaran kembali pinjamannya, walaupun kemungkinan usahanya baik dan berkembang. c. Pemutusan Hubungan Kerja PHK. Ini juga merupakan salah satu penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah. Krisis moneter yang berkepanjangan membawa dampak yng sangat luas, banyak perusahaan – perusahaan yang mem PHK karyawanpegawainya dikarenakan perusahaan sudah tidak beroperasi lagi. Akibat dari PHK secara otomatis karyawanpegawai tidak memiliki pendapatan yang mengakibatkan menurunnya atau tidak memiliki kemampuan untuk membayar kembali pembiayan yang didapatnya dari bank 2. Dari sisi Bank. Pembiayaan murabahah bermasalah dapat disebabkan antara lain: a. Kurang Tajamnya Analisa. b. Tidak terpenuhinya kelengkapan persyaratan minimal yang seharusnya sehingga data kurang akurat dan kurang relevan hal 73 ini disebabkan karena kurangnya ferivikasi ke pihak ketiganasabah c. Lemahnya pemantauan monitoring. Proses terakhir dalam sebuah pembiayaan adalah proses monitoring, beberapa langkah monitoring yang harus dilakukan antara lain: memantau mutasi rekening koran nasabah, memantau pelunasan angsuran, melakukan kunjungan rutin ke lokasi usaha nasabah dan melakukan pemantauan terhadap perkembangan usaha sejenis. 8 Bagi bank saat memasuki tahadapan ini maka sebenarnya risiko pembiayaan baru saja dimulai, oleh karena itu pelaksanaan monitoring ini harus dilakukan secara maksimal sehingga apabila terjadi penyimpangan dapat segera diambil tindakan penyelamatan, jangan sampai berakibat kepada terjadinya pembiayaan murabahah bermasalah. d. Persaingan antar bank syariah juga merupakan salah satu penyebab pembiayaan bermasalah. Bank – bank syariah lainnya juga menawarkan produk pembiayaan yang sama murabahah sehingga pengelolaan pembiayaan murabahah kurang memperhatikan analisa dalam pembiayaan. 8 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syari’ah, Jakarat, Zikrul Hakim, 2003, Cet-1, h.154 74 e. Sistem dan prosedur yang menjadi acuan kurang di indahkan atau tidak melalui prosedur yang seharusnya dan sering melakukan penyimpangan. f. Percaya begitu saja pada data yang disodorkan nasabah tanpa studi dan penelitian yang komprehensif. 3. Faktor lingkungan adalah faktor yang berada diluar jangkauan bank dan nasabah, seperti bencana alam, dan peraturan pemerintah yang berubah. Dalam negara yang sedang berkembang, baik dalam bidang politik maupun ekonomi, peraturan – peraturan sering berubah. Perubahan peraturan ini terkadang membawa pengaruh terhadap jalannya suatu usaha. Sebagai contoh misalnya, pada saat pemerintah mengumumkan pelarangan ekspor karet bermutu rendah, hal ini dilakukan pemerintah demi untuk menjaga mutu karet indonesia di dunia internasional, tetapi dampak dari semua ini adalah beratus – ratus pabrik remiling mengalami pukulan yang hebat dan mengakibatkan timbulnya kesulitan – kesulitan keuangan sehingga tidak dapat melunasi pinjamannya di bank. Contoh lain ketika pemerintah tidak memberlakukan lagi sistem quota pada produk kopi. Akibatnya harga kopi merosot sangat drastis karena supply melebihi demand . Dengan demikian banyak eksportir kopi merugi atau untung 75 kecil sehingga sulit melunasi kreditnya, dari data yang diperoleh jumlah kredit macet para eksportir kopi tersebut mencapai 200 M. 9

F. Penyelasaian Pembiayaan Murabahah bermasalah Pada BNI Syariah