Artinya: Berakit-rakit ke hulu, berenang ketepian.
c. Metode Penerjemahan
Metode penerjemahan yang dikenalkan oleh Newmark berdasarkan”tujuan” dan “untuk siapa” penerjemahan dilakukan adalah delapan metode. Di antara lain,
empat metode yang berorientasi pada Bsu dan empat yang lainnya berorientasi pada Bsa. Delapan metode penerjemahan itu digambarkan dalam diagram V.
Kedelapan metode penerjemahan teersebut antaranya adalah:
13
1. Penerjemahan kata demi kata
Dalam teori penerjemahan kata demi kata, dititikberatkan pada penerjemahan secara kata dengan kata, artinya mengalihkan teks bahasa
sumber ke dalam bahasa sasaran secara “mentah”, dan termasuk metode penerjemahan yang paling sederhana. Terjemahan kata demi kata disebut
juga Interlinear Translation yaitu menerjemahkan berdasarkan urutan dalam teks aslinya atau disebut dengan teks sumbernya.
13
13
Benny Hoedoro Hoed. Penerjemahan Dan Kebudayaan h.9
Penerjemahan ini biasanya digunakan untuk pra penerjemahan analisis dan tahap pengalihan untuk Tsu yang sukar dipahami. Dan penerjemahan
metode ini bersifat kultural diterjemahkan apa adaanya.
14
Contoh:
ﺐﺘآ ﺔ يﺪﻨﻋو
15
Artinya: Dan di sisiku ada tiga buku buku
2. Penerjemahan Harfiah
Penerjemahan ini mencari kontruksi gramatikal padanan terdekat dalam bahasa sasaran. Yakni, penerjemahan ini dilakukan seperti penerjemahan
kata demi kata, yaitu menyesusuaikan susunan kata sesuai dengan bahasa sasaran, dan biasanya penerjemahan ini digunakan pada tahap awal
pengalihan. Contoh:
ﺎﺟر ﻦ ﺟر ءﺎﺟ ﻹاو ﺮﺒ ا ل
نﺎﺴ إ
ﺪﻋﺎﺴ ﺎ ﺮآﺎ ﺆ ﻰ ة
ﺎ ﺎ
ا ﺰ ﺰ
ا ل
16
14
Bambang Kaswanti purwo,Pertemaan Linguistik Lembaga Bahasa Atmajaya ,
Yogyakarta: PT. kanisius, 1990, cet.1. hal. 189. 14
15
Hidayatullah, Diktat dan Pemasalahan Penerjemahan, hal.3
Artinya: Datang seorang laki-laki baik ke Yogyakarta untuk membantu
korban-korban goncangan. 3.
Penerjemahan Setia
Penerjemahan ini memproduksi makna konteksual yang masih dibatasi oleh sruktur gramatikalnya. Penerjemahan ini juga masih berpegang
teguh pada maksud dan tujuan Teks Sumber, sehingga tidak heran jika penerjemahan ini terasa ”kaku”. Yaitu masih membutuhkan sebuah
penjelasan dan keterangan. Contoh:
ﺮ ﺜآ ﻮه ا
دﺎ ﺮ
Artinya: Dia laki karena banyak abunya
4. Penerjemahan Semantis
Penerjemahan ini lebih mempertimbangkan unsur estetika Teks Bahasa sumber dengan mengkompromikan makna selama masih dalam
batas kawajaran. Dalam perbandinganya dengan penerjemahan setia, penerjemahan semantis lebih “luwes”dan fleksibel,
15
16
Hidayatullah, Diktat dan Pemasalahan Penerjemahan, hal.3
karena tidak terikat oleh bahasa sumber seperti penerjemahan setia, serta kata-kata yang bersifat budaya diterjemahkan dengan kata yang netral atau
istilah yang fungsional.
Contoh:
ر أ
ﻦ ﻬﺟﻮ ا اذ ﺖ أ
ﺎ ا م
17
Artinya: Aku lihat si muka dua di depan kelas.
5. Penerjemahan Adaptasi
Penerjemahan ini termasuk kepada terjemahan bebas dan paling dekat dengan Bahasa sasaran dan tidak mengorbankan hal-hal yang
penting dalam Tsu, seperti tema, karakter, atau alur. Penerjemahan ini biasanya digunakan untuk menerjemahkan drama, puisi atau film.
Contoh:
ﺖ ﺎﻋ ﺪة
مﺪﻗ ﻮﻄ ﺎﻨ ا ﺪﻨﻋ
ﻰ ﻋﺄ ﺮﻬﻨ ا
18
17
Hidayatullah, Diktat dan Pemasalahan Penerjemahan, .hal.4 16
18
Hidayatullah, Diktat dan Pemasalahan Penerjemahan, .hal.4
Artinya: Dia hidup jauh dari jangkaun
Di atas gemercik air sungai yang terdengar jernih. 6.
Penerjemahan Bebas
Yang dimaksud dengan penerjemahan bebas ialah bahwa penerjemah menerjemahkan tidak terlalu terikat oleh bentuk maupun struktur kalimat
yang terdapat dalam naskah Bahasa sumber. Penerjemahan ini lebih mengutamakan isi dan mengorbankan bentuk teks Bsu. Biasanya
penerjemahan ini digunakan untuk keperluan media massa. Contoh:
ﻓ أ
ﺎ ا ن ل
ﻦ ﻈﻋ ﺻأ أ
لﻮﺻ دﺎﺴ ا
سﺎﻨ ا ةﺎ أ
ﻦ ﺟ
19
Artinya: Harta
sumber malapetaka
7. Penerjemahan Idiomatis
19
Hidayatullah, Diktat dan Pemasalahan Penerjemahan, .hal.4
17
Penerjemahan ini memproduksi pesan dalam teks Bsu, dan penerjemahan ini sering menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik
yang tidak didapati dalam versi aslinya atau yang disebut Bsu. Penerjemahan ini cenderung lebih hidup dan nyaman mebacanya.
Contoh:
ةﺬ ا ﺎ و إ
ﺐ ﺘ ا ﺪ
20
Artinya: Berakit rakit ke hulu, berenang ke tepian
8. Penerjemahan Komunikatif
Penerjemahan komunikatif bermaksud mengupayakan reproduksi makna kontekstual dengan sedemikian rupa, sehingga aspek kebahasaan dan hasil
penerjemahan tersebut dapat mudah untuk dipahami oleh pembaca dan pendengar. Penerjemahan ini dapat memberi variasi penerjemahan yang
disesuaikan dengan prinsip-prinsip komunikasi.
Contoh:
20
Hidayatullah, Diktat dan Pemasalahan Penerjemahan, .hal.5 18
ﺎﻨ ﺧ ﺔ ﻄﻨ ا
ﺔ ﻋ ﺎﻨ ﻓ
ا ﺔ
ﺔ ﻀ ﺎﻨ ﻓ
ﺔ ﻀ ا ﺎﻈﻋ
ﺎ
ﻈ اﺎﻧﻮﺴﻜﻓ ﺎم
ﺎ ﻪﻧﺄ ﻧأ
ﺎ ﺧ ﺁ
ﺮﺧ كرﺎﺒﺘﻓ
ﷲا ﻦﺴ أ
ﻦ ﺎ ا
Artinya: Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu kami bungkus dengan daging, kemudian kami jadikan dia mahluk yang berbentuk lain. Maka maha suci Allah, Pencipta
yang Paling Baik. Q23:14 Dari uraian di atas diketahui bahwa cara menerjemahkan tak hanya satu
jenis, akan tetapi tergantung untuk siapa dan untuk tujuan apa kita menerjemahkan. Akan tetapi menurut pemikiran Hervey dan Higgins, Hoed
menyederhanakan Diagram V dengan 6 metode M1 sampai M6 yang ditempatkan di antara kebudayaan Bsu dan kebudayaan Bsa.
Metode 1 adalah metode eksotis, metode penerjemahan eksotis
dapat disejajarkan dengan metode penerjemahan setia.
19
Metode 2 adalah metode pinjaman kultural, metode penerjemahan
ini biasanya
21
digunakan dalam penerjemahan istilah khas, seperti dalam kosa kata komputer dan e-mail.
Metode 3 adalah metode calque, metode ini biasanya digunakan
untuk ungkapan idiomatis dari Tsu ke dalam Tsa, meskipun hasilnya masih tarasa asing.
Metode 4 adalah metode komunikatif, dalam metode ini yang
dipentingkan adalah pesan yang disampaikan, sedangkan terjemahannya sendiri lebih diarahkan pada bentuk
yang wajar dalam Bsa. Metode 5
adalah metode idiomatis, metode ini biasanya hanya menerjemahkan idiom dalam Bsu menjadi idiom dalam Bsa.
Metode 6, metode ini dapat disejajarkan dengan metode Newmark
yang disebut metode adaptasi, yang berarti bahwa unsur budaya dalam Bsu disulih dalam Bsa.
22
d. Proses Penerjemahan