diperbolehkan Edp untuk kebanyakan tanah di Indonesia pada lahan miringperbukitan adalah 25 mmthn atau setara dengan 25 tonhatahun.
2. Pengukuran erosi tanah dengan metode petak kecil
Dengan pengambilan sampel erosi tanah setiap kejadian hujan selama 3 bulan Mei-Juli 2010 maka diperoleh besar erosi yang terjadi pada lahan tanaman
ubi kayu sebesar 1410 gr pada petak yang pertama dan 1112,8 gr pada petak yang kedua dari luas 44 m
2
, dengan jumlah kejadian hujan yang mengakibatkan erosi selama 3 bulan tersebut sebanyak 17 kali pada petak yang pertama dan 16 kali
pada petak yang kedua Lampiran 5 dengan asumsi bahwa besarnya nilai erosi rata-rata perbulan dari pengukuran selama 3 bulan penelitian dapat digunakan
untuk menghitung erosi selama 12 bulan 1 tahun.
− Perhitungan pada petak kecil yang pertama
Sedimen total = 1410 gr
Sedimen dalam 1 hari = sedimen totaljumlah hari hujan = 1410 gr17 hari
= 82,94 grhari Nilai prediksi erosi pada petak kecil pertama = 82,94 grhari
Sedimen untuk luasan 22 x 2 m = sedimen dalam 1 hari x rata-rata jumlah hari hujan bulanan lampiran 6
= 82,94 grhari x 1686 harithn = 139833,86 grthn.44 m²
Sedimen untuk luasan hektar = 10.000 m²44 m² x Sedimen untuk luasan 22 x 2 m
Universitas Sumatera Utara
= 10.000 m²44 m² x 139833,86 grthn.44 m² = 31780423,80 grha.thn
= 31,78 tonha.thn
− Perhitungan pada petak kecil yang kedua
Sedimen total = 1112,8 gr
Sedimen dalam 1 hari= sedimen totaljumlah hari hujan = 1125,5 gr16 hari
= 69,55 grhari Nilai prediksi erosi pada petak kecil kedua = 69,55 grhari
Sedimen untuk luasan 22 x 2 m = sedimen dalam 1 hari x rata-rata jumlah hari hujan bulanan tabel 10
= 69,55 grhari x 1686 harithn = 117266,22 grthn.44 m²
Sedimen untuk luasan hektar = 10.000 m²44 m² x Sedimen untuk luasan 22 x 2 m
= 10.000 m²44 m² x 117 266,22 grthn.44 m² = 26651413,07 grha.thn
= 26,65 tonha.thn Nilai besar erosi tanah A yang diperoleh pada petak kecil yang
pertama adalah sebesar 31,78 tonha.thn dan pada petak kecil yang kedua sebesar 26,65 tonha.thn. Hasil pengukuran tersebut lebih besar dari erosi yang
ditoleransikan 23,49 tonha.thn, sehingga erosi yang terjadi di lahan tanaman ubi kayu tergolong tinggi. Akan tetapi, untuk mendapatkan nilai erosi yang
Universitas Sumatera Utara
lebih mendekati keadaan sebenarnya perlu dilakukan penelitian selama 1 tahun dan data pengukuran berkesinambungan selama 12 bulan.
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kedua petak kecil yang digunakan sebagai penelitian mempunyai hasil yang berbeda dimana petak kecil
yang pertama lebih banyak yang tererosi dibandingkan dengan petak kecil yang kedua. Hal ini dipengaruhi dengan adanya perbedaan jarak dan jumlah pohon di
setiap petaknya. Dengan jarak yang sama 2x22 m dan masing 2 baris tiap petak, tetapi jumlah pohon berbeda untuk setiap petak. Dimana pada petak kecil yang
pertama jumlah pohon pada baris pertama sebanyak 25 pohon dan pada baris kedua 26 pohon sedangkan pada petak kecil yang kedua sedikit lebih banyak di
banding petak yang pertama dimana pada baris pertama sekitar 29 pohon dan baris kedua 28 pohon. Perbedaan jumlah pohon tiap baris tentu saja sangat
berpengaruh terhadap laju erosi, semakin banyak jumlah pohon maka semakin sedikit tanah yang tererosi karena akar tanaman akan semakin banyak yang
menahan tanah tersebut dan sebaliknya. Jarak tanaman yang tidak sama untuk setiap petak sangat mempengaruhi
banyak sediktnya jumlah tanah yang tererosi. Tanaman ubi memiliki tajuk daun yang cukup lebar dan hampir menutupi permukaan tanah. Semakin rapat
tanamannya maka tajuk pohon akan semakin rimbun sehingga dapat mengurangi laju erosi karena semakin besar tajuk suatu tanaman maka kecepatan air hujan
yang jatuh ke tanah akan semakin diperlambat. Kemungkinan faktor ini adalah salah satu penyebab dari penyebab perbedaan nilai erosi pada kedua petak
kecil. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Rahim 2000 yang menyatakan bahwa vegetasi mampu mempengaruhi erosi karena adanya a intersepsi air
Universitas Sumatera Utara
hujan oleh tajuk dan absorbsi energi air hujan sehingga memperkecil erosivitasnya, b pengaruh terhadap limpasan permukaan, c peningkatan aktivitas
biologis dalam tanah dan d peningkatan kecepatan kehilangan air karena transpirasi.
Keakuratan pengukuran erosi dengan metode petak kecil tergantung pada pemilihan lokasi penempatan petak kecil, pemasangan semua komponen petak
kecil dan pengukuran volume air limpasan yang tertampung dalam drum penampung. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, pengambilan data
sebenarnya harus secara berkesinambungan selama 12 bulan satu tahun, karena perubahan musim setiap tahunnya hampir berubah baik musim kemarau ataupun
musim hujan. Jadi sangat diharapkan pengukuran erosi dilakukan pada kedua musim tersebut, dan akan lebih baik lagi apabila penelitian dilakukan minimal
selama 10 tahun secara berkelanjutan. Hanya saja penelitian tidak mungkin dilakukan selama 10 tahun karena tanaman yang di teliti adalah tanaman pangan
dimana waktu panennya paling lama 8 bulan.
3. Pengukuran erosi tanah dengan metode USLE