− Dari titik perpotongan tarik garis vertikal ke bawah hingga memotong kelas permeabilitas tanah yang bersesuaian
− Dan dari titik perpotongan tersebut tarik garis horizontal ke kiri hingga memotong skala indeks erodibilitas K.
Gambar 1. Nomograf untuk menghitung nilai K menurut Wischmeier dalam Hardjoamidjojo dan Sukartaatmadja, 2008
c. Faktor Topografi LS
Faktor ini merupakan gabungan antara pengaruh panjang dan kemiringan lereng. Faktor S adalah rasio kehilangan tanah per satuan luas di lapangan terhadap
Universitas Sumatera Utara
kehilangan tanah pada lereng eksperimental sepanjang 22,1 m 72,6 ft dengan kemiringan lereng 9. Persamaan yang diusulkan oleh Wischmeier dan Smith
1978 dapat digunakan untuk menghitung LS :
0318 ,
00965 ,
00138 ,
2 2
1
+ +
= S
S L
LS
........................................ 5
Dengan : S = Kemiringan lereng L
= Panjang lereng m
d. Faktor Penutup dan Konservasi Tanah CP
Faktor pengelolaan tanaman merupakan rasio tanah yang tererosi pada suatu jenis pengelolaan tanaman terhadap tanah yang tererosi pada kondisi
permukaan lahan yang sama, tetapi tanpa pengelolaan tanaman. Untuk jenis tanaman dengan rotasi tanaman tertentu atau dengan cara pengelolaan pertanian
dapat menggunakan tabel 5 karena faktor pengelolaan tanah dan tanaman penutup tanah C serta faktor teknik konservasi tanah P diprediksi berdasarkan hasil
pengamatan lapangan dengan mengacu pustaka hasil penelitian tentang nilai C dan nilai P pada kondisi yang identik.
Tabel 5. Nilai faktor penutup vegetasi C untuk berbagai tipe pengelolaan tanaman
No. Pengelolaan Tanaman
Nilai Faktor C 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 Ubi kayu
Ubi kayu + kacang tanah Padi + sorghum
Padi + kedelai Kacang tanah + cabe
Kacang tanah + mulsa jerami 4 tonha Kacang tanah + kacang tunggak
Padi + mulsa jerami 4 tonha Kacang tanah + mulsa jagung 4 tonha
Kacang tanah + mulsa kacang tanah Kacang tanah + mulsa jerami
Padi + mulsa crotaria 3 tonha Pola tumpang gilir + mulsa jerami 3 tonha
Pola tanam berurutan + mulsa sisa tanaman Pola tanam berurutan
Pola tanaman tumpang gilir 0,181
0,195 0,345
0,417 0,495
0,049 0,571
0,096 0,120
0,259 0,377
0,387 0,079
0,347 0,498
0,588
Sumber : Hardjoamidjojo dan sukartaatmadja, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Nilai faktor P untuk berbagai tindakan konservasi tanah
No.
Tindakan Khusus Konservasi Tanah Nilai P
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. 12.
13. 14.
15
Tanpa tindakan pengendalian erosi Teras bangku
Konstruksi baik Konstruksi sedang
Konstruksi kurang baik Teras tradisional
Strip tanaman Rumput bahia
Clotararia Dengan kontur
Teras tradisional Pengolahan tanah dan penanaman menurut garis kontur
Kemiringan 0-8 Kemiringan 8-20
Kemiringan 20 Penggunaan sistem kontur
Penggunaan sistem strip2-4 m lebar Penggunaan mulsa jerami
1 tonha 3 tonha
6 tonha Penggunaan pemantap tanah60 gr1m
2
CURASOL Padang rumput sementara
Strip cropping dengan clotatarialebar 1 m, jarak antar strip 4,5 m Penggunaan sistem striplebar 2 m-4 m
Penggunaan mulsa jerami4-6 tonha Penggunaan mulsa kadang-kadang4-6 tonha
Ubi kayu 1,00
0,04 0,15
0,35 0,40
0,40 0,64
0,20 0.40
0,50 0,75
0,90 0,10-0,020
0,10-0,30 0,8
0,5 0,3
0,20-0,50 0,10-0,50
0,64 0,20
0,06-0,20 0,20-0,40
0,0461 Sumber : Asdak, 2007.
Tabel 7. Nilai CP dari beberapa tipe penggunaan lahan
No. Tipe Penggunaan Lahan
Nilai CP 1.
Hutan tidak terganggu 0,01
2. Hutan tanpa tumbuhan rendah
0,01 3.
Hutan tanpa tumbuhan rendah dan seresah 0,5
4 Semakbelukar tidak terganggu
0,01 5.
Semakbelukar sebagian ditumbuhi rumput 0,1
6. Kebun campuran
0,07 7.
Pekarangan 0,2
8. Perkebunan tanaman keras dengan tanaman penutup tanah
0,01 9.
Perkebunan tanaman keras hanya sebagian tanaman penutup tanah 0,07
10. Rumput penutup alang-alang
0,02 11.
Rumput penutup alang-alang dibakar setiap tahun 0,06
12. Rumput sereh wangi
0,65 13.
Rumput penutup tanah dengan baik 0,01
14. Tanaman tegalan, umbi-umb ian
0,63 15.
Tanaman tegalan kacang-kacangan 0,36
16. Pertanian umum dengan :
- Memakai mulsa
0,14 -
Teras bangku 0,04
- Guludan
0,14 Sumber : Hammer, 1981
Universitas Sumatera Utara
Laju Erosi yang Masih dapat Ditoleransikan T
Untuk menghitung nilai laju erosi yang masih dapat ditoleransikan dipergunakan rumus Hammer 1981, sebagai berikut:
xBd RL
EqD T
=
...................................................................................... 6 Dimana :
T = Laju erosi dapat ditoleransi mmha.thn
EqD = faktor kedalaman tanah x kedalaman efektif tanah cm
RL = Resource life 300 dan 400 tahun tahun
Bd = Bulk density kerapatan massa grcm
3
Kedalaman efektif tanah adalah kedalaman tanah sampai sejauh mana tanah dapat di tumbuhi akar dan menyimpan cukup air. Nilai faktor kedalaman tanah
dipengaruhi oleh jenis tanah seperti disajikan pada tabel 8. Tabel 8. Nilai faktor kedalaman tanah pada berbagai jenis tanah
No. USDA
Sub Order dan Kode Faktor Kedalaman Tanah
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
Aqualfs Udalfs
Ustalfs Aquents
Arents Fluvents
Orthents Psamments
Andepts Aquepts
Tropepts Alballs
Aqualls Rendolls
Udolls Ustolls
Aquox Humox
Orthox Ustox
Aquods Ferrods
Hummods Arthods
Aquults Humults
Udults AQ
AD AU
EQ ER
EV EO
ES IN
IQ IT
MW MQ
MR MD
MU
OQ OH
OO OU
SQ SI
SH SO
UQ UH
UD 0.9
0.9 0.9
0.9 1.0
1.0 1.0
1.0 1.0
0.95 1.0
0.75 0.9
0.9 1.0
1.0 0.9
1.0 0.9
0.9 0.9
0.95 1.0
0.95 0.8
1.0 0.8
Universitas Sumatera Utara
28 29
30 Ustults
Uderts Ustearts
UU VD
VU 0.8
1.0 1.0
Sumber : Hammer, 1981
Tingkat Bahaya Erosi TBE
Tingkat bahaya erosi TBE ditentukan dengan membandingkan erosi aktual A dengan erosi yang masih dapat ditoleransikan T di daerah itu dengan
rumus Hammer, 1981: TBE = AT .......................................................................................... 7
Kriteria tingkat bahaya erosi dapat disajikan pada tabel 9 Tabel 9. Kriteria tingkat bahaya erosi
Nilai KriteriaRating TBE
1.0 1.10 – 4.0
4.01 – 10.0 10.01
Rendah Sedang
Tinggi Sangat Tinggi
Sumber : Hammer, 1981
Kondisi Lahan Tanaman Pangan Ubi Kayu
Di Indonesia ketela pohon dijadikan sebagai makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung. Usaha peningkatan produksi dapat dilakukan melalui perbaikan
dan penggunaan varietas unggul, teknik bercocok tanam secara intensif dan pola tanam yang tepat. Tanaman ubi kayu dapat beradaptasi secara luas di daerah
yang beriklim tropis, dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi 10 m-1500 mdpl namun pertumbuhan optimal diperoleh pada ketinggian
10-700 mdpl. Dengan iklim yang ideal, pada suhu minimum 10
o
c, kelembaban udara antara 60-65 dengan curah hujan antara 700 mm-1500 mmthn. Dengan
penyinaran matahari selama 10 jamhari. Jenis tanah yang ideal adalah jenis tanah alluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol. Tanah
Universitas Sumatera Utara
sebaiknya berstruktur remah dan konsistensi gembur banyak mengandung bahan organik Suhardi dkk, 2002.
1. Kemiringan Lahan Budidaya Tanaman Ubi Kayu