Leverage dengan Penghindaran Pajak Tax Avoidance Variabel Independen

39 dalam penjelasan pasal 6 ayat 1 huruf a dalam UU PPh telah disebutkan bahwa: “Untuk dapat dibebankan sebagai biaya, pengeluaran-pengeluaran tersebut harus mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memlihara penghasilan yang merupakan objek pajak ”. Padahal, untuk menentukan apakah suatu rugi derivatif itu bersifat deductible atau non- deductible , diperlukan suatu definisi yang jelas dalam aturan perpajakan mengenai spekulatif atau tidaknya suatu transaksi derivatif. Oleh karena itu, perlu diuji lebih lanjut mengenai hubungan antara tingkat penghindaran pajak dengan tingkat penggunaan derivatif keuangan. Penelitian ini menggunakan net fair value of derivative instrument sebagai proksi penggunaan derivatif keuangan Oktavia, 2013 Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 2 : Penggunaan derivatif keuangan berpengaruh terhadap penghindaran pajak tax avoidance.

3. Leverage dengan Penghindaran Pajak Tax Avoidance

Perusahaan dimungkinkan menggunakan utang untuk memenuhi kebutuhan operasional dan investasi perusahaan. Akan tetapi, utang akan menimbulkan beban tetap yang disebut bunga. Semakin besar utang maka laba kena pajak akan lebih kecil karena insentif pajak atas bunga utang semakin besar. Hal tersebut membawa implikasi meningkatnya penggunaan utang oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki kewajiban pajak tinggi akan lebih memilih untuk berutang agar mengurangi pajak. Dengan 40 sengajanya perusahaan berutang untuk mengurangi beban pajak Suyanto dan Supramono, 2012. Secara logika, semakin tinggi nilai dari rasio leverage, berarti semakin tinggi jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga yang digunakan perusahaan dan semakin tinggi pula biaya bunga yang timbul dari utang tersebut. Biaya bunga yang semakin tinggi akan memberikan pengaruh berkurangnya beban pajak perusahaan. Semakin tinggi nilai utang perusahaan maka nilai CETR akan semakin rendah Richadson Lanis, 2007 dalam Kurniasih Sari, 2013. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 3 : Leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak tax avoidance

4. Ukuran Perusahaan dengan Penghindaran Pajak Tax Avoidance

Menurut Rego 2003 dalam Dewi dan Jati 2014 semakin besar ukuran perusahaannya, maka transaksi yang dilakukan akan semakin kompleks. Jadi hal itu memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan celah-celah yang ada untuk melakukan tindakan tax avoidance dari setiap transaksi. Menurut Richardson dan Lanis 2007 dalam Kurniasih dan Sari 2013 bahwa semakin besar perusahaan maka akan semakin rendah CETR yang dimilikinya, hal ini dikarenakan perusahaan besar lebih mampu menggunakan sumber daya yang dimulikinya untuk membuat suatu perencanaan pajak yang baik political power theory. Namun perusahaan tidak selalu dapat menggunakan power yang dimilikinya untuk melakukan perencanaan pajak karena adanya batasan berupa kemungkinan menjadi 41 sorotan dan sasaran dari keputusan regulator – political cost theory Watts dan Zimmerman, 1986 dalam Kurniasih dan Sari, 2013. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 4 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak tax avoidance 42

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka secara skematis dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Bersambung pada halaman selanjutnya Pengaruh Derivatif Keuangan, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak Tax Avoidance Basis Teori: Teori Perpajakan, Derivatif Keuangan, Leverage dan Ukuran Perusahaan Variabel Independen Variabel Dependen Penghindaran Pajak Tax Avoidance Y Ukuran Perusahaan X 3 Leverage X 2 Derivatif Keuangan X 1 43 Gambar 2.1 lanjutan Model Analisis: Regresi Liner Berganda Alat Analisis:  Statistik Deskriptif  Uji Asumsi Klasik  Uji Hipotesis Hasil Pengujian dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari variabel independen yang dalam penelitian ini adalah Derivatif Keuangan, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap variabel dependen yaitu Penghindaran Pajak Tax Avoidance. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan go public yang bergerak dalam sektor non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode 2012 sampai 2014.

B. Metode Penentuan Sampel

Metode pemilihan sampel pada penelitian dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan beberapa kriteria tertentu yang telah ditentukan. Kriteria-kriteria dari perusahaan tersebut ialah: 1. Merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang non keuangan. 2. Perusahaan go public atau yang telah terdaftar di BEI sebelum tahun 2012. 3. Tidak mengalami kerugian selama periode 2012 sampai 2014. 4. Perusahaan melakukan transaksi derivatif dan melaporkan nilai wajarnya selama periode 2012 sampai 2014 berturut-turut. 5. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan dan laporan keuangan dengan lengkap. 45

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumenter, karena data yang dikumpulkan berupa data sekunder. Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder disini menggunakan data runtut waktu time series atau disebut juga data tahunan dan data antar ruang cross section. Data yang digunakan berupa laporan keuangan tahunan perusahaan periode 2012 sampai 2014. Data tersebut diperoleh dari melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia di http:www.idx.co.id. Selain itu juga dilakukan penelusuran berbagai jurnal, karya ilmiah, artikel, dan berbagai buku referensi sebagai sumber data dan acuan dalam penelitian ini. Dalam memperoleh data-data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskripif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar demografi responden. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtois dan skewness kemencengan distribusi Ghozali, 20 00:19. 46 2. Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka peneliti melakukan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedaktisitas. a. Uji Normalitas Data Menurut Ghozali 20 00:177 uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen bebas mempunyai konstribusi atau tidak. Penelitian yang menggunakan metode yang lebih handal untuk menguji data mempunyai distribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat Normal Probability Plot. Model regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati normal, untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas Ghozali, 2009. Uji normaitas dengan grafik dapat menyesatkan. Oleh karena itu, uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik nonparametrik Kolomogorov-Smirnov K-S. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: 47 H : Data residual berdistribusi normal H A : Data residual berdistribusi tidak normal Jika signifikansi 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal atau H ditolak. b. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi antar variabel independen dalam suatu model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mengetahui ada tidaknya suatu masalah multikolinearitas dalam model regresi, peneliti dapat menggunakan nilai VIF Variance Infaltion Factor dan Tolerance, seperti berikut ini: 1 Jika nilai Tolerance di bawah 0.1 dan nilai VIF di atas 10, maka model regresi mengalami masalah multikolinearitas. 2 Jika nilai Tolerance di atas 0.1 dan nilai VIF di bawah 10, maka model regresi tidak mengalami masalah multikolinearitas. Ghozali, 2009: 95 c. Uji autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem korelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama 48 lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan penggangu tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut time series kar ena “gangguan” pada seorang individukelompok cenderung memengaruhi “gangguan” pada individukelompok yang sama pada periode berikutnya Ghozali, 2009: 99. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokolerasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson DW test, di mana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin-Watson DW, di mana secara umum dapat diambil kesimpulan: 1 Angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2 Angka DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. 3 Angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif Santoso, 2014:194. d. Uji Heterokedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau jika tidak terjadi heteroskedastisitas. 49 Pada saat mendeteksi ada tidaknya heteroskedaktisitas dapat ditentukan dengan melihat grafik Plot scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residual SRESID. Jika Grafik plot menunjukkan suatu pola titik yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Namun, jika tidak ada pola yang jelas, serat titik- titik meneyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedaktisitas Ghozali, 2009: 125. Analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Uji statistik yang digunakan adalah uji Park. Uji heteroskedastisitas juga dapat diketahui dari nilai signifikan korelasi Park antara masing-masing variabel indipenden dengan residualnya. Jika nilai signifikan lebih besar dari α 5 maka tidak terdapat heteroskedastisitas dan sebaliknya jika lebih kecil dari α 5 maka terdapat heteroskedastisitas. 3. Uji Hipotesis Penelitian a. Uji Persamaan Linier Berganda Metode yang digunakan penelii adalah regresi linier berganda. Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen X 1 , X 2 ,...X n dengan variabel dependen Y. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi 50 besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya Santoso, 2004:163. Model ini digunakan untuk menguji apakah ada hubungan sebab akibat antara kedua variabel untuk meneliti seberapa besar pengaruh antara variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. adapun rumus yang digunakan: Y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + e Dimana: Y = Penghindaran Pajak Tax Avoidance X 1 = Derivatif Keuangan X 2 = Leverage X 3 = Ukuran Perusahaan β = Bilangan Kostanta harga Y, bila X=0 e = error Pengujian hipotesis dilakukan melalui: 1 Koefisien Determinan Adjusted R 2 Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai Adjusted R 2 mempunyai interval antara 0 dan 1. Jika nilai Adjusted R 2 bernilai besar mendeteksi 1 berarti variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika Adjusted R 2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel 51 bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang crossection relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu time series biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi Ghozali, 2011:97. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel dependen, R 2 pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R 2 pada saat mengevaluasi model regresi terbaik. Tidak seperti nilai R 2 , nilai adjusted R 2 dapat naik dapat turun apabila satu variabel independen ditambahkan dalam model. Pengujian ini pada intinya adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. 3 Uji Statistik Fisher F Uji F dilakukan untuk membuktikan apakah variabel- variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menguji keseluruhan variabel independen terhadap satu 52 variabel dependen secara bebas dengan signifikan sebesar 0,05 dapat disimpulkan Ghozali, 2011:98 1 Jika nilai signifikan 0,05 maka H a diterima dan H o ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. 2 Jika nilai signifkan 0,05 maka H a ditolak dan H o diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. 3 Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t Uji t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2009. Dalam hal ini nilai signifikan t 0,05 5 maka hasilnya signifikan atau H a diterima, berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara individual terhadap dependen. Dalam penelitian ini berarti terdapat pengaruh signifikan Derivatif Keuangan, Leverage, Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak Tax Avoidance. Data tersebut diolah menggunakan SPSS 20. 53

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas independen variable Derivatif Keuangan, Leverage dan Ukuran Perusahaan. Dengan variabel terikat dependen variable Penghindaran Pajak Tax Avoidance, berikut dengan definisi operasional dan cara pengukurannya.

1. Variabel Independen

a. Derivatif Keuangan X

1 Derivatif keuangan merupakan instrument derivatif, di mana variabel-variabel yang mendasarinya adalah instrumen-instrumen keuangan, yang dapat berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata uang currency, tingkat suku bunga dan instrument- instrumen keuangan lainnnya www.idx.co.id . Menurut penelitian Donohoe 2012, derivatif keuangan dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan sebagai alat penghindaran pajak. Adanya ketidakjelasan definisi spekulatif atau definisi spekulatif tidaknya suatu transaksi derivatif dimanfaatkan perusahaan untuk menggunakan derivatif keuangan sebagai alat penghindaran pajak Oktavia dan Martani, 2013. Penelitian ini menggunakan net fair value of derivative instrument sebagai proksi penggunaan derivatif keuangan 54 Oktaviadan Martani, 2013. Adapun rumus untuk menghitung fair value of derivative instrument adalah sebagai berikut:

b. Leverage X

2 Leverage merupakan sumber pendanaan perusahaan eksternal dari utang, utang yang dimaksud di sini adalah utang jangka panjang Budiman dan Setiyono, 2012 Perusahaan yang memiliki kewajiban pajak tinggi akan lebih memilih untuk berutang agar mengurangi pajak. Dengan sengajanya perusahaan berutang untuk mengurangi beban pajak. Semakin besar utang maka laba kena pajak akan lebih kecil karena insentif pajak atas bunga utang semakin besar Suyanto dan Supramono, 2012. Variabel leverage diukur dengan membagi total kewajiban jangka panjang dengan total aset perusahaan Harrington Smith, 2012. Rumus yang digunakan untuk menghitung leverage adalah sebagai berikut:

c. Ukuran Perusahaan X

3 Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang dapat mengklasifikasikan perusahaan menjadi perusahaan besar dan DER = � ℎ −1 Lev = � � � ℎ 55 perusahaan kecil menurut berbagai cara seperti total aktiva atau total asset perusahaan, nilai pasar saham, rata-rata tingkat penjualan. Ukuran perusahaan umumnya dibagi dalam 3 kategori, yaitu large firm, medium firm , dan small firm. Tahap kedewasaan perusahaan ditentukan berdasarkan total aktiva, semakin besar total aktiva menunjukkan bahwa perusahaan semakin baik dalam jangka waktu relatif panjang. Kurniasih dan Sari, 2013:3. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan natural logarithm total asset yang dimiliki perusahaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung ukuran perusahaan adalah sebagai berikut:

2. Variabel Dependen

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Leverage Keuangan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 50 99

Pengaruh Leverage Keuangan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Logam Dan Sejenisnya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 60 83

Pengaruh Leverage Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 68 77

Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan, Dengan Leverage Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

22 210 59

Pengaruh Corporate Governance Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report: Studi Empiris Pada Perusahaan Lq45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014

0 16 114

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Kebutuhan Pendanaan Eksternal, Leverage Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pemilihan Auditor Eksternal: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2012-2014

7 35 110

Pengaruh Derivatif Keuangan, Leverage Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance): Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014

8 44 106

Pengaruh Perputaran Kas Dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

4 57 109

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 2 22

Pengaruh Leverage Keuangan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Logam Dan Sejenisnya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11