BAB II KERANGKA TEORI
A. Konsep Manajemen Risiko
1.Pengertian Manajemen Pengertian manajemen sangat luas, sehingga dalam kenyataannya
tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Manajemen menurut james A.F. Stoner adalah proses perencanaan,
pengorganisasian dan penggunaan sumber daya yang telah ditetapkan.
1
Menurut Haiman, manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha – usaha
individu untuk mencapai tujuan bersama.
2
Bila kita lihat dari kedua pengertian di atas, maka akan tampak beberapa pokok penting dalam definisi tersebut antara lain:
3
a. Adanya tujuan yang ingin dicapai
b. Tujuan dicapai dengan mempergunakan kegiatan orang lain
c. Kegiatan – kegiatan orang lain itu harus dibimbing dan diawasi
Manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau manfaat, sedangkan manajemen
sebagai ilmu berfungsi menerangkan fenomena – fenomena gejala –
1
T. Hani Handoko, Manajemen: Edisi II Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta dan Anggota IKAPI, 1993 Cet-7, h. 8
2
M. Manullang, Dasar – dasar Manajemen, Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 2004, Cet-17, h.17, h.3
3
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, h.3
gejala, kejadian-kejadian, keadaan-keadaan, jadi memberikan penjelasan-penjelasan.
4
Memperlihatkan pengertian manajemen yang diatas serta kenyataan bahwa manajemen itu adalah ilmu sekaligus seni, maka
diberi definisi sebagai “ perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan”.
5
2.Fungsi Manajemen Sampai sekarang, masih belum ada konsesus baik di antara praktisi
maupun di antara para teoritis mengenai apa yang menjadi fungsi – fungsi manajemen, sering juga disebut unsur-unsur dari manajemen.
6
Pada hakikatnya, fungsi – fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
a. Planning Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.
b. Organizing adalah mengelompokkan kegiatan yang diperlukan, yakni penetapan susunan organisasi, serta menetapkan kedudukan dan
sifat hubungan antara masing – masing unit tersebut. c. Leading Pengarahan dan Pemimpinan merupakan fungsi dari
manajemen yang dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan orang lain bertindak.
4
M. Manullang, Dasar – Dasar Manajemen, h.4
5
M.Manullang, Dasar – Dasar Manajemen, h.5
6
M. Manullang, Dasar – Dasar Manajemen, h.11
d. Staffing merupakan penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan
usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
e. Controling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan
penilaian dan koreksi sehingga apa yang dilakukan oleh pegawai dapat diarahkan.
Atas dasar tersebut, Bisa kita simpulkan bahwa pada dasarnya manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang – orang
untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan- tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan planning,
Pengorganisasian organizing, Staffing Penyusunan personalia atau kepegawaian, Leading pengarahan dan pemimpin, dan pengawasan
controling.
7
3.Pengertian Manajemen Risiko Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian dan
sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Konsep risiko itu sendiri timbul karena adanya pengajuan
tentang “Ketidakpastian” dimasa yang akan datang. Memahami konsep risiko secara luas, akan merupakan dasar yang esensial untuk
memahami konsep dan tehnik manajemen risiko. Oleh karena itu
7
T. Hani Handoko, Manajemen: Edisi II,….. h, 10
dengan mempelajari definisi yang ditemukan dalam berbagai literatur diharapkan pemahaman tentang risiko semakin jelas.
Istilah risiko sudah biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari, Tetapi pengertian secara ilmiah dari risiko sampai saat ini masih tetap
beragam, yaitu antara lain:
8
a. Risiko adalah ketidaktentuan uncertainty yang mungkin
melahirkan peristiwa kerugian loss A. Abbas Salim. b.Risiko merupakan penyebaranpenyimpangan hasil aktual dan
hasil yang diharapkan Herman Darmawi. Lebih jelas dan terfokus dari definisi di atas, BI mendefinisikan
manajemen risiko sebagai potensi terjadinya suatu peristiwa evens yang dapat menimbulkan kerugian bank.
9
Ketika bank mencoba mengaplikasikan definisi kedalam program manajemen risiko, maka semua kegiatan atau usaha yang dilakukan
akan melibatkan kegiatan yang membutuhkan perhatiankewaspadaan penuh, pengetahuan yang terus dikembangkan, pengalaman yang
cukup memadai, dan kemampuan serta energi yang terus diperbesar.Sedangkan manajemen risiko itu sendiri mempunyai
beberapa definisi diantaranya: risiko mempunyai arti yang lebih luas yaitu semua risiko yang terjadi didalam masyarakat kerugian harta,
8
Soeisno Djodosoedarso, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi,jkt:Salemba 4,1999, cet. Ke1, h. 1-2
9
Robert Tampubolon, Manajemen Risiko: Pendekatan kualitatif untuk bank komersil, Jakarta: PT Elek Media Kompurtido,2004, cet.ke 2, h.20.
jiwa, keuangan, usaha dan lain-lain.
10
Kemudian manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta
mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi.
11
Program manajemen risiko pertama-tama bertugas mengidentifikasi risiko yang dihadapi, sesudah itu menghadapi,
mengukur atau menentukan besarnya risiko dan kemudian barulah dapat dicarikan jalan untuk menghadapi dan menangani risiko itu.
Oleh karena itu jika risiko itu kecil maka harus cepat dikendalikan. Bank Indonesia mendefinisikan manajemen risiko nomor
58PBI2003 sebagai serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan
mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank.Dari beberapa definisi di atas BI menekankan pada mekanisme dari
manajemen risiko itu sendiri. Sebagai Bank Syariah yang merupakan salah satu unit bisnis.
Dengan demikian, Bank Syariah juga akan menghadapi risiko manajemen bank itu sendiri. Bahkan kalau dicermati mendalam, Bank
Syariah merupakan bank yang sarat dengan risiko. Karena dalam menjalankan aktifitasnya yang banyak berhubungan dengan produk-
produk bank yang mengandung banyak risiko, seperti produk murabahah
yang memiliki risiko yang relatif tinggi yang mungkin
10
Drs.H. Abbas Salim, Ma, Asuransi dan manajemen risiko, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, cet.ke.2, hal.199.
11
Herman Darmawi, Manajemen Risiko, hal.17
diakibatkan karena ketidakjujuran kecurangan nasabah dalam melakukan transaksi. Oleh karena itu, para pejabat Bank Syariah harus
dapat mengendalikan risiko seminimal mungkin dalam rangka untuk memperoleh keuntungan yang optimum.
4. Jenis-Jenis Risiko Perbankan Risiko usaha business risk bank merupakan tingkat
ketidakpastian mengenai pendapatan keuntungan bank yang diperkirakan akan diterima. Semakin tinggi ketidakpastian pendapatan
yang diperoleh suatu bank. Semakin besar kemungkinan risiko yang dihadapi dan semakin tinggi pula risiko atau pandapatan yang
diinginkan. Bank Indonesia menyebutkan, risiko yang dihadapi bank itu mencakup:
a. Risiko kredit Credit Risk
Adalah risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty memenuhi kewajibannya. Risiko kredit sulit dikenali tanpa menguji
portofolio kredit. Faktor kunci bagi pengendalian risiko kredit adalah diversifikasi dari tipe – tipe kredit, diversifikasi dalam wilayah
geografis dan jenis – jenis industri yang dibiayai, kebijakan agunan dan sebagainya, dan yang paling penting adalah standar pengendalian
kredit yang diterapkan. b.
Risiko Pasar Market Risk Adalah risiko yang timbul karena adanya pergerakan variable pasar
adverse movement dari portofolio yang dimiliki oleh bank, yang
dapat merugikan bank. Termasuk dalam variabel pasar ini adalah suku bunga dan nilai tukar.
Bank syari’ah tidak akan menghadapi risiko tingkat bunga, walaupun dalam lingkungan dimana berlaku dual banking system
meningkatnya tingkat bunga dipasar konvensional dapat berdampak pada meningkatnya risiko likuiditas sebagai akibat adanya nasabah
yang menarik dana dari bank syari’ah dan berpindah kebank konvensional.
c. Risiko Likuiditas Liquidity Risk
Adalah risiko yang antara lain disebabkan bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. Pengukuran risiko
likuiditas adalah komplek, Faktor kuncinya adalah bahwa bank tidak dapat dengan leluasa memaksimumkan pendapatan karena adanya
desakan kebutuhan likuiditas. Oleh karena itu bank harus memperhatikan jumlah likuiditas yang tepat. Terlalu banyak likuiditas
akan mengorbankan tingkat pendapatan, dan terlalu sedikit akan berpotensi untuk meminjam dana dengan harga yang tidak dapat
diketahui sebelumnya, yang akan berakibat meningkatnya biaya dan akhirnya menurunkan profitabilitas. Lebih – lebih bagi bank syari’ah
yang dilarang melakukan peminjaman dana yang berbasis bunga, tentu akan lebih sulit untuk memperoleh dana.
d. Risiko Operasional Operating Risk
Adalah risiko yang antara lain disebabkan karena ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional bank.
e. Risiko Hukum Legal Risk
Adalah risiko yang disebabkan adanya kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis antara lain disebabkan adanya tuntutan
hukum, ketiadaan peraturan perundang – undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya
kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna. f.
Risiko Reputasi Reputation Risk Adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya publikasi
negative yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negative terhadap bank.
g. Risiko Strategis Strategis Risk
Adalah risiko yang disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang
tidak tepat, atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan eksternal.
h. Risiko Kepatuhan Compliance Risk
Adalah risiko yang disebabkan bank tidak memenuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang – undangan dan ketentuan lain
yang berlaku. Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan melalui penerapan risiko pengendalian intern secara konsisten.
12
Dari delapan jenis risiko tersebut, terdapat jenis risiko yang berkenaan langsung dengan pembiayaan murabahah yaitu risiko
kredit. Risiko Kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan counterparty dalam memenuhi kewajibannya, tidak bisa
memperoleh kembali cicilan pokok atau bunga dari pinjaman yang diberikan atau investasi yang sedang dilakukannya.
5. Tujuan manajemen Risiko Menurut William T.Thornhill tujuan dari manajemen risiko adalah
untuk memproteksi asset dan laba sebuah organisasi dengan mengurangi potensi kerugian sebelum hal tersebut terjadi, dan
pembiayaan melalui asuransi atau cara lain atas kemungkinan rugi besar atas kemungkinan bencana alam, keteledoran manusia, atau
karena keputusan pengadilan. Dalam prakteknya, proses ini mencakup langkah-langkah logis seperti pengidentifikasian risiko, pengukuran
dan penilaian atas ancaman yang telah diidentifikasi, pengendalian ancaman tersebut melalui eliminasi atau pengurangan dan pembiayaan
ancaman yang tersisa agar apabila terjadi kerugian, organisasi dapat terus menjalankan usahanya tanpa terganggu stabilitas keuangannya.
13
Sedangkan menurut Drs. H. Agus Salim, MA tujuan manajemen risiko ialah dalam mengelola perusahaan supaya mencegah perusahaan
12
PBI Nomor 58PBI2003 tanggal 19 mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Pasal 4.
13
Robert Tampubolon, Mnajemen Risiko: Pendekatan untuk Bank Komersil, h.34.
dari kegagalan mengurangi pengeluaran, menaikan keuntungan perusahaan, menekan biaya produksi dan sebagainya.
Adapun saran-saran utama yang hendak dicapai oleh manajemen risiko terdiri dari:
a. Untuk kelangsungan hidup perusahaan survival
b. Ketenangan dalam berpikir
c. Memperkecil biaya
d. Menstabilisasi pendapatan perusahaan
e. Memperkecilmeniadakan gangguan dalam berproduksi
f. Mengembangkan pertumbuhan perusahaan
g. Mempunyai tanggung jawab sosial terhadap karyawan
Guna memperoleh hasil yang maksimum dari program perusahaan, maka diperlukan rencana yang mantap dan terarah.
14
6. Fungsi Manajemen Risiko Fungsi manajemen risiko untuk mengidentifikasikan atau
mendiagnosa risiko. Kemudian risiko itu mesti diukur, dianalisis dan dievaluasi dalam ukuran frekuensi, keparahan dan variabilitasnya.
Selanjutnya keputusan harus diambil seperti memilih dan menggunakan metode – metode untuk menangani masing – masing
risiko di identifikasikan itu. Sebagian risiko tertentu mungkin perlu
14
Drs. H. Abbas Salim, MA, Asuransi dan Manajement Risiko, hal.20.
dihindarkan.Sebagian lagi mungkin perlu ditanggung sendiri, dan yang lainnya mungkin perlu diasuransikan.
15
Tujuan suatu perusahaan tidak bisa dicapai apabila fasilitas – fasilitas yang dimiliki tidak dapat manfaatkan karena terjadinya
peristiwa atau kerugian. Usaha – usaha untuk menghadapi kemungkinan terjadinya
kerusakan atau kerugian tersebut serta bagaimana mengatasi atau menekannya adalah merupakan bagian dari manajemen risiko. Dengan
makin kompleknya kegiatan usaha khususnya dalam sektor industri besar. Maka dituntut adanya perhatian yang khusus terhadap
penanganan risiko sehingga peran manajer risiko semakin penting. Fungsi manajemen risiko dijelaskan melalui langkah – langkah
dalam proses pengambilan keputusan. Proses itu dimulai dengan mengenal berbagai risiko yang sedang dihadapi. Langkah itu disebut
mengidentifikasi atau mendiagnosa risiko. Risiko itu mesti diukur, dianalisis dan dievaluasi dalam ukuran frekuensi, keparahan dan
variabilitasnya. Selanjutnya keputusan harus diambil seperti memilih dan menggunakan metode – metode untuk menangani masing –
masing risiko yang telah diidentifikasikan itu. Sebagian risiko tertentu mungkin perlu dihindarkan, sebagian lagi mungkin perlu ditanggung
sendiri, dan yang lainnya mungkin perlu diasuransikan.
16
15
Herman Darmawi, Manajemen Risiko, h.22
16
Herman Darmawi, Manajemen Risiko, h.32-33
7. Fungsi Pokok Manajemen Risiko a.
Menemukan kerugian potensial, yaitu berupaya mengidentifikasikan seluruh risiko murni yang dihadapi oleh
perusahaan. b.
Mengevaluasi kerugian potensial, yaitu melakukan evaluasi terhadap semua kerugian potensial yang dihadapi oleh perusahaan,
evaluasi dan penilaian ini meliputi perkiraan mengenai: 1
besarnya kemungkinan frekuensi terjadi kerugian dengan memperkirakan jumlah kemungkinan terjadinya kerugian
selama periode tertentu. 2
besarnya kegawatan dari tiap-tiap kerugian dengan menilai besarnya kerugian yang diderita, yang biasanya dikaitkan
dengan besar pengaruh kerugian tersebut terhadap kondisi finansial perusahaan.
3 memilih teknikcara yang tepat atau menentukan suatu
kombinasi dari teknik-teknik yang tepat dalam menanggulangi kerugian.
4 menurut Pardi Sudrajat, fungsi dari manajemen risiko
adalah sebagai pedoman tertulis dalam membentuk kerangka kerja fungsional bank untuk mengimplemetasikan
manajemen risiko secara konsisten sesuai dengan tujuan usaha perusahaanbank.
17
17
Soeisno Djojosoedarso, Prinsip –Prinsip manajemen risiko dan Asuransit, h. 13
B. Konsep Pembiayaan Murabahah