2. Respek Wajib Pajak terhadap pemerintah akan kemampuan dan kemauan
baik dari pemerintah untuk melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan dengan tidak memihak.
3. Suatu kenyataan yang dapat dilihat dan dirasakan oleh Wajib Pajak,
bahwa mereka juga memproleh manfaat atau keuntungan dari hasil pembayaran pajaknya seperti misalnya jalan yang baik, sekolah yang
cukup, rumah sakit yang memadai, keamanan dan sebagainya. Untuk menciptakan iklim perpajakan yang diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran dan kepatuhan perpajakan tax compliance, ada beberapa pendekatan penting dimana fiskus bertanggung jawab untuk mengembangkan, yaitu :
1. Sistem Perpajakan yang Adil
Pada umumnya kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan adalah hasil dari sistem perpajakan yang adil.Tanpa dapat menyakinkan Wajib Pajak bahwa adanya
keadilan dalam sistem perpajak dan bahwa para Wajib Pajak telah membayar pajaknya yang terutang sesuai dengan bagiannya menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, maka tidak banyak yang dapat dilakukan oleh fiskus untuk mengurangi penyelundupan pajak.
2. Sanksi Administrasi dan Pidana
Wajib Pajak merasa takut akan ancaman hukuman dalam hal dia diketahui oleh fiskus bahwa dia telah melakukan penyelundupan pajak. Pada umumnya para Wajib
Pajak cenderung tidak takut akan ketetapan pajak dan saksi administrasinya, tetapi lebih takut akan ancaman sanksi pidananya berupa hukuman kurungan atau penjara.
Tanpa sistem administrasi yang sangat baik, kesempatan para Wajib Pajak untuk melakukan penyelundupan pajak akan semakin besar dan pada akahirnya akan
menguntungkan para Wajib Pajak tersebut dan penerimaan pajak negara akan berkurang. Perasaan takut akan dihukum akibat penyelundupan pajak, akan
merupakan alat pencegah yang ampuh. Apabila perasaan tidak mau berbuat kesalahn sudah berkembang, maka jalan menuju kepatuhan untuk memenuhi kewajiban
perpajakan sudah terbuka.
3. Pelayanan dan Bantuan Terhadap Wajib Pajak
Para petugas pajak hendaknya dilatih untuk memahami bahwa Wajib Pajak bukanlah merupakan lawan akan tetapi lebih merupakan masyarakat yang perlu
ditolong dalam rangka memenuhi kewajiban perpajakannya atau dengan kata lain, rasa hormat-menghormati hendaknya muncul dari kedua belah pihak.
Dari sudut pandang lain, hal ini mempunyai nilai tambah untuk tidak membiarkan adanya dalih bagi Wajib Pajak untuk tidak membayar pajak. Hal ini
berarti pula bahwa tidaklah cukup kalau hanya meminta kepada wajib pajak agar mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Akan tetapi
sesungguhnya fiskus pun bertanggung jawab untuk membantu para Wajib Pajak untuk mengisi Surat Pemberitahuan SPT dan lain-lain yang berhubungan dengan
pemenuhan kewajiban perpajakan.
4. Program Informal