Corporate Social Responsibility dan Etika Bisnis

BAB II PENGATURAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY CSR

DI LINGKUNGAN BUMN

A. Corporate Social Responsibility dan Etika Bisnis

Perusahaan mempunyai arti yang sangat penting bagi pemerintah sebab perusahaan betapapun kecilnya adalah merupakan bagian kekuatan ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa untuk mememenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan salah satu sumber dan sarana yang efektif untuk menjalankan kebijaksanaan pembagian pendapatan nasional. Oleh karena itu pemerintah mempunyai kepentingan dan ikut bertanggung jawab atas kelangsungan dan keberhasilan setiap perusahaan. 53 Tanggung jawab sosial perusahaan terdiri atas empat dimensi tanggung jawab yaitu, ekonomi, hukum, etika dan philanthropis. Dari persfektif ekonomi, semua perusahaan harus bertanggung jawab kepada shareholder, karyawan dan masyarakat sekelilingnya dalam hal pendapatan karyawan dan tersedianya pekerjaan. Tanggung jawab hukum adalah perusahaan harus tunduk dan mematuhi peraturan yang berlaku. Kedua tanggung jawab disebutkan di atas merupakan tanggung jawab etika dan kegiatan philantrophis. 54 Tanggung jawab etika merupakan perbuatan yang diterima publik, peraturan pemerintah, competitor, kelompok-kelompok masyarakat, maupun oleh perusahaan 53 Sendjun H.Manullang, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, Jakarta : Rineika Cipta, 2001, hal. 139 54 K. Bertens, op.cit. hal. 289-295 Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008 31 itu sendiri. Etika bisnis mempunyai pengaruh yang lebih luas daripada peraturan formal. Melanggar etika merupakan masalah etika akan menghancurkan kepercayaan. Perusahaan yang melakukan empat tingkat piramida tanggung jawab sosial akan tenang dalam berbisnis melalui komitmen karyawan, pelanggan loyal, profit yang memadai, dan didukung oleh masyarakat dan negaranya, serta mempunyai budaya perusahaan. CSR dalam pengertian terbatas dipahami sebagai upaya untuk tunduk dan memenuhi hukum dan aturan main yang ada. Perusahaan tidak bertanggungjawab untuk memahami ”apa yang ada”, konteks di sekitar aturan tersebut, karena perusahaan mungkin saja mengeinterpretasikan secara kreatif aturan-aturan hukum untuk kepentingan mereka, terutama ketika aturan tersebut tidak cukup spesifik mengatur apa yang legal dan tidak legal, atau prilaku apa yang diperbolehkan untuk mengantisipasi hal itu. Oleh karena itu, menurut pengusung konsep terbatas ini hanya satu dan hanya satu tanggungjawab sosial bisnis, yaitu menggunakan seluruh sumberdayanya untuk aktivitas yang mengabdi pada akumulasi laba. 55 Perusahaan dalam pandangan Friedman adalah alat dari para pemegang saham pemilik perusahaan. Maka apabila perusahaan akan memberikan sumbangan sosial, hal ini akan dilakukan oleh individu pemilik, atau lebih luas lagi, individu para pekerjanya, bukan oleh perusahaan itu sendiri. 56 55 Friedman, dalam Jones Gareth R, Organizational Theory, New Jersey, USA: Prentice- Hall,Inc, 2001 hal. 151 56 Friedman dalam Michael E Porter dan Mark R Kramer, The Competitive Advantage of Corporate Philantropy, Boston : Harvard Business School Publishing Corporation, 2003 hal.30 Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008 CSR dalam pengertian yang luas dipahami sebagai konsep yang lebih manusiawi dimana suatu organisasi dipandang sebagai agen moral. Oleh karena itu, dengan atau tanpa aturan hukum, sebuah organisasi bisnis, harus menjunjung tinggi moralitas. Dengan demikian, kendati tidak ada aturan hukum atau etika masyarakat yang mengatur, tanggung jawab sosial dapat dilakukan dalam berbagai situasi dengan mempertimbangkan hasil terbaik atau yang paling sedikit merugikan stakeholder-nya. 57 Berdasarkan pandangan ini, sebuah organisasi bisnis dapat memutuskan tindakan atau prilaku mana yang paling etis dalam situasi tertentu dengan menerapkan prinsip-prinsip moral. Salah satunya adalah penerapan prinsip “ golden rule” yang mengajarkan seseorang atau satu pihak agar memperlakukan orang lain sama seperti mereka ingin diperlakukan. Para penganut konsep ini juga percaya bahwa “the right action produces a greatest benefit for the most people”. 58 Artinya, tindakan tepat yang dilakukan oleh suatu perusahaan berdasarkan prinsip moral dengan sendirinya akan memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat. Pandangan lebih komprehensip mengenai CSR, dikemukakan oleh Caroll yang mengemukakan teori piramida Corporate Social Responsibility. Menurutnya, Tanggung jawab sosial perusahaan dapat dilihat berdasarkan empat jenjang ekonomis, hukum etis dan fhilantropis yang merupakan satu kesatuan.. Untuk memenuhi tanggung jawab ekonomis perusahaan harus menghasilkan laba sebagai 57 Fajar Nussahid, op.cit., hal.5 58 Jones Great R, op.cit., hal. 151 Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008 fondasi untuk dapat mempertahankan eksistensinya dan berkembang. Tanggung jawab ekonomis ini merupakan hasrat paling natural dan primitif dari perusahaan sebagai organisasi bisnis untuk mendapatkan keuntungan. Namun demikian dalam mencapai tujuan mencapai laba sebuah perusahaan juga bertanggungjawab secara hukum dengan mentaati ketentuan hukum yang berlaku. 59 Upaya melanggar hukum demi memperoleh laba harus ditentang sehingga perusahaan tidak menggunakan atau menghalalkan segala cara. Perusahaan juga harus bertanggungjawab secara etis. Ini berarti sebuah perusahaan berkewajiban mempraktekkan hal-hal yang baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai etis. Oleh karena itu, nilai-nilai dan norma-norma masyarakat, harus menjadi rujukan bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya sehari-hari. Lebih dari itu, perusahaan juga mempunyai tanggung jawab philantropis yang mensyaratkan agar perusahaan memberikan kontribusi kepada masyarakat, agar kualitas hidup masyarakat meningkat sejalan dengan operasi bisnis sebuah perusahaan. 60 Steiner mengemukakan tiga alasan penting mengapa kalangan bisnis perlu merespon dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya. Yang pertama, perusahaan adalah ”makhluk” masyarakat dan oleh karenanya harus merespon permintaan masyarakat. Ketika harapan masyarakat terhadap fungsi perusahaan berubah, maka perusahaan juga harus melakukan aksi yang sama. Perusahaan menyadari bahwa mereka beroperasi dalam suatu tatanan 59 Fajar Nursahid, loc.cit., hal 7 60 Ibid. Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008 ekonomi, politik budaya dan teknologi yang ”memaksa”. Secara instingtif, perusahaan akan melakukan aksi konformitas terhadap terjadinya perubahan- perubahan atas ekspektasi masyarakat tersebut. Kedua, kepentingan bisnis dalam jangka panjang ditopang oleh semangat tanggung jawab sosial itu sendiri. Hal ini disebabkan karena bisnis dan masyarakat memiliki hubungan yang bersifat simbiotik. Dalam jangka panjang, kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada upayanya untuk bertanggung jawab terhadap masyarakat sebagai bagian dari aktivitas bisnisnya. Sebaliknya, kesejahteraan masyarakat tergantung pula terhadap keuntungan yang dihasilkan dan tanggung jawab bisnis perusahaan. Ketiga, kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk mengurangi atau menghindari kritik masyarakat, dan pada akhirnya akan sampai kepada upaya mempengaruhi peraturan pemerintah. Jika sebuah perusahaan menghindari peraturan pemerintah dengan cara merespon suatu tuntutan sosial social demands, sama halnya diyakini bahwa adanya peraturan-peraturan pemerintah secara umum membuat biaya-biaya lebih mahal dan menekan fleksibilitas perusahaan dalam beroperasi. 61 CSR adalah bagian dari corporate ethics. Di dalam konsep corporate ethics salah satu aspek yang penting adalah menegakkan etika bisnis di lingkungan bisnis business environment. Pengembangan etika bisnis dengan lingkungan tersebut 61 Ibid Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008 sangat penting dalam kerangka menegakkan kelangsungan bisnis itu sendiri. 62 Sebab tidak mungkin sebuah korporasi tidak berinteraksi dalam jangka panjang, dengan lingkungan usahanya.

B. Hubungan CSR dan Good Corporate Governance

Dokumen yang terkait

Peran Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Terhadap Masyarakat Dikecamatan Sidamanik Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Serta Pelaksanaannya Berdasarkan Uu Pa Dan Peraturan Pemerintah Nomor24 Tahun 1997

2 111 115

Penerapan Corporate Social Responsibility Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada PT Tirta Investama)

4 73 131

Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. ABB Libek Project Terhadap Pendapatan Masyarakat Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.

1 28 91

Peranan Corporate Social Responbility Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Toba Samosir

8 76 101

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina (Persero) Unit Pengolahan II Dumai (Studi Deskriptif: Penerima Program CSR Masyarakat Kelurahan Jaya Mukti, Dumai).

13 105 123

Dampak Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Toba Samosir (Studi Kasus: Kecamatan Porsea)

17 118 108

Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan)

2 52 161

Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Inalum Divisi PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosioekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir

1 51 174

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Social Responbility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris padaperusahaan manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007

0 2 14

Peranan Internal Auditor terhadap Penerapan Corporate Social Responbility (CSR) pada Perusahaan Telkom.

0 2 31