2.3.Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP Universitas Sumatera Utara
USU
a. Guna meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan serta
memantapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya khususnya dibidang perpajakan.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya menusia Universitas Sumatera
Utara. c.
Membuka imteraksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Petisah yang bersangkutan memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima mahasiswa melalui Praktik Kerja
Lapangan Mandiri. d.
Memperoleh masukan dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum yang berlaku di Program Studi
DiplomaIII Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara FISIP USU.
C. Uraian Teoritis
1. Pengertian Pajak
Menurut UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan PPh: Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Menurut Rachmat Soemitro dalam Devano dan Rahayu, 2006:22 menyatakan bahwa:
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara peralihan kekayaan dari sektor pertikulir sektor pemerintah berdasarkan undang-undang dapat
dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.”
2. Sistem Pemungutan Pajak
2.1 Official Assessment System Merupakan sistem perpajakan dimana inisiatif untuk memenuhi
kewajiban perpajakan berada dipihak pemerintah atau fiskus. Pada intinya fiskus menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
Menurut Mardiasmo 2007:7 menyatakan bahwa: “Official assessment system adalah suatu sistem pemungutan yang memberi
wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak”. Dengan ciri:
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus
b. Wajib Pajak bersifat pasif.
c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh Fiskus
Dari Pengertian diatas, terlihat bahwa perhitungan pajak dengan official assessment system, fiskuslah yang aktif sejak dari mencari wajib pajak
untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP sampai pada penetapan jumlah pajak yang terutang. Besarnya kewajiban pajak
ditentukan sepenuhnya oleh fiskus selaku pemungutan pajak
2.2 Self Assessment System
Merupakan sistem yang memberikan tanggung jawab yang besar kepada wajib pajak karena semua proses dalam pemenuhan kewajiban
perpajakan dilakukan sendiri oleh wajib pajak. Menurut Waluyo dan Ilyas 2003:18 menyatakan bahwa:
“Self Assessment System adalah pemungutan pajak yang memberi wewenang kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar”.
Dari pengertian di atas jelas terlihat bahwa perhitungan pajak dengan self assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang menekankan
kepada wajib pajak untuk bersikap aktif dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, karena sistem pemungutan ini memberi kebebasan kepada
wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya sendiri tanpa adanya campur tangan fiskus atau pemungut pajak.
2.3 With Holding System
Merupakan sistem perpajakan dimana pihak ketiga Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan Dalam Negeri diberi kepercayaan
untuk melaksanakan kewajiban memotong atau memungut pajak penghasilan yang dibayarkan kepada penerima penghasilan.
Menurut Waluyo dan Ilyas 2003:18 dalam bukunya Perpajakan Indonesia, menyatakan bahwa:
“With Holding System adalah sistem pemungutan pajak memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang
terutang oleh Wajib Pajak”. Dari pengertian diatas bisa dilihat bahwa pihak ketiga memiliki
peran aktif dalam sistem ini, dan fiskus berperan dalam pemeriksaan pajak, penagihan, maupun tindakan penyitaan apabila ada indikasi pelanggaran
perpajakan. Berdasarkan UU no 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara
perpajakan ciri sistem self assessment adalah: 1.
Pemungutan pajak merupakan perwujudan pengabdian serta partisipasi wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan
kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan Negara dan pembangunan.
2. Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pajak, sebagai pencerminan
kewajiban dibidang perpajakan berada pada anggota wajib pajak sendiri. Pemerintah dalam hal ini aparat perpajakan sesuai fungsinya berkewajiban
melakukan pembinaan, penelitian, dan pengawasan terhadap pelaksanaan
kewajiban perpajakan wajib pajak berdasarkan ketentuan yang digariskan dalam peraturan perundangan.
3. Anggota masyarakat wajib pajak diberi kepercayaan untuk dapat
melaksanakan kegotong royongan nasional melalui menghitung, memperhitungkan, dan membayar sendiri pajak yang terhutang, sehingga
dapat dilaksanakan dengan lebih rapi, terkendali, sederhana, dan mudah untuk dipahami oleh anggota masyarakat wajib pajak.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM