Pemecahan Masalah pada Boiler

selanjutnya lebih parah dapat terjadi dengan sangat cepat apabila timbulnya asam pada air boiler tidak diatasi dengan cermat dan cepat. Kejenuhan Carry-over, adalah merupakan salah satu masalah bagi boiler. Buih-buih akan timbul ketika gelembung-gelembung terbentuk pada permukaan air dan bertambah terus sampai dimana ia masuk kedalam uap dan meninggalkan boiler membawa zat yang terlarut dalam air atau zat padat yang terlarut. Buih-buih dapat terbentuk dari zat padat yang larut dalam air atau zat organik ataupun dari detergent. Carry over ini juga dapat mempersingkat waktu pemakaian perlengkapan uap dan pipa-pipa, terutama pada lekukan-lekukan dimana korosi dapat terjadi. Priming, adalah peristiwa terkontaminasinya uap air yang ada di dalam boiler, sehingga air masuk kedalam penampung uap. Hal ini disebabkan oleh pengoperasian yang dilakukan dibawah tekanan yang diberikan, yang mengakibatkan pekerjaan pemisahan uap dari air tidak bekerja dengan baik. Asthon, H.M. 1981

2.8. Pemecahan Masalah pada Boiler

Masalah pada boiler yang biasa dipecahkan yaitu : 1. Pencegahan pengerakan pada boiler tempat air 2. Pencegahan korosi pada boiler dan sistem uap 3. Pencegahan carry-over didalam sistem uap. Reaksi kimia yang terjadi pada pemanasan air yang mengandung garam- garam. Kerak yang menumpuk jika dipanaskan dengan senyawa karbonat dapat menjadi : CaHCO 3 2 + panas CaCO 3 + CO 2 + H 2 MgHCO O atau : 3 2 + panas MgCO 3 + CO 2 + H 2 O dimana CaCO 3 dan MgCO 3 akan mengendap. Dan karbon dioksida yang bebas akan menjadi asam dalam uap yaitu asam karbonat, dimana sangat bersifat korosif. Ada dua jenis kesadahan yaitu kesadahan tetap dan kesadahan sementara. Kesadahan sementara dapat dihilangkan dengan pemanasan, dimana jika dipanaskan maka bikarbonat menjadi karbonat dan karbon dioksida yang telah diperlihatkan di atas. Kesadahan tetap disebabkan oleh garam kalsium, garam sulfat atau kalsium silikat, dimana tidak akan berubah jika dipanaskan. Universitas Sumatera Utara 1. Pencegahan Kerak Teknik yang digunakan tergantung dari kualitas air yang ada, sebenarnya jika kualitas air bagus dengan tekanan rendah, boiler beroperasi pada tekanan 16 bar, hal yang wajar untuk menambah zat kimia pada air ketel, dengan menggunakan ketel itu sendiri sebagai media reaksi. Dimana sangat sedikit dan kompleks untuk mendapatkan air yang berkualitas baik. Air dapat diklasifikasikan dalam tiga bagian : 1. Air lunak 0 – 50 ppm CaCO 2. Air sadah 3 50 – 200 ppm CaCO 3. Air sangat sadah 3 di atas 200 ppm CaCO 2. Pencegahan korosi 3 Pengolahan air dilakukan sebagai pencegahan korosi dalam ketel dan sistem pipa. Akibat dari korosi sangat merugikan dan membutuhkan perbaikan pada alat. Korosi dapat segera merusak ketel serta pipa-pipa dan tidak dapt dikontrol. Korosi terjadi karena adanya oksigen yang terlarut dalam air . jika konsentrasi oksigen bertambah, suhu meningkat, maka korosi akan meningkat. Karbon dioksida dalam air akan membentuk asam. Air umpan harus seminimal mungkin mengandung karbon dioksida dengan melakukan pengolahan air sebelumnya. Kalsium dan magnesium bikarbonat berubah ketika kita panaskan dan menghasilkan kalsium dan magnesium karbonat dan karbon dioksida. Oleh karena itu pengolahan air sangat penting agar korosi dapat dipantau. 3. Pencegahan Carry-over Garam yang larut melampaui batas dalam air akan menimbulkan buih. Ketel uap modern hanya memiliki sedikit permukaan, dimana uap dibebaskan dari air. Pada ketel buatan lama mempunyai permukaan yang lebih luas sehingga carry-over tidak menjadi masalah. Pada ketel uap modern, pabrik telah menetapkan tingkat dari zat padat yang larut dalam air TDS yang berkisar 2500 – 4500 ppm. Carry-over dapat menjadi masalah dengan uap yang dihasilkan , partikel yang terbawa oleh uap dapat merusak lintasan pipa, hal ini terutama terjadi pada persambungan. Lagi pula partikel zat padat dapat mengikut menjerat uap. Universitas Sumatera Utara Untuk mengontrol air ini digunakan blow down, dimana air dikontrol dengan alat control listrik atau mengukur air yang masuk pada ketel. Artinya apabila zat padat terlarut dalam air TDS tinggi diganti dengan zat padat terlarut TDS yang rendah dengan blow down yang kontinu. Asthon, H.M. 1981

2.9. Titrasi Kompleksometri