Proses Penilaian Risiko Pada Bank BNI Syariah

5. Mengawasi, Audit, Menyelesaikan dan menyelaraskan Pada proses ini, dilakukan evaluasi yang menyeluruh atas fungsi , proses dan model kuantitatif pengukuran risiko yang telah dilaksanakan dan dipergunakan. Proses audit dan pengawasan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah proses manajemen risiko terlaksana secara efektif dan efisien sebagai bagian yang terintegrasi dengan strategi bisnis bank. Proses ini memberikan umpan balik kepada proses awal yaitu identifikasi dan penetapan toleransi risiko. Umpan balik ini akan memberikan keputusan untuk memperbaharui risiko yang harus mendapat perhatian dan pengendalian serta batas toleransiya, atau tidak mengalami perubahan. Dengan kata lain, proses manajemen risiko adalah suatu proses yang dinamis, dimana setiap pengulangan proses akan menghimpun dan memadukan informasi yang diperoleh pada proses sebelumnya.

C. Proses Penilaian Risiko Pada Bank BNI Syariah

Tujuan utama dari penilaian risiko ini adalah untuk mengukur potensi risiko yang mungkin terjadi pada nasabah debitur, sehingga bank syariah mampu menentukan jangka waktu yang cocok dan menentukan tingkat margin yang sesuai dengan karakteristik usaha nasabah. Adapun dalam proses penilaian evaluasi risiko, bank syariah membagi risiko lagi menjadi 2 aspek, yaitu: 58 1. First Way Out Jenis risiko yang terjadi pada first way out yaitu risiko kebangkrutan Taflis, risiko ini dipengaruhi oleh: a. Industry Risk, yaitu risiko yang terjadi pada jenis usaha yang ditentukan oleh karakteristik dan kinerja keuangan usaha nasabah. b. Kondisi internal perusahaan nasabah, seperti manajemen, organisasi, pemasaran, tekhnis produksi, dan keuangan. c. Faktor negatif lainnya, seperti keadaan force majeur, market risk forex risk, interest risk maupun karena permasalahan hukum. 2. Second Way Out Pada tahap ini, risiko yang terjadi dipengaruhi oleh: a. Kesempurnaan pada peningkatan jaminan b. Nilai jual kembali jaminan marketability value of guarante c. Kredibilitas penjamin bila ada, pihak ini yang nantinya akan menjamin bila nasabah nantinya tidak mampu membayar. Default risk akan menentukan customer risk rating rating risiko nasabah. Jika kondisi industri risk dan kondisi internal perusahaan nasabah baik, maka CRR akan tinggi ratingnya atau rendah risikonya serta diberi nilai dan score: 59 Tabel 1 Customer Risk Rating CRR Rating Score Tingkat Risiko 1=Baik sekali 5 Very low risk 2=Baik 4 Low risk 3=SedangCukup 3 Modert risk 4=Kurang 2 High Risk 5=Buruk sekali 1 Very high risk Sumber : Data Bank BNI Syariah Sedangkan, kondisi internal perusahaan nasabah diukur dari hasil analisis aspek manajemen, pemasaran, tehnik produksi, dan keuangan perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan rasio keuangan perusahaan dibanding dengan kinerja keuangan rata – rata industri. Dari hasil tingkat tersebut didapat industri risk : Tabel 2 Industri Risk Score Industri Risk Rating Ciri – ciri Umum 5 Very Low Risk Struktur industri nasabah sangan kuat, kinerja keuangan, kinerja pekerja diatas rata – rata industri 4 Low Risk Diatas rata – rata industri 3 Modert Risk Rata – rata industri dengan prospek pertumbuhan memadai, mempunyai kemampuan keuangan yang 60 cukup membayar kembali pinjaman 2 High Risk Dibawah rata – rata kinerja industri 1 Very High Risk Industri berisiko untuk diberikan pinjaman dengan prospek dan kemampuan Sumber: Data Bank BNI Syariah Recovery risk merupakan pembayaran kembali atas pinjaman nasabah dari hasil penjualan jaminan, apabila frist way out tidak dapat diharapkan lagi. Dalam menilai recovery risk ini dianalisis dengan menggunakan rasio pemenuhan jaminan RPJ, yaitu dari prosentase nilai total jaminan NTJ dan diberi rating sebagai berikut: Tabel 3 Rating Jaminan atas Rasio Pemenuhan Jaminan RPJ RPJ TOTAL NTJ RATING JAMINAN 10diatas ketentuan 1 Very Low Risk s.d 10diatas ketenyuan 2 Low Risk Sesuai ketentuan 3 Modert Risk s.d 10 dibawah ketentuan 4 High Risk 10 dibawah ketentuan 5 Very High Risk Sumber: Data Bank BNI Syariah Langkah terakhir yaitu mengkombinasikan customer risk rating CRR dan recovery risk RPJ untuk mendapatkan customer credit rating dengan matrik: 61 Tabel 4 Matrik Kombinasi CRR dan RPJ Untuk penentuan customer credit rating RPJ CRR 1 2 3 4 1 1 2 3 4 2 1 2 3 4 3 1 2 3 4 4 2 3 4 4 5 3 4 5 5 Sumber: Data Bank BNI Syariah Dilihat dari gambar diatas menunjukkan bahwa dalam melakukan penilaian risiko terlebih dahulu BNI melihat aspek risiko nasabah dengan menilainya dari segi usaha yang akan dijalankan dan jaminan yang menjadi tanda keseriusan nasabah dalam melakukan pembiayaan. Hal ini sangat penting dilakukan oleh bank karena ini adalah bagian dari manajemen risiko yang dilakukan BNI untuk mencegah terjadinya pembiayaan bermasalah. Dari hasil penelitian risiko tersebut, maka nasabah akan diberikan rating atau skor sesuai dengan analisis yang dilakukan petugas analisis bank account officer yang telah diberikan kepercayaan oleh BNI. Setelah pembiayaan tersebut diberikan kepada nasabah yang mengajukan, maka akan ada pemantauan monitoring yang dilakukan oleh pihak bank dan melakukan evaluasi setiap pembiayaan yang direalisasikan, 62 setelah dievaluasi akan ada penggolongan collectabilitas menurut tingkat kelancaran pembayaranya masing – masing. Collectability adalah penggolongan tingkat kelancaran tingkat pembayaran nasabah diukur berdasarkan jumlah hari tunggakan. Sesuai dengan SE BI, jumlah tunggakan dan perhitungan collectability adalah: Tabel 5 Penggolongan Collectability No Jumlah Hari Tunggakan Penggolongan Collectability Kualitas 1 0 Collectability 1 Lancar 2 1 sd. 90 hari Collectability 2 Dalam perhatian khusus 3 91 a.d.180 hari Collectability 3 Kurang Lancar 4 181 s.d.270 hari Collectability 4 Diragukan 5 Dari 270 hari Collectability 5 Macet Sumber: Data Bank BNI Syariah Bila collectability cenderung semakin baik maka akan berdampak positif sehingga menaikan Rentabilitas dan Solvabilitas bank BNI dan NPF semakin menurun. Dalam hal ini, terlebih dahulu BNI memonitoring usaha nasabah, apakah nasabah tersebut layak dinyatakan collectability 1 atau collectability 2 sampai dengan collectability 5, apabila debitur melakukan pembayaran tepat waktu itu dikategoriakn collectability 1 dengan kualitas 63 pengembalian pembiayaannya lancar dan apabila pembiayaan tersebut tidak melakukan penunggakan pembayaran selama tiga bulan berturut-turut itu akan dikategorikan dalam perhatian khusus atau collectability 2, akan tetapi apabila penunggakannya berturut-turut selama tiga bulan maka itu dikategorikan kurang lancar dan apabila selama 12 bulan berturut-turut dan bahkan sampai 21 bulan tidak dibayar maka pimpinan bank harus segera melakukan tindakan yang sebagaimana mestinya, seperti menyita agunan dan menjualnya untuk menghindari kerugian lebih besar. 4 Lihat daftar pertanyaan

D. Pengelolaan Risiko Pada BNI Syariah