Faktor Energi Kajian Tingkat Bahaya Erosi (TBE) pada Penggunaan Lahan Tanaman Pangan (Ubi Kayu) di Kebun Percobaan USU Kwala Bekala

yang cukup rendah akan tetap menimbulkan limpasan permukaan. Proteksi berhubungan dengan penutupan tanah baik dengan bahan alami ataupun bahan lainnya. Di bidang pertanian penutupan tanah dilakukan dengan pengelolaan tanaman metode vegetatif. Vegetasi mampu mempengaruhi erosi karena adanya a intersepsi air hujan oleh tajuk dan absorbsi energi air hujan sehingga memperkecil erosivitasnya, b pengaruh terhadap limpasan permukaan, c peningkatan aktivitas biologis dalam tanah dan d peningkatan kecepatan kehilangan air karena transpirasi Rahim, 2000. Arsyad 2006 erosi merupakan salah satu penyebab utama degradasi lahan. Besarnya erosi pada suatu lahan ditentukan oleh lima faktor yaitu: Jumlah dan intensitas hujan erosivitas hujan, kepekaan tanah terhadap erosi erodibilitas tanah, Bentuk lahan kemiringan dan panjang lereng, vegetasi penutup tanah, dan tingkat pengelolaan tanah.

1. Faktor Energi

Ketersediaan air dan udara dalam tanah tergantung pada curah hujan, perembesan air, kedalaman perakaran, tekstur partikel-partikel tanah, struktur dan bahan organik tanah. Pengambilan atau pengubahan penutup vegetasi juga mempengaruhi koefisien air larian dan tingkat rembesan. Perubahan dalam aliran sungai kecil dan perembesan dapat mempengaruhi aliran sungai kecil. Aliran air pada lahan yang berlebihan bisa menyebabkan erosi tanah. Lapisan atas tanah yang paling penting dengan jumlah unsur hara yang relatif lebih besar terbawa akan mengendap di tempat lain sebagai sedimen Reijntjes, dkk, 1999. Erosivitas hujan merupakan daya hujan untuk melakukan erosi terhadap tanah. Erosivitas hujan adalah salah satu variabel yang dihitung dalam Universitas Sumatera Utara penentuan besarnya erosi pada suatu daerah. Besarnya nilai erosiviatas hujan dihitung dengan persamaan Bols 1978 bahwa EI 30 = 6,119 CH 1,21 HH -0.47 maxp 0,53 . Dimana EI 30 adalah erosivitas hujan, CH curah hujan, HH hari hujan, maxp besarnya hujan harian maksimum dalam satu bulan Ginting dan Putuhena, 2005. Besarnya curah hujan, intensitas dan distribusi hujan menentukan kekuatan penyebaran hujan ke permukaaan tanah, kecepatan aliran permukaan serta kerusakan erosi yang ditimbulkannya. Tabel 1. Klasifikasi curah hujan Intensitas hujan mmjam Klasifikasi 0-5 5-10 11-25 26-50 51-75 75 Sangat rendah Rendah Sedang Agak tinggi Tinggi Sangat tinggi Sumber: Arsyad. S., 1989. Tidak semua air hujan mengakibatkan erosi tetapi tergantung pada intensitasnya. Pritz 1999 menyimpulkan bahwa untuk intensitas hujan sekitar 30-60 mmjam hanya sekitar 10 dari hujan yang menimbulkan erosi, tetapi untuk intensitas hujan yang lebih besar dari 100 mmjam maka kemungkinan akan menimbulkan erosi walaupun intensitas hujan besar namun jika berlangsungnya tidak terlalu lama, maka hujan tidak akan mengakibatkan erosi. Jadi dapat disimpulkan bahwa intensitas hujan sangat berhubungan dengan ukuran median butiran air hujan Pritz 1999 dalam Hardiyatmo 2006. Laju dan volume limpasan air permukaan pada suatu kejadian hujan berhubungan langsung dengan lama hujan dan intensitas hujan. Ketika hujan dalam intensitas yang rendah, air akan memenuhi pori-pori tanah hingga jenuh. Bila hujan terus berlangsung maka limpasan air permukaan yang dihasilkan akan Universitas Sumatera Utara besar pula karena tanah yang telah jenuh tidak akan dapat menyerap air yang jatuh. Hujan yang jatuh pada tanah yang jenuh akan langsung melimpah menjadi aliran air Amaru dan Sudjono, 2007. Angin memiliki pengaruh positif dan negatif pada pertanian. Angin mempengaruhi suhu dan penguapan dari tanah. Semakin kuat angin maka kehilangan tanah akan semakin banyak karena tiupan angin. Tanah berpasir sangat peka terhadap angin. Untuk mengatasi hal tersebut petani dapat melakukanmemberi perlindungan dengan barisan vegetasi, pepohonanan yang terbesar atau dinding. Erosi tanah dapat terjadi sebagai akibat aliran radiasi, angin, air dan seringkali karena kombinasi ketiga-tiganya. Erosi akan sangat hebat terjadi khususnya pada lahan dengan lereng yang curam, panjang serta struktur tanah yang mudah longsor dimana penutup vegetasi tidak mencukupi untuk menahan terpaan hujan deras, sedimentasi terjadi dimana kecepatan arus air berkurang yaitu pada dasar lereng ditempat pengumpulan air Reijntjes dkk, 1999.

2. Ketahanan Tanah