Kondisi Tanah Budidaya Tanaman Ubi Kayu

sebaiknya berstruktur remah dan konsistensi gembur banyak mengandung bahan organik Suhardi dkk, 2002.

1. Kemiringan Lahan Budidaya Tanaman Ubi Kayu

Pemilihan jenis tanaman semusim yang cocok ditanam pada lahan miring sama saja dengan jenis tanaman pada lahan datar, namun untuk tanah yang kurang mengandung unsur hara sebaiknya tidak ditanam ubi kayu karena dapat merusak kondisi tanah. Untuk mengurangi pengikisan tanah, penanaman harus dilakukan searah garis kontur. Teras guludanpematang sangat cocok digunakan pada lahan yang mempunyai kemiringan 10-15 dengan tujuan untuk mengurangi kecepatan air yang mengalir jika hujan turun. Sehingga erosi dapat dicegah dan peresapan air kedalam tanah lebih banyak karena air tertahan agak lama Setiawan, 1999. Cara menentukan lokasi dan besar kemiringan lereng di lahan ubi kayu adalah dengan menggunakan alat pengukur kemiringan yaitu Abney Level. Lereng yang akan kita ukur kemiringannya, hendaknya bebas dari segala hambatan, agar lebih mudah dalam pengamatan. Membidik dengan Abney Level melalui lubang pengamatan bisa dilakukan dari puncak lereng ke dasar lereng atau sebaliknya. kemudian diatur skalanya dengan cara memutar Abney Level. Angka yang ditunjukkan oleh jarum pada skala merupakan derajat atau persen kemiringan dari lereng yang dicari. Pada lahan ubi kayu didapatkan kemiringan 7 atau sekitar 15,6.

2. Kondisi Tanah Budidaya Tanaman Ubi Kayu

Ubi kayu Manihot esculenta merupakan tanaman yang dapat memberikan hasil yang tinggi walaupun tumbuhnya pada lahan yang kurang subur ataupun lahan dengan curah hujan yang rendah. Tanaman ubi kayu tumbuh Universitas Sumatera Utara dengan baik di daerah panas dengan suhu rata-rata 25 o C-29 o C sehingga cocok pada daerah dibawah ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Pertumbuhan akan berlangsung dengan baik apabila terdapat distribusi curah hujan sekitar 1000-1500 mmthn. Bibit diambil dari potongan batang sepanjang 20-30 cm yang diambil dari batang bagian tengah atau bagian bawah dan penanamannya diatur hingga kemiringan batang 45 o dan sebagian batang tertanam dalam tanah dengan jarak tanam 1m x 1m Kartasapoetra, 1988. Ubi kayu merupakan penghasil karbohidrat dan dapat digunakan sebagai bahan pangan pokok pengganti subsidi beras, kudapan snack pakan ternak dan sebagai bahan baku industri. Laju pertumbuhan tanaman ubi kayu lebih cepat pada umur 3-6 bulan dan mulai menurun setelah berumur 7-9 bulan. Laju pertumbuhan tanaman tergantung dari sifat varietas yang digunakan. Ubi kayu termasuk salah satu tanaman yang toleran terhadap kondisi lahan kering namun pertumbuhannya akan terganggu bila selama 6 bulan pertama sering mengalami kekurangan air. Agar tanaman mendapat curah hujanunsur hara yang tepat khususnya pada musim kemarau maka jarak tanaman perlu lebih dilebarkan lagi dari jarak tanaman yang biasa digunakan Kartasapoetra, 1988. Universitas Sumatera Utara BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Agustus 2010 di kebun percobaan USU Kwala Bekala, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Medan. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah drum penampung atau kolektor air larian dan sedimentasi, talang air, pipa PVC, waterpass, abney level patok kayu, paku, martil, dan alat pertukangan lainnya, parangkat penangkar mini curah hujan, bor tanah, ring sampel tanah, meteran, kantong plastik dan karet gelang, kertas label, karpet penahandinding petak kecil, kamera digital, timbangan dan alat tulis. Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini diantaranya lahan budidaya tanaman pangan lahan tanaman ubi kayu, contoh tanahsedimen, contoh air larian, peta administrasi, peta jenis tanah, peta kelas lereng, peta penutupan dan penggunaan lahan, serta data curah hujan. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan metode deskriptif eksploratif yang dilakukan untuk mengetahui tingkat bahaya erosi di kebun percobaan USU Kwala Bekala, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Medan melalui perhitungan dan pengukuran besarnya erosi aktual dan erosi yang diperbolehkan pada setiap Universitas Sumatera Utara tipe penggunaan lahan tanaman pangan. Pengukuran erosi dan pengambilan sampel tanah dilakukan dengan cara Purposive sampling. Pengukuran erosi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu: 1. Pengukuran secara langsung dengan menggunakan Metode Petak Kecil. Prosedur : a. Ditentukan jenis tanaman yang akan diteliti ubi kayu b. Dihitung kemiringan lahan dengan abney level c. Ditentukan lokasi penempatan petak kecil. d. Diukur curah hujan per kejadian hujan. e. Dilakukan pengukuran setiap setelah kejadian hujan. f. Pengukuran air limpasan dan sedimen - Diaduk seluruh air limpasan dan sedimen yang tertampung dalam drum penampung atau pada talang. - Dihitung volume air limpasan dan sedimen yang telah diaduk rata. - Diambil sampel larutan air limpasan dan sedimen yang diaduk g. Pengukuran besar tanah yang tererosi, - Disaring sampel larutan air limpasan dan sedimen yang diaduk - Diovenkan sedimen yang tersaring hingga berat konstan - Ditimbang sedimen yang tersaring setelah diovenkan. 2. Perhitungan laju erosi dengan metode USLE. Prosedur : a. Ditentukan titik pengambilan sampel tanah, diambil sampel tanah. b. Dihitung laju permeabilitas tanah. c. Dianalisis sifat fisika tanah tekstur, struktur. Universitas Sumatera Utara d. Dianalisis kandungan C-organik tanah e. Ditentukan laju erosi yang dapat ditoleransikan T. f. Ditentukan tingkat bahaya erosi TBE 2m 22m 0,1m 69cm 43cm d= 1,5 inc 2m 0,1m 0,14m Karpet ditanam sedalam 10cm Gambar 2. Penampang petak kecil dan kolektor pada sebidang lahan. Universitas Sumatera Utara Parameter Penelitian Untuk penghitungan erosi menggunakan persamaan USLE, parameter yang akan diamati yakni : jenis tanah, struktur tanah, kemiringan lereng, permeabilitas tanah, kadar C-organik tanah, kedalaman efektif tanah serta curah hujan tahunan, bulanan, dan harian. Parameter yang akan diamati dalam pengukuran erosi dengan menggunakan metode petak kecil adalah: a. Jumlah curah hujan per kejadian hujan b. Volume air larian pada drum kolektor c. Berat sedimentasi tanah di dalam drum kolektor Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran Erosi di Lahan Tanaman Pangan Ubi Kayu 1. Nilai erosi yang ditoleransikan Dari lampiran 5 diperoleh bahwa nilai erosi pada lahan tanaman ubi kayu yang ada di lahan percobaan USU Kwala Bekala adalah sebesar 31,78 tonha.thn pada petak yang pertama dan 26,65 tonha.thn pada petak kecil yang kedua. berdasarkan hasil pengukuran tersebut, dapat disimpulkan bahwa erosi yang ditoleransikan di lahan tersebut termasuk dalam kriteria tingkat bahaya erosi yang sangat tinggi. Pernyataan ini dapat disesuaikan dengan tabel kriteria tingkat bahaya erosi yang disajikan pada Tabel 9 yang menyatakan bahwa nilai tingkat bahaya erosi yang lebih besar dari 10,01 tonha.thn termasuk dalam kriteria tingkat bahaya erosi yang tinggi. Nilai erosi dipengaruhi oleh parameter curah hujan, seperti intensitas hujan, lama hujan, dan faktor-faktor lainnya. Semakin tinggi intensitas hujan dan lama hujan maka nilai erosi akan semakin besar. Erosi ditoleransikan dipergunakan untuk mengukur sejauh mana erosi tanah yang bisa ditoleransikan atau dibiarkan pada suatu lahan. Dengan mengetahui besar laju erosi ditoleransikan, maka pengelolaan lahan dan teknik konservasi tanah dan air dapat disesuaikan. Batas erosi yang diperbolehkan adalah sekitar 25 tonha.thn, tetapi berdasarkan pengukuran dilapangan diperoleh bahwa nilai erosi pada lahan tanaman pangan ubi kayu di lahan percobaan USU Kwala Bekala telah melebihi batas erosi yang diperbolehkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Rahim 2000 yang menyatakan bahwa secara umum laju erosi yang Universitas Sumatera Utara diperbolehkan Edp untuk kebanyakan tanah di Indonesia pada lahan miringperbukitan adalah 25 mmthn atau setara dengan 25 tonhatahun.

2. Pengukuran erosi tanah dengan metode petak kecil