Pengaruh Struktur Kepemilikan, Kebutuhan Pendanaan Eksternal, Leverage Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pemilihan Auditor Eksternal: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2012-2014

(1)

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBUTUHAN PENDANAAN EKSTERNAL, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP

PEMILIHAN AUDITOR EKSTERNAL

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012-2014)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

Laila Ramadiana NIM : 1112082000011

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBUTUHAN PENDANAAN EKSTERNAL, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP

PEMILIHAN AUDITOR EKSTERNAL

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012-2014)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

Laila Ramadiana NIM : 1112082000011

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Laila Ramadiana

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Februari 1994

3. Agama : Islam

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Alamat : Jl. Mampang Prapatan XIV No.6A RT

011/001 Jakarta Selatan

6. HP : 081280415310

7. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. MI Nurul Hidayah Pancoran Barat Tahun 2005-2006

2. MI Nurul Huda Kebagusan Tahun 2006-2009

3. SMA Bunda Kandung Pasar Minggu Tahun 2009-2012 4. S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Tahun 2012-2016

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Bimbingan Belajar Nurul Fikri, 2008-2009 2. Bimbingan Belajar Salemba Group, 2011-2012

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Akuntansi (BEMJ) sebagai Anggota Divisi Data dan Informasi (2013-2014)


(8)

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Abdul Rahman

2. Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 23 Desember 1952

3. Ibu : Halimah

4. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 2 Februari 1962

5. Alamat : Jl. Mampang Prapatan XIV No.6A RT


(9)

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBUTUHAN PENDANAAN EKSTERNAL, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP

PEMILIHAN AUDITOR EKSTERNAL.

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014)

ABSTRACT

This study was aimed at analyzing the effect of ownership structure where the proxies of ownership structure used are the management ownership and institutional ownership, external financing where the proxy used is free cash flow, leverage and company size to the choice of external auditor. This study used big four and non big four auditor classification as a proxy of audit quality that will be chosen by the company. The hypothesis in this research are tested by logistic regression method and used 195 samples of manufacture companies listed on the Indonesia Stock Excange during 2012-2014 period.

The result showed that company size was positif significant with auditor choice by the company and institutional ownership was negative significant with external auditor choice by the company. While management ownership, free cash flow and leverage was not significant with external auditor choice by the company.

Keywords : Auditor Choice, Manajerial Ownership, Institutional ownership, External Financing, Leverage, Company Size.


(10)

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBUTUHAN PENDANAAN EKSTERNAL, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP

PEMILIHAN AUDITOR EKSTERNAL.

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh strutur kepemilikan yang di proksikan dengan kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan saham institusional, kebutuhan pendanaan eksternal yang di proksikan dengan free cash flow, leverage dan ukuran perusahaan terhadap pemilihan auditor eksternal. Penelitian ini menggunakan klasifikasi auditor big four dan non-big four sebagai proksi dari kualitas audit yang akan dipilih oleh perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode regresi logistik dengan menggunakan 195 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode tahun 2012-2014.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan saham institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap pemilihan auditor eksternal berkualitas. Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pemilihan auditor eksternal berkualitas dan kepemilikan manajerial, free cash flow dan leverage tidak berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal berkualitas

Kata Kunci : Pemilihan Auditor, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebutuhan Pendanaan Eksternal, Leverage, Ukuran Perusahaan.


(11)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Sumber Ilmu Pengetahuan, Sumber Cahaya yang mampu menerangi jalan menuju kepada kebenaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Struktur Kepemilikan, Kebutuhan Pendanaan Eksternal, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Pemilihan Auditor Eksternal (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012-2014)” dengan baik. Shalawat serta salam penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan do’a, baik langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian skripsi ini, kepada: 1. Ibunda tercinta yang tidak hentinya memberikan semangat dan perhatian

diiringi doa yang selalu tercurah. Terimakasih atas dukungan dan nasihat yang meluruhkan keputusasaan.

2. Kakakku Ria, Ema dan Eka yang selalu memberikan doa dan semangat disetiap kesulitan.

3. Keluarga besarku, terutama nenek yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan untuk kesuksesan penulis, terima kasih atas semua kasih sayang. 4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini,LC.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Ibu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(12)

7. Bapak Prof. Dr. Azzam Jassin MBA selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan masukan, pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini.

8. Ibu Nur Wachidah Yulianti, SE.,MM.,Ak selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meuangkan waktu dan memberikan perhatiannya. Terima Kasih atas segala bimbingan dan semangat yang telah ibu berikan kepada penulis.

9. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan.

10. Sahabat terbaikku, Eva Musdalifah dan Evi Muzdalia, terimakasih atas dukungan, pengertian, kesabaran dan keikhlasan yang diberikan.

11. Kepada GAAP (Opi, Emut, Uni, Anin, Desi, Tasya, Haifa, Rini, Naya, Lidina) terimakasih atas segala keceriaan yang telah diberikan di setiap sudut kampus, terimakasih atas dukungan yang telah diberikan.

12. Kepada Anggota KKN Parahita13 (Dinan, Tasya, Adit, Akbar, Irfan, Daeng, Anas, Eja dan Rista) terimakasih atas setiap tawa dan dukungan yang telah diberikan

13. Seluruh teman-teman Akuntansi angkatan 2012 yang saya tidak dapat sebutkan satu per satu, terimakasih banyak atas doa dan dukungannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 23 Juni 2016


(13)

DAFTAR ISI

COVER

COVER DALAM ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHESIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11


(14)

1. Agency Theory ... 11

2. Pemilihan Auditor Eksternal ... 14

3. Struktur Kepemilikan ... 19

4. Kebutuhan Pendanaan Eksternal ... 22

4. Leverage ... 24

5. Ukuran Perusahaan ... 25

B. Penelitian Terdahulu ... 25

C. Kerangka Pemikiran ... 31

D. Hipotesis ... 33

1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Pemilihan Auditor Eksternal ... 33

2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Pemilihan Auditor Eksternal ... 34

3. Pengaruh Kebutuhan Pendanaan Eksternal terhadap Pemilihan Auditor Eksternal ... 35

4. Pengaruh Leverage terhadap Pemilihan Auditor Eksternal ... 36

5. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pemilihan Auditor Eksternal ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 38

B. Metode Penentuan Sampel ... 38


(15)

D. Metode Analisis Data ... 40

1. Statistik Deskriptif ... 40

2. Analisis Regresi Logistik ... 41

3. Uji Keseluruhan Model ... 42

4. Uji Koefisien Determinasi ... 42

5. Uji Kelayakan Model Regresi ... 43

6. Matriks Klasifikasi ... 43

7. Uji Multikolinearitas ... 44

8. Uji Koefisien Regresi Logistik ... 44

E. Operasional Variabel Penelitian ... 44

1. Variabel Independen ... 45

a. Struktur Kepemilikan... 45

1) Kepemilikan Manajerial ... 45

2) Kepemilikan Institusional ... 45

b. Kebutuhan Pendanaan Eksternal ... 45

c. Leverage ... 46

d. Ukuran Perusahaan ... 46

2. Variabel Dependen ... 47

a. Pemilihan Auditor Eksternal... 47

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Sekilas Gambaran Umum dan Objek Penelitian ... 49

B. Analisis Data Penelitian ... 50


(16)

2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 53

a. Uji Keseluruhan Model... 54

b. Uji Koefisien Determinasi ... 55

c. Uji Kelayakan Model Regresi ... 55

d. Uji Multikolinearitas ... 56

e. Matriks Klasifikasi... 56

f. Uji Regresi Logistik ... 58

BAB V PENUTUP ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(17)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Jenis Sanksi dan Jenis Pelanggaran Akuntan Publik Tahun 2014 ... 5

1.2 Akuntan Publik yang Dikenakan Sanksi Selama Tahun 2014 ... 6

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 27

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 48

4.1 Rincian Sampel Penelitian ... 50

4.3 Statistik Deskriptif ... 51

4.4 Uji Keseluruhan Model ... 53

4.5 Uji Koefisien Determinasi ... 54

4.6 Uji Kelayakan Model Regresi ... 55

4.7 Uji Multikolinearitas ... 56

4.8 Matriks Klasifikasi ... 57


(18)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

No, Keterangan Halaman

1 Lampiran 1 ... 74


(20)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perhatian terhadap praktik corporate governance (CG) pada

perusahaan telah meningkat dalam dasawarsa terakhir ini, terutama sejak

keruntuhan perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat, seperti kasus

Enron Corporation. Masalah utama dalam pelaksanaan CG timbul karena

adanya pemisahan kepemilikan dari pengendalian dalam perusahaan yang

modern (Balafif, 2010) dalam Maharani (2012). Permasalahan ini

meningkat seiring dengan perusahaan melakukan penawaran umum

perdana di bursa saham yang akan memisahkan fungsi pengurus dan

fungsi pemilik.

Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka

panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari

harga pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat

diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan

di bursa untuk perusahaan yang sudah go public.

Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul

konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik

perusahaan) yang sering disebut agency problem. Tidak jarang pihak

manajemen yaitu manajer perusahaan mempunyai tujuan dan kepentingan

lain yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dan sering


(21)

Perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham ini

mengakibatkan timbulnya konflik yang biasa disebut agency conflict, hal

tersebut terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi,

sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari

manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah

biaya bagi perusahaan sehingga akan menyebabkan penurunan keuntungan

perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham dan dapat menurunkan

nilai perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976).

Pemilihan auditor eksternal merupakan salah satu pengukuran yang

digunakan manajer perusahaan untuk mengurangi agency problem yang

muncul dalam perusahaan. Knechel et al. (2005) mengemukakan bahwa

suatu proses audit dapat menyediakan keuntungan bagi perusahaan, seperti

peningkatan efektivitas dan efisiensi, peningkatan kepatuhan terhadap

peraturan yang berlaku dan penurunan informasi asimetri. Oleh karena itu,

perusahaan membutuhkan fungsi monitoring melalui auditor eksternal,

baik untuk mengurangi risiko terjadinya kecurangan (fraud) maupun

dalam hal penyajian laporan keuangan.

Terdapat beberapa faktor dalam perusahaan yang dipercaya dapat

menentukan pemilihan auditor eksternal, diantaranya adalah karakteristik

perusahaan, seperti struktur kepemilikan, kebutuhan pendanaan eksternal

serta ukuran perusahaan (Zureigat, 2011; Knechel et. al, 2005).

Struktur kepemilikan mencerminkan pembagian distribusi


(22)

operasional perusahaan. Suatu perusahaan dapat memiliki struktur

kepemilikan yang terkonsentrasi pada satu pemegang saham, beberapa

pemegang saham, atau tersebar secara relatif merata pada seluruh

pemegang saham. Struktur kepemilikan dipercaya mampu mempengaruhi

jalannya perusahaan melalui mekanisme pengendalian dan pengawasan

yang berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan

perusahaan. Struktur kepemilikan juga dapat digunakan untuk mengurangi

masalah keagenan. Menurut Jensen dan Meckling (1967), agency problem

dapat dikurangi melalui mekanisme pengawasan oleh kepemilikan

manajerial dan kepemilikan institusional.

Hampir seluruh perusahaan membutuhkan pendanaan tambahan

dari pihak eksternal berkaitan dengan pembiayaan dan pengembangan

kegiatan operasionalnya. Untuk memenuhi kebutuhan akan pendanaan

eksternal tersebut, perusahaan membutuhkan laporan keuangan yang

kredibel untuk meyakinkan para investor yang akan dan telah

menginvestasikan modalnya ke perusahaan tersebut. Laporan keuangan

yang kredibel dipercaya harus diaudit oleh auditor yang berkualitas untuk

meningkatkan keandalan laporan keuangan, terutama perusahaan yang

memiliki transaksi yang kompleks (Knechel et al., 2005).

Penelitian Revier dan Schroe (2009) memberikan dukungan yang

menyatakan bahwa perusahaan yang bergantung kepada pendanaan

eksternal cenderung memilih auditor Big Four dalam mengaudit laporan


(23)

keandalan laporan keuangan yang diberikan oleh auditor eksternal yang

berkualitas bagi para investor yang menanamkan modalnya di suatu

perusahaan.

Ukuran perusahaan menunjukkan ukuran besar atau kecilnya

perusahaan. Semakin besar skala suatu perusahaan maka semakin komplek

permasalahan yang akan dihadapi, sehingga pengawasan yang khusus

akan diperlukan. Semakin besar aset, pendapatan, modal ataupun jumlah

karyawan menunjukkan semakin komplek kegiatan dalam perusahaan

tersebut. Dengan demikian pemilik perusahaan akan semakin sulit dalam

mengendalikan perusahaannya sehingga semakin besar peluang terjadinya

penyimpangan baik dilakukan dengan sengaja maupun tidak disengaja

(Dewi dan Ratniadi,2014). Francis dan Wilson (1988) menyatakan bahwa

terdapat hubungan yang positif antara ukuran klien dengan pemilihan

perusahaan audit yang memiliki kualitas yang tinggi. Dalam kondisi

seperti ini pengawasan yang khusus akan sangat diperlukan, salah satunya

dengan menggunakan jasa dari KAP yang berkualitas.

Kasus yang melibatkan auditor eksternal adalah kasus PT. KAI

tahun 2005. PT KAI mengumumkan mendapat keuntungan sebesar Rp

6,90 miliar. Padahal sebenarnya mengalami kerugian sebesar Rp 63 miliar.

Hal ini mengakibatkan Menteri Keuangan terhitung sejak tanggal 6 Juli

2007 membekukan izin Akuntan Publik (AP) Drs. Salam Mannan,

pemimpin rekan pada KAP S. Mannan, Sofwan, Adnan dan Rekan selama


(24)

diberikan karena Salam Mannan melakukan pelanggaran terhadap Standar

Profesional Akuntan Publik dan Kode Etik dalam kasus audit umum atas

laporan keuangan PT Kereta Api (Persero) Tahun 2005 (detik finance,

2007).

Berdasarkan laporan menteri keuangan, selama tahun 2014

terdapat auditor dan kantor akuntan publik yang tidak mematuhi

kewajiban yang telah ditentukan perundang-undangan. Sehingga akuntan

publik dan kantor akuntan publik yang bersangkutan mendapatkan sanksi

administratif dari kementrian keuangan. Akuntan Publik yang dikenai

sanksi selama tahun 2014 disebabkan oleh beberapa pelanggaran terkait

keterlambatan pelaporan PPL, tidak memenuhi jumlah SKP yang

ditentukan, pelanggaran terhadap standar profesi akuntan publik maupun

ketentuan administratif lainnya. Sanksi Administratif yang diberikan

kepada akuntan publik selama tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Jenis Sanksi dan Jenis Pelanggaran Akuntan Publik Tahun 2014

No. Jenis Sanksi Jenis Pelanggaran Jumlah AP yang

dikenakan sanksi 1 Rekomendasi Penyampaian laporan PPL

SKP tidak terpenuhi

41 37

2 Peringatan SPAP

Tidak mengikuti PPL

9 18

3 Pembekuan SPAP 1

4 Denda Keterlambatan laporan PPL 28

Total Sanksi yang diberikan 134


(25)

Berdasarkan tabel tersebut, terdapat akuntan publik yang dikenai

sanksi pembekuan pada tahun 2014 yaitu:

Tabel 1.2

Akuntan Publik yang Dikenakan Sanksi Pembekuan Izin pada Tahun 2014

No. Akuntan Publik No. sanksi Tgl Sanksi Masa Beku

1 Drs. Dharma Surja

Latief, MM

603/KM.1/2014 9 sep 2014 3 bulan

Sumber : pppk.kemenkeu.go.id

Berdasarkan sanksi yang diberikan oleh pemerintah kepada auditor

dapat menimbulkan skandal yang menyebabkan turunnya reputasi kantor

akuntan publik, hal ini beriringan dengan kualitas audit yang diberikan

oleh kantor akuntan publik tersebut.

Banyaknya kantor akuntan publik yang terdapat di Indonesia

memungkinkan mereka menyediakan kualitas audit yang beragam.

Menurut De Angelo (1981) yang membedakan antara jasa audit yang

dihasilkan oleh suatu kantor akuntan publik (KAP) satu dengan yang lain

adalah kualitas audit yang dihasilkan oleh KAP tersebut. KAP dengan

kualitas audit yang lebih tinggi dapat mendeteksi kebocoran atau

ketidakakuratan yang terdapat dalam suatu laporan keuangan dan

melaporkannya. Terdapat berbagai dimensi untuk menilai kualitas audit,

diantaranya ukuran KAP, spesialisasi KAP, biaya audit serta kapabilitas

teknologi yang digunakan KAP tersebut untuk melaksanakan jasa


(26)

Perbedaan kualitas inilah yang kemudian menimbulkan adanya

diferensiasi KAP yang kemudian dikenal dengan istilah KAP Big Eight

dan Non Big Eight. Namun serangkaian penggabungan akibat skandal

akuntansi yang terjadi sekitas awal tahun 2000 membuat KAP Big Eight

menciut menjadi Big Four dan Non Big Four. KAP yang termasuk dalam

kategori Big Four inilah yang telah dipercaya publik memiliki reputasi

yang baik dalam menyajikan kualitas audit yang tinggi. Kualitas audit

yang tinngi akan dapat memberikan informasi yang lebih akurat sehingga

mengurangi asimetri informasi yang terjadi antara manajemen dan

pemegang saham.

Penelitian mengenai pemilihan auditor eksternal berkualitas telah

banyak dilakukan. Salah satunya adalah Zureigat (2011) melakukan

penelitian hubungan struktur kepemilikan dengan pemilihan auditor pada

badan usaha sektor keuangan go public. Adapun hasil penelitian

menyatakan bahwa kepemilikan saham institusional berengaruh positif

signifikan terhadap kecendrungan penggunaan auditor berkualitas.

Angreini dan Ghofar (2014) melakukan penelitian yang sama

dengan Zureigat (2011), hasil penelitiannya menunjukan bahwa

kepemilikan saham institusional berpengaruh terhadap pemilihan auditor

eksternal dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap

pemilihan auditor eksternal. Hal tersebut selaras dengan penelitian yang

dilakukan oleh Putra (2014) yang menemukan bahwa kepemilikan


(27)

Selanjutnya penelitian mengenai pemilihan auditor eksternal

dilakukan oleh Knechel et.,al (2005), yang melakukan penelitian

hubungan kebutuhan pendanaan eksternal dan leverage terhadap

pemilihan auditor eksternal. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa

leverage berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal dan kebutuhan

pendanaan eksternal tidak berpengaruh terhadap pemilihan auditor

eksternal.

Penelitian lainya dilakukan oleh Trisnawati dan Ancella (2013)

menemukan bahwa variabel kebutuhan pendanaan eksternal dan leverage

tidak berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal yang berkualitas.

Hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Revier &

Schroe (2009) yang menemukan bahwa kebutuhan pendanaan eksternal

berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal.

Penelitian yang sedang dilakukan saat ini merujuk dari penelitian

yang dilakukan sebelumnya dan mengadopsi variabel dari

penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Trisnawati dan Ancella (2013)

dan Putra (2014). Berdasarkan referensi variabel yang digunakan dalam

penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh struktur kepemilikan, kebutuhan pendanaan

eksternal, leverage dan ukuran perusahaan terhadap pemilihan auditor

eksternal” pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek


(28)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka perumusan masalah

yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap pemilihan auditor

eksternal?

2. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap pemilihan auditor

eksternal?

3. Pengaruh kebutuhan pendanaan eksternal terhadap pemilihan auditor

eksternal?

4. Pengaruh leverage terhadap pemilihan auditor eksternal?

5. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pemilihan auditor eksternal?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan dilakukannya penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial terhadap

pemilihan auditor eksternal berkualitas.

b. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap

pemilihan auditor eksternal berkualitas.

c. Untuk mengetahui pengaruh kebutuhan pendanaan eksternal

terhadap pemilihan auditor eksternal berkualitas.

d. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap pemilihan auditor


(29)

e. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap

pemilihan auditor eksternal berkualitas.

2. Manfaat Penelitian

a. Kontribusi Teoritis

1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat

sebagai bahan referensi pengetahuan dan menambah wawasan

mengenai pertimbangan perusahaan dalam memilih auditor

eksternal.

2) Peneliti berikutnya, dapat dijadikan sebagai referensi dan

pembanding bagi pihak pihak yang akan melakukan penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan topik ini.

3) Penulis, dapat menjadi tambahan pengetahuan mengenai

pertimbangan pemilihan auditor eksternal bagi perusahaan go

public.

b. Kontribusi Praktis

1) Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil

kebijakan dalam pemilihan auditor eksternal.

2) Auditor eksternal, dapat menjadi referensi untuk

mengetahui karakteristik perusahaan yang menjadi faktor

pendorong dalam pemilihan kantor akuntan publik dan

kemudian dapat menjadi bahan pertimbangan kantor

akuntan publik untuk menentukan strategi dan menjalankan


(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi pada dasarnya adalah teori yang menjelaskan

hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Principal

merupakan pelaku pemegang saham dan agent sebagai manajemen

perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan

keagenan sebagai sebuah kontrak antara satu orang atau lebih pemilik

(principal) yang menyewa orang lain (agent) untuk melakukan

beberapa jasa atas nama pemilik yang meliputi pendelegasian

wewenang pengambilan keputusan kepada agen.

Teori agensi menunjukkan pentingnya pemisahan fungsi antara

manajemen perusahaan dan hubungan pemilik kepada manajer.

Dimana tujuan adanya pemisahan ini adalah untuk menciptakan

efisiensi dan efektivitas dengan cara menyewa pihak profesional untuk

mengelola perusahaan. Akan tetapi di lain sisi pemisahan ini

menimbulkan permasalahan yaitu ketika terjadi ketidaksamaan tujuan

antara principal dan agen.

Teori agensi menunjukkan bahwa terdapat dua masalah

keagenan yang potensial. Pertama, masalah agensi antara manajemen

dan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976). Masalah agensi


(31)

pemegang saham secara individual tidak dapat mengendalikan

manajemen. Akibatnya perusahaan bisa di jalankan sesuai keinginan

manajemen itu sendiri. Kedua, masalah agensi antara pemegang saham

mayoritas dan minoritas (Shleifer dan Vishny, 1997). Masalah agensi

tersebut terjadi apabila terdapat pemegang saham mayoritas, sehingga

pemegang saham mayoritas yang dapat mengendalikan manajemen

atau bahkan menjadi bagian dari manajemen itu sendiri. Hal tersebut

mengakibatkan pemegang saham mayoritas memiliki kendali mutlak

dibandingkan pemegang saham minoritas, sehingga pemegang saham

mayoritas bisa melakukan tindakan yang menguntungkan dirinya,

tetapi kemungkinan merugikan pemegang saham minoritas.

Menurut Eisenhardt (1989:58), teori keagenan menggunakan

tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumya

mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya

pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded

rationality), dan (3) manusia selalu menghindari risiko (risk averse).

Ketiga sifat tersebut menyebabkan informasi yang dihasilkan manusia

untuk manusia lain selalu dipertanyakan reabilitasnya dan informasi

yang disampaikan biasanya diterima tidak sesuai dengan kondisi

perusahaan yang sebenarnya atau lebih dikenal sebagai informasi yang

tidak simetris atau asymmetric information (asimetri informasi)


(32)

Masalah keagenan juga dapat terjadi karena adanya asimetri

informasi antara principal dan agent. Menurut Scott (2003:117-118),

Asimetri informasi mempunyai dua tipe sebagai berikut:

1. Adverse Selection

Pada tipe ini, pihak yang merasa memiliki informasi lebih

sedikit dibandingkan pihak lain tidak akan mau untuk melakukan

perjanjian dengan pihak lain tersebut apapun bentuknya, dan jika

tetap melakukan perjanjian, pihak yang memiliki sedikit informasi

tersebut akan membatasi dengan kondisi yang sangat ketat dan

biaya yang sangat tinggi.

2. Moral Hazard

Moral hazard terjadi ketika manajer melakukan tindakan

tanpa sepengetahuan pemilik untuk keuntungan pribadinya dan

menurunkan kesejahteraan pemilik.

Dengan adanya konflik kepentingan dan asimetri informasi

yang terjadi di dalam perusahaan menimbulkan biaya agensi

(agency cost) yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Jensen dan

Meckling (1976) menjelaskan biaya keagenan dalam tiga jenis,

antara lain:

1. Biaya Monitoring (monitoring cost), merupakan biaya yang

dikeluarkan untuk melakukan pengawasan terhadap


(33)

2. Biaya Bonding (bonding cost), merupakan biaya untuk

menjamin bahwa agen tidak akan bertindak merugikan

principal, atau dengan kata lain untuk meyakinkan agen, bahwa

principal akan memberikan kompensasi jika agen benar-benar

melakukan tindakan tersebut.

3. Biaya Kerugian Residual (residual loss), merupakan nilai uang

yang ekuivalen dengan pengurangan kemakmuran yang dialami

oleh principal akibat dari perbedaan kepentingan.

Karena adanya konflik kepentingan dan asimetri informasi,

perusahaan sebagai agen menghadapi berbagai tekanan (pressure)

untuk menemukan cara agar kinerja perusahaan selalu meningkat

dengan harapan bahwa dengan peningkatan kinerja maka principal

akan memberikan suatu bentuk apresiasi (rationalization). Kinerja

yang dihasilkan perusahaan akan berpengaruh terhadap pemilihan

auditor. Pemilik perusahaan akan membuat laporan keuangan

sebagai bentuk akuntabilitasnya kepada pemegang saham. Kinerja

perusahaan yang buruk akan membuat pelaku perusahaan untuk

memilih auditor dengan kredibilitas yang rendah, sehingga

akuntabilitas bisa dimanipulasi.

2. Pemilihan Auditor Eksternal

Terdapat beberapa aspek yang digunakan untuk

menjelaskan faktor-faktor pemilihan auditor eksternal suatu entitas


(34)

dalam tiga hal. Aspek yang dilihat dari kantor akuntan publik itu

sendiri, karakteristik perusahaan, dan yang ketiga adalah literatur

yang melihat aspek pemilihan auditor dari reaksi pasar.

Seluruh aspek pemilihan auditor eksternal tersebut dapat

menentukan perusahaan untuk memilih auditor eksternal yang

berkualitas tinggi sehingga laporan keuangan perusahaan dapat

dipercaya keandalannya. Hal tersebut disebabkan karena pengguna

laporan keuangan terutama pemegang saham sangat bergantung

kepada keandalan laporan yang dibuat auditor atas laporan

keuangan suatu perusahaan.

Dalam proses pengauditan, auditor perlu mempertahankan

kualitas audit yang dilakukannya. Berkaitan dengan kualitas audit,

DeAngelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai

kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan

pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.

Temuan pelanggaran dalam sistem akuntansi berkaitan

dengan pengetahuan dan kemampuan auditor, sedangkan pelaporan

pelanggaran tergantung terhadap dorongan auditor untuk

mengungkapkan pelanggaran tersebut. Dorongan ini akan

bergantung kepada independensi yang dimiliki oleh auditor

tersebut. Jika auditor dianggap tidak memiliki independensi oleh


(35)

laporan audit tidak akan memberikan nilai kepada para pengguna

laporan keuangan (Meutia, 2004).

Salah satu cara untuk mengukur kualitas hasil pekerjaan

auditor adalah melalui kualitas keputusan-keputusan yang diambil.

Menurut Bedard dan Michelene (1993) ada dua pendekatan yang

digunakan untuk mengevaluasi sebuah keputusan secara umum,

yaitu:

a. Outcome oriented

Bagi pendekatan yang berorientasi hasil, diukur melalui hasil

audit, yaitu melalui laporan audit dan laporan keuangan.

Ukuran yang dapat diobservasi dalam laporan audit adalah

kecenderungan auditor untuk mengeluarkan opini going

concern ketika perusahaan bangkrut. Sedangkan ukuran yang

dapat diobservasi dalam laporan keuangan adalah kualitas laba.

b. Process oriented.

Untuk pendekatan yang berorientasi proses, kualitas keputusan

diukur dengan tingkat kepatuhan auditor terhadap General

Acceptance on Auditing Standards (GAAS) dan tingkat

spesialisasi auditor dalam industri tertentu.

Audit yang berkualitas dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor. De Angelo (1981) menggunakan ukuran KAP sebagai

proxy untuk mengukur kualitas audit. Semakin besar ukuran KAP,


(36)

melaksanakan audit. Kemampuan teknologi, prosedur, serta

sampling apa yang digunakan tentu membutuhkan biaya. KAP

yang ukurannya tidak terlalu besar mungkin akan mengalami

kesulitan. Lain halnya dengan KAP besar yang memiliki banyak

klien. Perusahaan yang menggunakan auditor berkualitas tinggi

tentu akan membayar biaya yang lebih besar untuk memastikan

pelaporan keuangannya akurat.

Oleh karena itu KAP besar yang sudah memiliki banyak

klien akan mengalami kerugian reputasi lebih besar dibandingkan

KAP dengan ukuran kecil jika ia tidak menyediakan audit

berkualitas tinggi. Hal ini terkait dengan tidak hanya rusaknya

reputasi dan kredibilitas KAP namun juga berimplikasi paa

pendapatan serta kepercayaan klien terhadap KAP besar teresebut

dapat menurun drastic. Oleh karena itu, KAP yang lebih besar akan

cenderung untuk menyediakan kualitas audit yang lebih tinggi

karena kerugian yang akan didapatkannya lebih besar jika ia tidak

menyediakan kualitas seperti yang dijanjikan.

Simunic & Stein (1987) pun menyatakan bahwa KAP yang

lebih besar lebih baik dibandingkan KAP yang lebih kecil dalam

mendeteksi kesalahan mereka karena mereka memiliki sumber

daya lebih besar untuk melaksanakan prosedur audit dan dapat

menarik karyawan dengan keahlian dan pengalaman diatas


(37)

Proksi lainnya yang digunakan adalah kompetensi auditor,

Jaffar et,. al. 2005 dalam Zureigat, 2011 menemukan bahwa faktor

terpenting yang mempengaruhi kualitas audit adalah penegtahuan

auditor dalam akuntansi dan audit. Kemampuan auditor untuk

menginformasikan kepada klien mengenai perubahan akuntansi,

komitmen auditor terhadap kode etik, serta pengetahuan auditor

terhadap industri. Sedangkan menurut Attojer & Annafaabi (2008)

dalam Zureigat (2011), faktor terpenting yang dapat mempengaruhi

kualitas audit adalam pengalaman auditor, obyektivitas, serta

kualifikasi akademis auditor.

Beragamnya proxy yang digunakan untuk menjelaskan dan

mengukur kualitas audit mencerminkan bahwa aspek kualitas audit

begitu luas. Ada aspek yang menjelaskan kualitas audit dari sisi

internal KAP, seperti kompetensi auditor, pengalaman, serta

spesialisasi industri. Namun ada aspek yang menjelaskan kualitas

tersebut dari sisi eksternal, misalnya ukuran KAP yang diukur dari

pangsa pasar serta asset yang dimiliki oleh KAP, reputasi dan

nama baik dari KAP, serta hubungan auditor dengan klien. Namun

kedua aspek ini saling mengisi, dan memiliki hubungan timbal

balik. Seiring dengan kompetensi, keahlian dan pengalaman yang

semakin tinggi membuat nama baik terhadap KAP tersebut

semakin meningkat dan akan menciptakan permintaan jasa audit


(38)

pasar KAP semakin meningkat. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa perbedaan dalam kualitas jasa audit dapat dilihat dari

ukuran KAP, reputasi/nama baik KAP, pangsa pasar (spesialisasi

KAP), dan keahlian teknis. Hal tersebut yang membedakan jasa

auditor eksternal berkualitas tinggi dan rendah.

3. Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan (kepemilikan institusional dan

kepemilikan manajerial) merupakan bagian dari mekanisme

corporate governance. Berkaitan dengan struktur kepemilikan,

terjadi ketidaksetaraan antara dua kelompok pemilik perusahaan,

yaitu controlling dan monitoring shareholders. Seringkali mayority

shareholder mengendalikan keputusan manajemen yang

merugikan minority shareholders. Sehingga mengakibatkan adanya

ketimpangan kepentingan yang terjadi antara keduanya dalam

suatu perusahaan.

Menurut Jensen dan Meckling (1976) kepemilikan terhadap

saham perusahaan dapat menyelaraskan potensi perbedaan

kepentingan antara pemegang saham luar dengan manajemen,

sehingga permasalahan keagenan diasumsikan akan hilang apabila

seorang manajer adalah juga sekaligus seorang pemilik. Wahyudi

dan Pawestri (2006) menyatakan bahwa struktur kepemilikan

dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada


(39)

nilai perusahaan, hal ini disebabkan oleh adanya kontrol yang

mereka miliki. Struktur kepemilikan di perusahaan dapat

dibedakan menjadi kepemilikan orang luar (outsider ownership)

dan kepemilikan orang dalam (insider ownership) atau

kepemilikan manajerial (manageria/ ownership).

a. Kepemilikan Saham Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kondisi yang menunjukkan

bahwa manajer memiliki saham dalam perusahaan atau manajer

tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Hal ini

ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham oleh

pihak manajemen perusahaan. Manajer yang memiliki saham

perusahaan tentunya akan menselaraskan kepentingannya sebagai

manajer dengan kepentingannya sebagai pemegang saham.

Semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka

semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai

perusahaan.

Kepemilikan manajerial adalah proporsi pemegang saham

dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan

keputusan perusahaan (direktur dan komisaris) (Pujiati dan

Winadar,2009). Semakin besar proporsi kepemilikan manajerial

dalam suatu perusahaan maka manajemen akan berupaya lebih giat

untuk memenuhi kepentingan pemegang saham yang juga adalah


(40)

manajer adalah sekaligus pemilik dan pada akhirnya akan dapat

meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan jika

manajemen memenuhi kepentingan pemegang saham yang juga

adalah dirinya sendiri (Jensen dan Meckling, 1976).

b. Kepemilikan Saham Institusional

Pemegang saham institusional biasanya berbentuk entitas

seperti perbankan, asuransi, dana pensiun, reksa dana, dan institusi

lain. Investor institusional umumnya merupakan pemegang saham

yang cukup besar karena memiliki pendanaan yang besar. Tingkat

kepemilikan institusional yang tinggi menimbulkan usaha

pengawasan yang lebih besar untuk menghalangi perilaku

opportunistic manajer. Menurut Mursalim (2007), kepemilikan

institusional dapat dijadikan sebagai upaya untuk mengurangi

masalah keagenan dengan meningkatkan proses monitoring.

Pemegang saham institusional juga memiliki opportunity,

resources, dan expertise untuk menganalisis kinerja dan tindakan

manajemen. Investor institusional sebagai pemilik sangat

berkepentingan untuk membangun reputasi perusahaan.

Menurut Pujiati dan Winadar (2009), kepemilikan

institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki

oleh institusi atau lembaga yang didirikan di Indonesia seperti

perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan


(41)

kepemilikan saham besar memiliki intensif untuk memantau

pengambilan keputusan perusahaan serta dapat mempengaruhi

kinerja perusahaan. Sehingga dengan adanya kepemilikan saham

yang besar oleh investor institusional akan mendorong peningkatan

pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen serta

dalam pengambilan keputusan perusahaan. Menurut Zureigat

(2011), proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh investor

institusional dengan jumlah besar membuat investor tersebut dapat

secara langsung mempengaruhi keputusan manajerial. Kenaikan

persentase dari kepemilikan institusional akan cenderung

menurunkan tingkat kecurangan. Zureigat juga berpendapat bahwa

kepemilikan institusional akan meningkatkan permintaan atas jasa

audit dengan kualitas tinggi yang dilakukan oleh auditor

berkualitas.

4. Kebutuhan Pendanaan Eksternal

Fungsi pembelanjaan dan fungsi keuangan merupakan dua

hal yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk

meningkatkan kemakmuran pemegang saham dan kreditur. Dalam

menjalankan fungsi pembelanjaan, perusahaan selalu dihadapkan

pada tiga masalah utama atau tiga keputusan utama, yaitu:

keputusan investasi (investment decision), keputusan pendanaan

(financing decision), dan keputusan mengenai pembagian dividen


(42)

keuangan tentang dari mana dana untuk membeli aktiva berasal

(Lukas, 2003). Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang

berhubungan dengan masalah penentuan sumber-sumber dana yang

akan digunakan, dan masalah perimbangan terbaik antara

sumber-sumber dana tersebut.

Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan

dananya mengutamakan sumber dari internal perusahaan, maka

ketergantungan pihak perusahaan terhadap pihak eksternal sangat

kecil. Tetapi ada saat-saat tertentu dimana semua sumber dana dari

dalam perusahaan telah digunakan, sementara kebutuhan dana

perusahaan semakin meningkat sehingga dalam hal ini perusahaan

perlu mencari alternatif pendanaan. Alternatif pendanaan ini bisa

dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber pendanaan

eksternal misalnya, melalui utang atau dengan menerbitkan saham

baru.

Untuk memenuhi kebutuhan akan pendanaan eksternal

tersebut, perusahaan membutuhkan laporan keuangan yang

kredibel untuk meyakinkan para investor yang akan

menginvestasikan modalnya ke perusahaan tersebut, terutama

perusahaan yang memiliki transaksi yang cukup kompleks.

Laporan keuangan yang kredibel dipercaya harus diaudit oleh


(43)

keuangan, terutama perusahaan yang memiliki transaksi yang

kompleks (Knechel et al., 2005).

5. Leverage

Leverage merupakan jumlah utang yang digunakan untuk

membiayai atau membeli aset-aset perusahaan. Perusahaan yang

memiliki utang lebih besar dari modal dikatakan sebagai

perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi (Fakhruddin:109).

Semakin tinggi leverage maka mengambarkan semakin besarnya

kewajiban perusahaan terhadap para kreditur.

Pinjaman yang diajukan perusahaan kepada bank dan

lembaga keuangan lainnya dapat menghasilkan agency problem

antara pemegang saham dan kreditur dalam hal pelanggaran

perjanjian hutang (Jensen dan Meckling, 1976).

Semakin tinggi tingkat utang, semakin tinggi tingkat

pengawasan yang dilakukan untuk memastikan bahwa perusahaan

mampu memenuhi segala kewajibannya tersebut serta bagaimana

keberlangsungan masa depan perusahaan. Besarnya tingkat

leverage perusahaan akan menyebabkan perusahaan meningkatkan

kualitas pelaporan keuangan dengan tujuan untuk mempertahankan

kinerja yang baik di mata investor dan kreditor. Oleh karena itu,

permintaan untuk menggunakan auditor eksternal yang berkualitas

akan semakin tinggi karena untuk menjamin bahwa informasi yang


(44)

Selain itu, tingkat pengungkapan juga akan semakin tinggi,

sehingga membantu investor dan kreditur untuk menganalisa

kondisi perusahaan.

6. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menunjukkan ukuran besar atau

kecilnya perusahaan. Semakin besar skala suatu perusahaan maka

semakin kompleks permasalahan yang akan dihadapi, sehingga

pengawasan yang khusus akan diperlukan. Semakin besar asset,

omzet, modal ataupun jumlah karyawan menunjukkan semakin

kompleks kegiatan dalam perusahaan tersebut. Dengan demikian

pemilik perusahaan akan semakin sulit dalam mengendalikan

perusahaannya sehingga semakin besar peluang terjadinya

penyimpangan baik dilakukan dengan sengaja maupun tidak

disengaja (Dewi dan Ratniadi,2014)

Selain itu, semakin besar perusahaan, maka rentang kendali

yang terdapat dalam suatu perusahaan pun akan semakin panjang.

Kondisi ini akan meningkatkan potensi asimetri informasi karena

semakin jauh dari pengawasan manajemen sehingga menciptakan

peluang untuk tindakan oportunis.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan

auditor eksternal pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya.


(45)

dan Ratniadi (2014) Putra (2014) , Trisnawati dan Ancella (2013) serta

Setiawan dan Karsana (2015) adalah beberapa peneliti yang melakukan

penelitian mengenai hal tersebut. Adapun hasil penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam


(46)

Table 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Mengenai : Kepemilikan Saham Institusional (X1), Kepemilikan Saham Manajerial (X2), Kebutuhan Pendanaan Eksternal (X3), Leverage(X4), Ukuran Perusahaan (X5) dan Pemilihan Auditor Ekternal (Y)

No. Peneliti (Tahun)

Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Antonious

Singgih Setiawan dan Yusuf Widya Kersana, 2015

Faktor

representasi stock holders dan debt holders berpengaruh terhadap keputusan pemilihan auditor berkualitas Veriabel Independen; leverage Variabel Dependen; pemilihan auditor big four atau non big four; Menggunakan data sekunder.

Variabel Independen; Mekanisme internal corporate governance dan kebutuhan pendanaan eksternal

Leverage tidak mempengaruhi pemilihan auditor eksternal.

2 Dedi Putra, 2014 Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pemilihan Auditor Eksternal. Variabel Independen: Kepemilikan saham institusional; kepemilikan saham manajerial; Menggunakan data sekunder. Variabel Independen; Kepemilikan asing; kebutuhan pendanaan eksternal ;efektivitas komite audit; ukuran dewan komisaris. Variabel Dependen; pemilihan auditor top ten.

Hasil penelitian bahwa variabel Persentase Kepemilikan Saham Institusional, Persentase

Kepemilikan Saham Manajerial tidak berpengaruh terhadap pemilihan auditor ekternal yang bereputasi. Sedangkan variabel Ukuran Dewan Komisaris dan efektifitas komite audit

berpengaruh terhadap pemilihan auditor yang bereputasi..


(47)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti (Tahun) Judul

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

3 Co i iik Istri Ratna Sari Dewi dan Ni Made Dwi Ratnadi, 2014 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kantor Akuntan Publik pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen: Kepemilikan manajerial; Variabel dependen: Pemilihan auditor eksternal big four atau non-big four;

menggunakan data sekunder.

Variabel Independen: Kepemilikan institusional; ukuran dewan komisaris; efektivitas komite audit; Kebutuhan pendanaan eksternal dan kepemilikan asing.

kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada pemilihan kantor akuntan publik, sedangkan leverage tidak berpengaruh pada pemilihan kantor akuntan publik.

4 Ita Trisnawati dan

Ancella Anitawati Hermawan, 2013. Determinan Faktor Faktor Pemilihan Auditor Eksternal Berkualitas Variabel Independen; Kebutuhan pendanaan eksternal. Variabel Dependen; Pemilihan auditor eksternal big four atau non-big four;

Menggunakan data sekunder. Variabel Independen; Kepemilikan institutional; Kepemilikan Mmanajerial; Kepemilikan asing;

leverage; ukuran perusahaan dan

kompleksitas perusahaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan good corporate governance memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menggunakan auditor eksternal dengan kualitas audit yang tinggi. Selain itu, perusahaan dengan tingkat kompleksitas yang meningkat memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk memilih auditor eksternal berkualitas. Sedangkan kebutuhan pendanaan eksternal dan tingkat leverage tidak berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal yang berkualitas.


(48)

Table 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti (Tahun) Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

5 Dr. Qasim

Mohammad Zureigat, 2011

The effect of Ownership Structure on Audit Quality : Evidence From Jordan Variabel Independen; Kepemilikan institusional; Variabel Dependen; Pemilihan auditor eksternal big four atau non-big four

Menggunakan data sekunder.

Variabel Independen;

Kepemilikan saham manajerial; kebutuhan pendanaan eksternal

Kepemilikan saham Asing dan Kepemilikan Saham Institusional berengaruh positif signifikan terhadap kecendrungan

penggunaan auditor berkualitas

6 Elke Revier dan Ralph Schroé (2009) Determinants of Auditor Choice Variabel Independen; Kebutuhan pendanaan eksternal dan ukuran perusahaan.

Variabel Dependen; Auditor big four dan non big four;

Menggunakan data sekunder. Variabel Independen; kepemilikan saham manajerial, kepemilikan saham institusional.

Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ukuran perusahaan dan kebutuhan terhadap pendanaan eksternal memiliki pengaruh signifikan terhadap pemilihan auditor yang berkualitas.


(49)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti (Tahun) Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

7 W. Robert Knechel, Lasse Niemi and Stefan Sundgren (2005)

Determinants of Auditor Choice: Evidence from a Small Client Market

Variabel Independen; Kebutuhan pendanaan eksternal dan leverage. Menggunakan data sekunder.

Variabel Independen; Kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham manajerial,ukuran perusahaan;

Variabel Dependen; Big Four dan Non-Big Four

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa melalui variabel free cash flow tidak ada yang dapat

mendukung perusahaan yang memiliki kebutuhan pendanaan eksternal yang tinggi akan

memilih untuk diaudit oleh auditor yang berkualitas tinggi. Leverage berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal.


(50)

C. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi pengaruh struktur

kepemilikan, kebutuhan pendanaan eksternal, leverage serta ukuran

perusahaan dalam pemilihan auditor eksternal. Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini merujuk pada penelitian Trisnawati dan Ancella

(2013) dan Putra (2014). Kerangka berpikir ini merupakan model

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah di identifikasi sebagai masalah yang penting. Penelitian ini

menggunakan lima variabel independen. Selanjutnya, variabel dependen

penelitian adalah pemilihan auditor eksternal, pemilihan auditor eksternal

mengacu pada pemilihan auditor eksternal big four dan non big four.

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraian di atas, gambaran

menyeluruh penelitian ini yang mengangkat penelitian mengenai pengaruh

dalam pemilihan auditor eksternal yang berkualitas.

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan sebelumnya,


(51)

Gambar 2.2 Skema Pemikiran

Memilih auditor eksternal yang berkualitas

Timbulnya konflik kepentingan dan asimetri informasi antara pemegang saham dan pihak manajemen

Basis Teori : Teori Agensi (Agency Theory)

Variabel Independen Variabel Dependen

Kepemilikan saham institusional (X1) Kepemilikan saham manajerial (X2) Kebutuhan Pendanaan Eksternal (X3)

Pemilihan Auditor Eksternal

(Y)

Ukuran Perusahaan (X5) Leverage (X4)

Purpose sampling

Metode Analisis: Regresi Berganda

Hasil pengujian dan pembahasan

Berdasarkan prinsip good corporate governance bahwa perusahaan harus transparance, accountability, responsibility,fairness, independency dalam


(52)

D. Hipotesis

Pada penelitian ini variabel-variabel yang digunakan yaitu variabel

kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham manajerial,

kebutuhan pendanaan eksternal, leverage dan ukuran perusahaan dan satu

variabel dependen yaitu pemilihan auditor eksternal.

1. Pengaruh kepemilikan saham manajerial terhadap pemilihan auditor eksternal.

Kepemilikan manajerial adalah kondisi yang menunjukkan

bahwa manajer memiliki saham dalam perusahaan atau manajer

tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Rustiarini,

2011). Berdasarkan teori adanya konflik agensi dalam perusahaan

adalah dengan memaksimalkan jumlah kepemilikan manajerial.

Dengan menambah jumlah kepemilikan manajerial, maka manjemen

akan merasakan dampak langsung atas setiap keputusan yang mereka

ambil karena mereka menjadi pemilik perusahaan (Jensen dan

Meckling, 1976).

Peningkatan atas kepemilikan manajerial akan membuat

kekayaan manajemen secara pribadi semakin terikat dengan kekayaan

perusahaan sehingga manajemen akan berusaha mengurangi resiko

kehilangan kekayaannya. Manajer yang juga sebagai pemegang saham

ikut merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil


(53)

keputusan yang salah (Pratama, 2013). Berdasarkan uraian tersebut,

diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha1 : Kepemilikan saham manajerial berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal

2. Pengaruh kepemilikan saham institusional terhadap pemilihan auditor eksternal.

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham

perusahaan oleh institusi atau lembaga di Indonesia. Menurut Jensen

dan Meckling (1976), salah satu cara untuk mengurangi agency cost

adalah dengan meningkatkan kepemilikan institusional yang berfungsi

untuk mengawasi agen. Dengan kata lain, akan mendorong

pengawasan yang optimal terhadap kinerja manajemen. Hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan presentase kepemilikan institusional

dapat menurunkan presentase kepemilikan manajerial karena

kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional bersifat saling

menggantikan sebagai fungsi monitoring.

Kane dan Velury (2004) meneliti hubungan antara ukuran

perusahaan audit dan tingkat kepemilikan institusional dan

menemukan bahwa semakin besar tingkat kepemilikan institusional

akan semakin besar kemungkinan bahwa perusahaan akan memilih

auditor dari kantor audit yang besar. Hal tersebut selaras dengan Chan


(54)

institusional menyebabkan peningkatan umum dalam permintaan

untuk audit berkualitas tinggi di Cina

Berdasarkan uraian tersebut, diajukan hipotesis penelitian sebagai

berikut:

Ha2 : Kepemilikan saham institusional berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal.

3. Pengaruh kebutuhan pendanaan eksternal terhadap pemilihan auditor eksternal.

Knechel et al (2005) melakukan pengujian faktor determinan

pemilihan auditor yang berkualitas. Salah satu variabel yang

digunakan adalah kebutuhan terhadap pendanaan eksternal yang

diukur dengan free cash flow dan pertumbuhan penjualan. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa melalui variabel free cash flow

tidak ada yang dapat mendukung perusahaan yang memiliki kebutuhan

pendanaan eksternal yang tinggi akan memilih untuk diaudit oleh

auditor yang berkualitas tinggi.

Revier dan Schroe (2009) melakukan penelitian mengenai

pengaruh kebutuhan pendanaan eksternal terhadap pemilihan auditor

yang berkualitas. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa kebutuhan

terhadap pendanaan eksternal memiliki pengaruh signifikan terhadap

pemilihan auditor yang berkualitas. Hal tersebut berarti perusahaan

yang bergantung terhadap pendanaan eksternal cenderung memilih


(55)

terdapat suatu jaminan keandalan laporan keuangan yang diberikan

oleh auditor yang berkualitas bagi para investor yang menanamkan

modalnya di suatu perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, diajukan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha3 : Kebutuhan pendanaan eksternal berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal.

4. Pengaruh leverage terhadap pemilihan auditor eksternal.

Leverage merupakan cerminan kondisi kewajiban entitas

terhadap kreditur. Semakin tinggi leverage maka mengambarkan

semakin besarnya kewajiban perusahaan terhadap para kreditur.

Beberapa literatur sebelumnya telah menggambarkan terjadinya

konflik kepentingan antara pemegang saham dan para kreditur (Jensen

dan Meckling, 1976).

Knechel et. Al (2005) menemukan hasil yang positif signifikan

pada hubungan antara leverage dengan pemilihan auditor eksternal.

Hal ini disebabkan karena keberadaan tingkat utang dalam struktur

pendanaan perusahaan akan meningkatkan pengawasan tidak hanya

oleh investor namun juga kreditur. Hal ini mengindikasikan bank dan

pemberi pinjaman lainnya akan semakin bergantung terhadap laporan

keuangan perusahaan dan peran dari auditor yang berkualitas karena

sulitnya mendapatkan jaminan atas personal guarantees dan kolateral

dari pemilik perusahaan yang semakin besar. Berdasarkan uraian


(56)

Ha4 : Leverage berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal

5. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pemilihan auditor eksternal

Trisnawati dan Ancella (2013) menggunakan logaritma natural

asset perusahaan di akhir tahun. Studi sebelumnya juga menggunakan

logaritma natural dari total asset sebagai proxy untuk mengukur

besaran perusahaan (Knechel et.,al 2005; Revier & Schroe, 2009).

Variabel ini terbukti signifikan mempengaruhi pemilihan auditor

eksternal. Hal ini disebabkan ukuran perusahaan yang semakin tinggi

mencerminkan operasional perusahaan yang juga semakin meningkat.

Operasional perusahaan yang semakin meningkat akan menambah

tingginya tingkat kompleksitas perusahaan, maka kebutuhan untuk

menggunakan auditor eksternal berkualitas semakin tinggi karena

kebutuhan akan pengawasan semakin besar (Knechel et., al, 2005).

Francis dan Wilson (1988) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara ukuran klien dengan pemilihan perusahaan audit yang memiliki kualitas yang tinggi. Dalam kondisi seperti ini pengawasan yang khusus akan sangat diperlukan, salah satunya dengan menggunakan jasa dari KAP yang berkualitas Berdasarkan uraian tersebut, diajukan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha5 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal


(57)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu

kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham manajerial,

kebutuhan pendanaan eksternal, leverage dan ukuran perusahaan terhadap

pemilihan auditor eksternal. Populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan dalam industri keuangan go public yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan dalam industri

manufaktur go public yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama periode tahun 2012 dan 2014. Pertimbangan untuk memilih

industri manufaktur dikarenakan industri manufaktur tercatat sebagai

industri terbanyak yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk

mendapatkan sampel yang representatif berdasarkan kriteria yang

ditentukan, kemudahan data yang didapat oleh peneliti, tidak memerlukan

biaya yang tinggi serta data yang diperoleh lebih akurat dan valid karena


(58)

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari www.idx.co.id tahun 2012-2014.

Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai

berikut:

1. Perusahaan dalam industri manufaktur go public yang terdaftar

(listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2014 dan

terdapat laporan auditor independen.

2. Tahun buku laporan keuangan berakhir pada tanggal 31 Desember.

3. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan dalam

website perusahaan atau website BEI selama periode 2012-2014 yang

dinyatakan dalam rupiah (Rp) agar nilai tidak terpengaruh oleh

fluktuasi nilai rupiah terhadap dollar.

4. Perusahaan yang tidak memiliki ekuitas negatif.

5. Perusahaan memiliki data maupun informasi yang lengkap dalam

laporan keuangannya sebagai data penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti

menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian pustaka (library research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang

sedang diteliti melalui jurnal-jurnal penelitian, tesis penelitian

terdahulu, buku dan internet research yang berhubungan dengan tema


(59)

2. Penelitian lapangan (field research)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Seluruh data bersumber dari laporan keuangan auditan

perusahaan dalam industri manufaktur tahun 2012 sampai dengan

2014 yang telah dipublikasikan secara lengkap di BEI.

D. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

mudah dibaca dan diinterpretasikan. Metode analisis data dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis

kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang

diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif

dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga

menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis.

Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan alat analisis statistik yaitu berupa output SPSS. SPSS yang

digunakan adalah IBM SPSS versi 22.

1) Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

maksimum, dan minimum dari masing-masing variabel (Ghozali,

2011). Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi


(60)

menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum

digunakan untuk melihat nilai maksimum dan minimum dari populasi.

Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari

sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk

dijadikan sampel penelitian.

2) Analisis Regresi Logistik

Untuk menguji seluruh hipotesis dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan regresi logistik yang variabel bebasnya

merupakan kombinasi antara variabel kontinyu (data metrik) dan

kategorial (data non metrik). Campuran skala pada variabel bebas

tersebut menyebabkan asumsi multivariate normal distribution tidak

dapat terpenuhi, dengan demikian bentuk fungsinya menjadi logistik.

Teknik analisis ini tidak memerlukan uji normalitas dan uji asumsi

klasik pada variabel bebasnya (Ghozali, 2011). Model regresi logistik

yang digunakan untuk menguji hipotesis sebagai berikut :

Dimana :

Ln : Log of Natural

P : Pemilihan kantor akuntan publik Big Four

1-P : Pemilihan kantor akuntan publik diluar Big Four α : Nilai konstanta


(61)

IOWN : Kepemilikan institusional

EXFIN : Kebutuhan pendanaan eksternal menggunakan proxy free

cash flow (fcf) LEV : Leverage

SIZE : Ukuran perusahaan

ɛ

: Error

β1, β2, β3,β4, β5 adalah nilai dari koefisien regresi 3) Uji Keseluruhan Model

Untuk menilai keseluruhan model (overall model fit)

ditunjukkan dengan Log Likelihood value yaitu dengan

membandingkan antara -2 Log Likelihood pada saat model hanya

memasukkan konstanta dengan nilai-2 Log Likelihood (block number

= 0) dengan pada saat model memasukkan konstanta dan variabel

bebas (block number =1). Apabila nilai -2 Log Likelihood (Block

Number = 1) lebih kecil dari nilai -2 Log Likelihood (Block Number =

0), maka penambahan variabel bebas ke dalam model memperbaiki

model fit (Ghozali, 2011)

4) Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi merupakan pengujian yang dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan

variabel dependen. Koefisien determinasi bervariasi antara 1 (satu)


(62)

goodness of fit sementara semakin mendekati 0 maka model semakin

tidak goodness of fit. (Ghozali, 2011)

5) Uji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer

and Lameshow’s Goodness of Fit Test. Uji Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit menguji hipotesis nol bahwa data memiliki

kecocokan atau kesesuaian dengan model atau model dapat dikatakan

fit. Jika nilai uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit lebih dari

0.05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu

memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat

diterima karena memiliki kecocokan dengan data observasinya

(Ghozali, 2011).

6) Matriks Klarifikasi

Matriks klarifikasi menunjukkan kekuatan prediksi model

regresi untuk memprediksi kemungkinan struktur kepemilikan

berpengaruh terhadap kecendrungan pemilihan auditor berkualitas

dengan menggunakan KAP big four. Pada kolom ditunjukkan nilai

prediksi dan kecendrungan pemilihan auditor berkualitas dalam hal ini

yang dilakukan oleh KAP big four (1) dan yang tidak dilakukan oleh

KAP non bigfour (0). Pada baris menunjukkan nilai observasinya

sesungguhnya dari kecendrungan pemilihan auditor berkualitas, yang


(63)

non bigfour (0). Model yang sempurna menunjukkan tingkat

ketepatan prediksi 100% (Ghozali,2011).

7) Uji Multikolonieritas

Model regresi yang baik adalah regresi yang tidak

menunjukkan gejala korelasi yang kuat diantara variabel

independennya. Pengujian multikolonieritas menggunakan matrik

korelasi antar variabel independen yang menunjukkan besarnya

korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2011).

8) Uji Koefisien Regresi Logistik

Pengujian koefisien regresi dilakukan untuk menguji seberapa

jauh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh terhadap kecenderungan pemilihan auditor

berkualitas. Koefisien regresi logistic dapat ditentukan dengan

menggunakan p-value (probability value). Tingkat signifikansi (α) yang digunakan sebesar 5% (0,05). Kriteria penerimaan dan

penolakan hipotesis didasarkan pada signifikansi p-value. Jika p-value

> 5%, maka hipotesis alternatif ditolak. Sebaliknya jika p-value < 5%,

maka hipotesis alternatif diterima.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing

variabel yang digunakan yang disertai dengan operasional serta cara

pengukurannya. Variabel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan


(64)

(independen). Adapun operasionalisasi dari masing-masing variabel

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen

Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini terdiri dari

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebutuhan pendanaan

eksternal, leverage dan ukuran perusahaan. Definisi operasionalisasi

variabel-variabel tersebut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan di perusahaan dapat dibedakan menjadi

kepemilikan orang luar (outsider ownership) dan kepemilikan orang

dalam (insider ownership) atau kepemilikan manajerial (manageria/

ownership)

1) Kepemilikan Saham Manajerial

Kepemilikan saham manajerial adalah kepemilikan saham

yang dimiliki oleh eksekutif dan direktur perusahaan. Menurut

Pujiati dan Winadar (2009) kepemilikan manajerial adalah proporsi

pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut

dalam pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan komisaris).

Variabel kepemilikan manajerial diukur dengan menggunakan

variabel dummy kepemilikan manajerial.

2) Kepemilikan Saham Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham


(65)

Winadar (2009), kepemilikan institusional adalah kepemilikan

saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga yang

didirikan di Indonesia seperti perusahaan asuransi, bank,

perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain. Kepemilikan

institusional diukur dengan presentase kepemilikan saham oleh

pihak institusional.

b. Kebutuhan Pendanaan Eksternal

Kebutuhan pendanaan eksternal diukur dengan pengukuran yang

pernah digunakan oleh Knechel et al. (2005) berupa nilai free cash

flow perusahaan, yang dihitung dari arus kas operasi dikurangi dengan

pengeluaran investasi untuk barang modal dan dibagi dengan aset

lancar.

c. Leverage

Suatu perusahaan yang memiliki levelrage keuangan yang tinggi

berarti memiliki banyak hutalng pada pihak luar. Chow (1982)

menemukan bahwa semakin tinggi perbandingan hutang dalam suatu

struktur permodalan perusahaan, semakin tinggi kemungkinan

perusahaan menggunakan jasa kantor akuntan publik. Leverage

diproksikan dengan debt to equity ratio (DER) yaitu perbandingan

antara total kewajiban dengan total ekuitas.

d. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan menunjukkan ukuran besar atau kecilnya


(66)

komplek permasalahan yang akan dihadapi, sehingga pengawasan

yang khusus akan diperlukan. Pengawasan khusus tersebut dapat

menggunakan jasa pihak ketiga yang independen yaitu kantor akuntan

publik. Ukuran perusahaan diukur menggunakan logaritma natural

total aset (LnTA).

2. Variabel Dependen

Variabel dependen terikat merupakan variabel yang menjadi

pusat perhatian utama peneliti (Sekaran, 2006). Nilai variabel terikat

tergantung pada variabel lain, di mana nilainya akan berubah jika

variabel yang mempengaruhinya berubah.

a. Pemilihan Auditor Eksternal

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kecenderungan

pemilihan auditor berkualitas. DeAngelo (1981) mendefinisikan

kualitas audit sebagai kemungkinan auditor untuk menemukan

pelanggaran atau kesalahan pada sistem akuntansi klien dan

melaporkan pelanggaran tersebut. Pengukuran auditor berkualitas

dalam penelitian ini menggunakan proksi KAP Big four dan non-Big

four. Variabel dependen pada penelitian ini merupakan variabel

dummy. Yang dibedakan antara kantor akuntan publik Big Four (1)

dengan kantor akuntan publik non-Big Four (0). Penggunaan kantor

akuntan publik dapat dilihat dalam laporan opini auditor independen

yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan. Berikut identifikasi


(67)

1. PricewaterhouseCoopers

2. Ernst & Young

3. Deloitte Touche

4. KPMG

Sampel akan bernilai 1 jika perusahaan memilih auditor

eksternal seperti penjabaran di atas, dan 0 jika menggunakan auditor

eksternal lainnya.

Selengkapnya untuk definisi dan pengukuran operasional variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1

Operasional variabel penelitian

Variabel Indikator Skala

Pemilihan Auditor Eksternal (Y)

1 jika Big Four atau 0 jika

Non-Big Four

Nominal Kepemilikan

Manajemen (X1)

1 jika mempunyai

kepemilikan manajemen atau 0 sebaliknya.

Nominal

Kepemilikan Institusional (X2)

Persentase saham yang dimiliki

Rasio Free Cash Flow (X3) (Arus kas operasi - investasi

barang modal ) / aset lancar

Rasio Leverage (X4) Total Liabilitas / Total aset Rasio Ukuran Perusahaan

(X5)

Logaritma natural Total Asset

Rasio Sumber : Data diolah


(68)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun

2012-2014. Perusahaan manufaktur tersebut telah terdaftar di Bursa Efek

Indonesia sebelum 1 Januari 2012 dan selama periode penelitian tersebut

tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami delisting. Penulis

memilih industri manufaktur karena pertimbngan jumlah perusahaan yang

masuk dalam kategori industri manufaktur paling banyak dibandingkan

industri lain di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan demikian, Industri

manufaktur dapat mewakili perusahaan perusahaan dari industri lain di

Bursa Efek Indonesia (BEI).

Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah 3 tahun yaitu

tahun 2012, 2013 dan 2014. Penggunaan data yang up to date juga

diharapkan mampu menggambarkan kondisi pada saat ini sehingga lebih

relevan dengan tahun penelitian.

Dalam penelitian ini digunakan metode purposive sampling untuk

menentukan sampel. Penelitian secara purposive sampling

mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian

merupakan repserentasi dari populasi yang ada serta sesuai dengan tujuan

dari penelitian. Berdasarkan kriteria sampel diperoleh sampel penelitian


(69)

Selengkapnya mengenai rincian sampel penelitian dapat dilihat

pada tabel 4.1 sebagai berikut.

Table 4.1

Rincian Sampel Penelitian

Kriteria Jumlah

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2012-2014

140

Perusahaan yang tidak menyajikan informasi laporan keuangan tahunan secara lengkap periode 2012-2014

75

Jumlah sampel penelitian 65

Periode penelitian 3 tahun 195

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa total perusahaan

industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

berjumlah 140. Namun, berdasarkan hasil seleksi sampel hanya terdapat

65 perusahaan industri manufaktur yang memenuhi kriteria sampel

penelitian. Periode pengamatan yang diambil oleh peneliti adalah 3 (tiga)

tahun, yaitu tahun 2012,2013 dan 2014. Jadi, total sampel yang di teliti

sebanyak 195 data laporan tahunan perusahaan industri manufaktur.

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model

regresi logistic (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh

gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen

(kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kebutuhan pendanaan

eksternal, leverage dan ukuran perusahaan) terhadap variabel dependen


(70)

1. Hasil Uji Satistik Deskriptif

Tabel deskriptif menjelaskan variabel dependen (Y) yaitu

pemilihan auditor eksternal dan variabel independen (X) yaitu

kepemilikan institutional, kepemilikan manajerial, kebutuhan

pendanaan eksternal, leverage dan ukuran perusahaan. Berdasarkan

hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 195 data observasi yang

berasal dari perkalian antara periode penelitian 3 tahun (dari tahun

2012 sampai 2014) dengan jumlah perusahaan sampel (195

perusahaan). Hasil uji statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

inst 195 ,00110 ,98180 ,4896435 ,28704462

exfin 195 ,028014 11,013807 ,40368691 ,791985233

leverage 195 ,034281 7,396443 1,16373106 1,164964487

size 195 18,975471 33,895612 27,97656757 1,742934227

Valid N

(listwise) 195

Sumber : Data diolah

Tabel 4.2 menunjukkan statistik deskriptif masing masing variabel

penelitian. Berdasarkan Tabel 4.2 hasil analisis dengan menggunakan

statistik deskriptif terhadap kepemilikan institusional (inst)

menunjukkan nilai rata-rata sebesar ,4896435. Hal ini menunjukkan

bahwa perusahaan yang menjadi sampel penelitian yang sahamnya


(71)

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

kebutuhan pendanaan eksternal dengan proxy free cash flow (fcf)

menunjukkan nilai rata-rata ,40368691. Hal ini menunjukkan bahwa

rata-rata kebutuhan pendanaan eksternal sampel penelitian sebesar

40,36%.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif leverage

menunjukkan nilai rata-rata sebesar 1,16373106. Hal ini menunjukkan

tingkat leverage yang tinggi pada perusahaan sampel penelitian karena

utang yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur lebih besar dari pada

modal yang dimiliki.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif ukuran

perusahaan menunjukkan rata-rata sebesar 27,97656757 (Rp.

7.366.455.719.332). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang

menjadi sampel penelitian merupakan perusahaan yang relatif cukup

besar karena memiliki asset diatas 1 milyar.

2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji

regresi logistik, karena variabel dependen bersifat dummy (pemilihan

auditor eksternal berkualitas Big Four atau non Big Four). Tahapan

dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik dapat


(1)

Lampiran 2


(2)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

institusional 195 ,00110 ,98180 ,4896435 ,28704462

exfin 195 ,028014 11,013807 ,40368691 ,791985233

leverage 195 ,034281 7,396443 1,16373106 1,164964487

size 195 18,975471 33,895612 27,97656757 1,742934227

Valid N (listwise) 195

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 195 100,0

Missing Cases 0 ,0

Total 195 100,0

Unselected Cases 0 ,0

Total 195 100,0

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

non bigfour 0

big four 1

Categorical Variables Codings

Frequency

Parameter coding

(1)

manajerial non manajerial 80 1,000


(3)

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 245,419 -,708

2 245,375 -,739

3 245,375 -,740

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 245,375

c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than ,001.

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

choice Percentage

Correct non bigfour big four

Step 0 choice non bigfour 132 0 100,0

big four 63 0 ,0

Overall Percentage 67,7

a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -,740 ,153 23,332 1 ,000 ,477

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables manajerial(1) 12,057 1 ,001


(4)

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant mnjl(1) inst exfin lev size

Step 1 1 174,106 -16,234 ,511 -,980 ,046 -,151 ,570

2 159,325 -27,044 ,563 -1,399 ,095 -,300 ,958

3 157,906 -31,664 ,596 -1,605 ,126 -,370 1,124

4 157,882 -32,373 ,602 -1,636 ,133 -,380 1,149

5 157,882 -32,387 ,602 -1,637 ,133 -,381 1,150

6 157,882 -32,387 ,602 -1,637 ,133 -,381 1,150

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 245,375

d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 87,493 5 ,000

Block 87,493 5 ,000

Model 87,493 5 ,000

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 157,882a ,362 ,505

a. Estimation terminated at iteration number 6

because parameter estimates changed by less than ,001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.


(5)

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

choice = non bigfour choice = big four

Total

Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 20 19,612 0 ,388 20

2 20 18,963 0 1,037 20

3 18 18,371 2 1,629 20

4 19 17,941 1 2,059 20

5 16 16,652 4 3,348 20

6 15 14,389 5 5,611 20

7 10 12,216 10 7,784 20

8 6 8,925 14 11,075 20

9 7 3,912 13 16,088 20

10 1 1,019 14 13,981 15

Classification Tablea

Observed

Predicted

choice Percentage

Correct non bigfour big four

Step 1 choice non bigfour 120 12 90,9

big four 27 36 57,1

Overall Percentage 80,0

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a mnj(1) ,602 ,405 2,211 1 ,137 1,826


(6)

Correlation Matrix

Constant mnj(1) inst exfin lev size

Step 1 Constant 1,000 ,040 ,181 -,130 ,122 -,995

mnj(1) ,040 1,000 ,129 ,057 ,037 -,088

inst ,181 ,129 1,000 ,062 -,041 -,246

exfin -,130 ,057 ,062 1,000 -,061 ,098

lev ,122 ,037 -,041 -,061 1,000 -,160


Dokumen yang terkait

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian kantor akuntan publik: studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2008-2012

1 8 137

Pengaruh struktur kepemilikan manajerial, leverage, growth opportunities dan ukuran perusahaan terhadap konservatisme akuntansi : Studi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

3 44 121

Pengaruh profitabilitas, leverage, umur, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013)

4 44 154

PENGARUH STRUKTUR ASET, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PENDANAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014)

0 6 119

ANALISIS MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN TIPE KEPEMILIKAN PERUSAHAAN TERHADAP PEMILIHAN AUDITOR EKSTERNAL PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2014).

0 3 28

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 34

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 2 9

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, ENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 1 14

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Reputasi Auditor terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

0 5 17

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

4 7 58