Lanjutan Tabel 5.2
No Pernyataan
Pilihan Jawaban Benar
Salah F
F
17 Wanita hamil diatas 35 tahun merupakan faktor risiko diabetes pada kehamilan
12 29,3
29 70,7
18 ibu hamil dengan diabetes lebih berkemungkinan melahirkan dengan operasi sectio caesarea karena akan
melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 3500 gram 10
24,4 31
75,6 19 Beberapa saat setelah bayi dilahirkan, ada kemungkinan
bayi memiliki kadar gula darah yang rendah 17
41,5 24
58,5 20 Salah satu cara untuk mendeteksi adanya gula dalam
darah adalah dengan melakukan pemeriksaan gula darah rutin
4 9,8
37 90,2
21 Orang dengan diabetes melitus yang merokok, tiga kali lebih cepat meninggal karena penyakit jantung dari pada
mereka yang tidak merokok 9
22,0 32
78,0 Berdasarkan tabel 5.2 pilihan jawaban pengetahuan ibu hamil tentang faktor risiko
diabetes melitus pada kehamilan di Rumah Bersalin Hadijah Medan tahun 2015, bahwa mayoritas ibu yang menjawab benar yaitu pada pernyataan nomor 1 sebanyak
38 responden 92,7. Dan mayoritas ibu yang menjawab salah yaitu pada pernyataan nomor 19 sebanyak 37 responden 90,2
b. Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pengetahuan responden tentang faktor risiko
diabetes melitus pada kehamilan adalah sebagai berikut:
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Faktor
Risiko Diabetes Melitus pada Kehamilan di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2015
Kategori F
Baik 15-21 34
82,9 Cukup 8-14
7 17,1
Kurang 1-7 Total
41 100
Berdasarkan tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Faktor Risiko Diabetes Melitus pada Kehamilan di
Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2015 menyatakan bahwa mayoritas
responden berpengetahuan baik sebanyak 34 responden 82,9 dan berpengetahuan cukup sebanyak 7 responden 17,1
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis statistik univariat deskriptif dari masing-masing uraian data karakteristik responden berdasarkan umur mayoritas ibu hamil berumur
26-34 tahun yaitu sebanyak 24 responden 58,5, umur yaitu usia individu yang terhubung mulai saat dilahirkan sampai dengan berulang tahun, semakin cukup umur
maka tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Menurut Notoatmodjo 2007, mengatakan bahwa pengetahuan juga dipengaruhi
oleh pengalaman, tingkat pendidikan, sosial budaya, dan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan intelektual serta aspek fisiologis yang menentukan
dalam mendapatkan pengetahuan. Pengetahuan bukan hanya dipengaruhi oleh budaya atau lingkungan dan pengalaman, pengetahuan juga dipengaruhi oleh
pendidikan. Menurut notoatmodjo 2007 bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang
maka akan semakin mudah dia menerima hal baru dan akan mudah menyesuaikan dengan hal baru tersebut. Hal ini dapat diketahui dari hasil pengetahuan bahwa
sebagian besar responden menjawab benar pada kuesioner pengetahuan sehingga pendidikan juga berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang dibuktikan bahwa dari
41 responden ibu hamil di Rumah Bersalin Hadijah Medan tahun 2015 sebagian besar berpendidikan minimal SMA yaitu berjumlah 24 responden 56,1
Pekerja merupakan salah satu faktor dari pengetahuan yang dimana semakin sibuk ibu bekerja maka semakin sedikit pengetahuan yang didapatkan. Hal ini dapat
diketahui bahwa dari 41 responden mayoritas bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 26 responden 63,4 yang dimana para ibu hamil memiliki waktu luang
yang banyak untuk mendapatkan informasi notoatmodjo, 2007. Pengetahuan berhubungan dengan jumlah informasi yang dimiliki seseorang, maka semakin
banyak informasi yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi pengetahuan seseorang.
Pada tabel 5.2 distribusi karakterisrik pernyataan pengetahuan ibu hamil dari 21 pernyataan terdapat mayoritas ibu hamil menjawab benar pada pernyataan
nomor 1 sebanyak 38 responden 92,7 disebabkan karena ibu hamil sudah mendapatkan pendidikan kesehatan di rumah bersalin hadijah medan mengenai
diabetes melitus yaitu tentang pengertian diabetes melitus adalah penyakit yang ditandai oleh kadar gula darah yang tinggi melebihi batas normal. Sedangkan pada
pernyataan nomor 19 didapatkan mayoritas ibu hamil menjawab salah sebanyak 17 responden 41,5 disebabkan karena responden tidak mengetahui risiko yang akan
terjadi apabila ibu hamil memiliki gula darah yang tinggi pada saat kehamilan yaitu melahirkan bayi yang memiliki gula darah yang rendah hipoglikemia oleh karena
tubuh bayi masih memproduksi insulin berlebih sebagai respon asupan glukosa yang tinggi dari ibunya. Pengetahuan yang kurang mengenai faktor risiko tersebut
dikarenakan tenaga kesehatan kurang memberi pendidikan kesehatan mengenai dampak negatif terhadap bayi apabila ibu hamil memiliki diabetes melitus pada
kehamilanya. Pada umumnya, diabetes melitus pada kehamilan tidak memiliki gejala yang khusus. Itulah sebabnya ibu hamil perlu memeriksakan kadar glukosanya pada
usia kehamilan 24-28 minggu. Jika hasilnya menunjukan positif, diperlukan kontrol gula darah yang baik dan mejaga asupan makanan.
Berdasarkan Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang faktor risiko diabetes melitus pada kehamilan adalah
berpengetahuan baik sebanyak 34 responden 82,9 dan responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 7 responden 17,1. Penelitian ini tidak sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Desvita 2012 yaitu tingkat pengetahuan pasien di RSUP DR.Mdjamil Padang Tahun 2012 tentang diabetes melitus
didapatkan bahwa lebih dari sebagian responden berpengetahuan rendah dalam pencegahan komplikasi diabetes melitus 55,4 dan penelitian yang sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Harahap 2010 yaitu tingkat pengetahuan pasien di Puskesmas Kartasura tentang Diabetes Melitustermasuk dalam kategori kurang baik
62 dalam pencegahan komplikasi diabetes melitus. Hal ini disebabkan karena hasil pengolahan data yang dilakukan oleh Desvita 2012 ada beberapa pertanyaan
dari kuesioner yang sulit dijawab oleh responden. Pertanyaan tersebut adalah penyakit diabetes melitus merupakan penyakit apa, apakah penyakit kencing manis
dapat menyebabkan stroke, apakah gejala penyakit kencing manis, dari hasil kuesioner tersebut, rendahnya pengetahuan responden mengenai penyakit diabetes
melitus disebabkan karena responden kurang menyadari bahaya apa saja yang dapat ditimbulkan oleh penyakit diabetes melitus, sehingga responden tidak mengetahui
hal-hal yang berhubungan dengan penyakitnya. Penelitian yang dilakukan di Rumah Bersalin Hadijah Medan tahun 2015,
didapatkan hasil pengetahuan ibu hamil tentang faktor risiko diabetes melitus pada kehamilan adalah berpengetahuan cukup sebanyak 7 responden 17,1, hal ini
dikarenakan ibu hamil yang berpengetahuan cukup kurang mendapatkan pendidikan