BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengolahan air sangat diperlukan untuk dapat mengontrol kuantitas dan kualitas air. Hal ini sangat diperlukan khususnya air yang akan digunakan sebagai air umpan
boiler. Air umpan yang digunakan bisa berasal dari air sungai, danau dan air tanah. Jadi air tersebut sebelum sampai kepada pemakainya bisa saja telah mengandung
bahan-bahan seperti garam-garam kuat, garam-garam lemah, zat-zat organik, gas-gas terlarut dan zat-zat terlarut. Oleh hal tersebut akan menurunkan kualitas air untuk
dipakai sebagai air pengisi ketel, dan ini dapat mengakibatkan kerak pada ketel uap. Sehingga dapat menurunkan efisiensi kerja dari ketel uap. Untuk itu agar ketel uap
dapat bekerja dengan efisien maka diperlukan air yang murni dan berkualitas tinggi sebagai air pengisi ketel. Siregar, Harrys.1998
Ketel uap adalah suatu bagian dari pesawat uap yang digunakan untuk menghasilkan uap air untuk keperluan pembangkit energi maupun untuk keperluan
proses industri. Dengan prinsip yang sederhana yaitu dengan mendidihkan air dan mengubahnya menjadi uap panas yang kemudian dipakai untuk keperluan lain.
Siregar, Harrys.1998 Mineral yang sering menimbulkan masalah pada ketel uap diantaranya seperti
besi, kalsium dan magnesium. Adanya mineral tersebut dalam air dapat mengakibatkan kesadahan air meningkat. Ini dijumpai dalam bentuk ion Ca
++
dan Mg
++
yang akan membentuk garam CaCO
3
dan MgCO
3
yang sukar larut didalam air. Garam ini dapat bereaksi dengan bikarbonat sulfat dan klorida dalam air. Yang jika
dipanaskan pada temperatur yang tinggi, maka garam tersebut akan tertinggal, sehingga kepekatannya bertambah, yang akhirnya menyebabkan garam tersebut
menjadi kerak dan melekat pada pipa-pipa ketel. Dimana kerak akan menutupi bidang pemanas sehinggga dibutuhkan panas yang lebih banyak, pemanasan yang lebih akan
Universitas Sumatera Utara
melunakkan pipa sehingga pipa akan pecah karena tekanan yang tinggi. Hal ini sangat berbahaya karena dapat merusak peralatan dan bangunan disekitarnya. Dan bahkan
kerak dapat menyebabkan perpindahan panas menjadi kecil sehingga dibutuhkan bahan bakar yang lebih.
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian kadar kalsium Ca dan magnesium Mg dalam air yang digunakan sebagai produksi uap pada boiler.
1.2. Permasalahan