Dari apa yang dikemukakan diatas tampak bahwa membayar pajak adalah langkah ketiga yang diambil oleh Wajib Pajak. Sebelum sampai pada tahapan
membayar pajak, Wajib Pajak mungkin akan terlebih dahulu melakukan perlawanan terhadap pajak. Pada prinsipnya ada 2 dua jenis perlawanan terhadap pajak, yaitu:
1. Perlawanan Pasif
2. Perlawanan Aktif
Keadaan ini harus dipahami benar oleh fiskus dalam melaksanakan tugasnya untuk membimbing, mengarahkan , membina, dan mengawasi Wajib Pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya.
1. Perlawanan Pasif Terhadap Pajak
Perlawanan pasif merupakan hambatan-hambatan yang mempersulit pemungutan pajak yang timbul dari :
a. Kondisi sosial budaya masyarakat
b. Perkembangan intelektual dan moral penduduk ; dan
c. Sistem pemungutan pajak itu sendiri
Budaya yang berkembang dalam kehidupan masyarakat sering juga menimbulkan perlawanan pasif terhadap pajak. Pada sebagai masyarakat ada budaya
untuk mengikuti ketentuan adat, yang seringkali mengakibatkan besarnya pengeluaran masyarakat dan pada akhirnya akan menurunkan kemampuan untuk
membayar pajak, sehingga membayar pajak bukan merupakan suatu hal yang telah dipersiapkan dalam anggaran rutin keluarga. Apabila Wajib Pajak tidak
menganggarkan pembayaran pajak, maka sangat mungkin terjadi pada saat pembayaran pajak ia tidak memiliki uang untuk melunasi utang pajaknya. Hal ini
berakibat dilakukannya tindakan penagihan pajak oleh fiskus, yang tentunya membawa konsekuensi tambahan penagihan pajak dan juga waktu pembayaran pajak
yang lebih panjang. Perkembangan intelektual dan moral peduduk sangat terpengaruh terhadap
keberhasilan pemungutan pajak. Karena apabila tingkat pengetahuan masyarakat masih rendah tentu akan sulit bagi fiskus untuk mengharuskan Wajib Pajak
menghitung pajaknya sendiri, membayar pajaknya yang terutang dan melaporkan Surat Pemberitahuan SPT dengan disertai pembukuan yang teliti dan dokumen
pendukung yang lengkap. Hal ini akan menyulitkan fiskus untuk memeriksa apakah Wajib Pajak telah melakukan perhitungan pajak dengan benar, dan sebagai akibatnya
perhitungan dan penetapan pajak sebenarnya yang harus dibayar oleh wajib pajak akan memakan waktu yang lebih lama.
Perlawanan pasif juga terhadap apabila sistem pemungutan pajak tidak dilakukan dengan efektif atau bahkan tidak dapat diadakan.Fiskus memiliki
kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap Wajib Pajak agar mereka memenuhi kewajiban perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku. Apabila undang-
undangan perpajakan tidak mengatur kewenangan ini secara jelas, maka fiskus akan kesulitan untuk memeriksa Wajib Pajak. Tanpa aturan yang jelas dan tegas, Wajib
Pajak akan menghalangi fiskus untuk melaksanakan kewenangannya tersebut yang berarti ia telah melakukan perlawanan pajak.
2. Perlawanan aktif terhadap pajak