2. Perlawanan aktif terhadap pajak
Jenis perlawanan pajak yang kedua adalah perlawanan aktif.Perlawanan pasif meliputi semua usaha atau perbuatan yang secara langsung ditujukan terhadap fiskus
dan bertujuan untuk menghindari pajak. Perlawanan pasif dapat dilakukan dengan 3 tiga cara, yaitu:
a. Penghindaran pajak
b. Pengelakan penyelundupan pajak ;dan
c. Melalaikan pajak
a. Penghindaran Pajak Tax Avoidance
Penghindaran pajak adalah upaya Wajib Pajak untuk tidak melakukan perbuatan yang memberikan alasan untuk dikenakan pajak, yaitu dengan meniadakan atau tidak
melakukan hal-hal yang dapat dikenakan pajak. Penghindaran pajak dapat dilakukan dengan 2 dua cara, yaitu dengan penghematan pajak tax saving dan penghindaran
pajak tax avoidance. Penghematan pajak tax saving adalah suatu cara yang dilakukan Wajib Pajak
mengelakan utang pajaknya dengan cara menahan diri untuk tidak membeli produk- produk yang ada Pajak Pertambahan Nilai PTT atau pajak penjualan atau sengaja
mengurangi jam kerja atau pekerjaan yang dapat dilakukan sehingga penghasilannya menjadi kecil dan dengan demikian terhindar dari pengenaan pajak penghasilan yang
besar. Dalam hal ini fiskus tidak dapat berbuat apa-apa, karena hal tersebut berada di luar lingkup perpajakan.
Secara konkrit penghematan pajak tax saving dapat dilihat dari contoh sebagai berikut :
1. Apabila Wajib Pajak tidak ingin dikenakan Pajak Pertambahan Nilai
PPN atas pemakaian telepon maka ia dapat memilih untuk tidak menggunakan telepon.
2. Apabila Wajib Pajak tidak ingin membayar Pajak Kendaraan Bermotor
PKB maka ia tidak perlu memakai mobil yang terdaftar atas namanya. 3.
Apabila Wajib Pajak tidak ingin dikenakan Pajak Penghasilan PPh maka tidak perlu bekerja agar tidak memiliki penghasilan ataupun ia ingin
bekerja namun jumlah penghasilannya harus berada dibawah jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP, yang berarti tidak ada objek pajak
yang menjadi dasar pengenaan Pajak Penghasilan PPh kepadanya. Penghindaran pajak tax avoidance dilakukan dengan cara mengecilkan objek
pajak yang menjadi dasar pengenaan pajak secara legal dalam rangka memperkecil pajak terutang, yang masih sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.
Menurut Harry Graham Balter yang dikutip dan dialihbahasakan oleh Mohammad Zain dalam bukunya Manajemen Perpajakan, 2005:49, penghindaran pajak
merupakan usaha yang dilakukan oleh Wajib Pajak untuk mengurangi atau sama sekali menghapus utang pajak yang berdasarkan dengan ketentuan yang berlaku serta
tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Secara konkrit penghindaran pajak dapat dilihat dari contoh berikut ini:
1. Apabila seseorang tidak ingin dikenakan Pajak Hiburan yang tinggi maka
ia dapat menikmati hiburan di daerah yang mengenakan Pajak Hiburan dengan tarif pajak yang rendah.
2. Karena baju luar negeri berharga mahal dan dikenakan Bea Masuk BM
yang tinggi maka seseorang membeli baju buatan dalam negeri yang berharga relatif lebih murah agar ia tidak membayar Pajak Pertambahan
Nilai PPN yang besar.
b. Pengelakan atau Penyelundupan Pajak Tax Evasion