Dalam penelitian ini nantinya mungkin saja akan bersinggungan dengan disiplin ilmu lainnya, namun penelitian ini tetap merupakan penelitian hukum, karena
persfektif disiplin lainnya hanya merupakan ilmu pembantu.
4. Alat Pengumpulan data
Adapun alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan studi dokumen, dan wawancara. Kegiatan wawancara
dilakukan terhadap narasumber atau informan untuk mengetahui lebih mendalam dan rinci tentang hal-hal yang tidak mungkin dijelaskan. Sehingga dengan adanya
wawancara diharapkan dapat memperoleh data yang lebih luas dan akurat tentang masalah yang diteliti.
5. Analisis Data
Setelah data sekunder diperoleh, maka dilakukan pengeditan data, sehingga keakuratan data dapat diperiksa dan bila ada kesalahan dapat diperbaiki dengan jalan
menjajaki kembali sumber datanya yang didukung oleh data primer dari beberapa informan.
Setelah proses pengeditan data selesai dilaksanakan, maka proses selanjutnya pengolahan data baik primer maupun sekunder dianalisis dengan mempergunakan
metode induktif melalui pendekatan kualitatif dengan mempelajari seluruh jawaban yang ada dalam penelitian ini .
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
BAB II PENGATURAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY CSR
DI LINGKUNGAN BUMN
A. Corporate Social Responsibility dan Etika Bisnis
Perusahaan mempunyai arti yang sangat penting bagi pemerintah sebab perusahaan betapapun kecilnya adalah merupakan bagian kekuatan ekonomi yang
menghasilkan barang atau jasa untuk mememenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan salah satu sumber dan sarana yang efektif untuk menjalankan
kebijaksanaan pembagian pendapatan nasional. Oleh karena itu pemerintah mempunyai kepentingan dan ikut bertanggung jawab atas kelangsungan dan
keberhasilan setiap perusahaan.
53
Tanggung jawab sosial perusahaan terdiri atas empat dimensi tanggung jawab yaitu, ekonomi, hukum, etika dan philanthropis. Dari persfektif ekonomi, semua
perusahaan harus bertanggung jawab kepada shareholder, karyawan dan masyarakat sekelilingnya dalam hal pendapatan karyawan dan tersedianya pekerjaan. Tanggung
jawab hukum adalah perusahaan harus tunduk dan mematuhi peraturan yang berlaku. Kedua tanggung jawab disebutkan di atas merupakan tanggung jawab etika dan
kegiatan philantrophis.
54
Tanggung jawab etika merupakan perbuatan yang diterima publik, peraturan pemerintah, competitor, kelompok-kelompok masyarakat, maupun oleh perusahaan
53
Sendjun H.Manullang, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, Jakarta : Rineika Cipta, 2001, hal. 139
54
K. Bertens, op.cit. hal. 289-295
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
31
itu sendiri. Etika bisnis mempunyai pengaruh yang lebih luas daripada peraturan formal. Melanggar etika merupakan masalah etika akan menghancurkan
kepercayaan. Perusahaan yang melakukan empat tingkat piramida tanggung jawab sosial akan tenang dalam berbisnis melalui komitmen karyawan, pelanggan loyal,
profit yang memadai, dan didukung oleh masyarakat dan negaranya, serta mempunyai budaya perusahaan.
CSR dalam pengertian terbatas dipahami sebagai upaya untuk tunduk dan memenuhi hukum dan aturan main yang ada. Perusahaan tidak bertanggungjawab
untuk memahami ”apa yang ada”, konteks di sekitar aturan tersebut, karena perusahaan mungkin saja mengeinterpretasikan secara kreatif aturan-aturan hukum
untuk kepentingan mereka, terutama ketika aturan tersebut tidak cukup spesifik mengatur apa yang legal dan tidak legal, atau prilaku apa yang diperbolehkan untuk
mengantisipasi hal itu. Oleh karena itu, menurut pengusung konsep terbatas ini hanya satu dan hanya satu tanggungjawab sosial bisnis, yaitu menggunakan seluruh
sumberdayanya untuk aktivitas yang mengabdi pada akumulasi laba.
55
Perusahaan dalam pandangan Friedman adalah alat dari para pemegang saham pemilik
perusahaan. Maka apabila perusahaan akan memberikan sumbangan sosial, hal ini akan dilakukan oleh individu pemilik, atau lebih luas lagi, individu para pekerjanya,
bukan oleh perusahaan itu sendiri.
56
55
Friedman, dalam Jones Gareth R, Organizational Theory, New Jersey, USA: Prentice- Hall,Inc, 2001 hal. 151
56
Friedman dalam Michael E Porter dan Mark R Kramer, The Competitive Advantage of Corporate Philantropy, Boston : Harvard Business School Publishing Corporation, 2003 hal.30
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
CSR dalam pengertian yang luas dipahami sebagai konsep yang lebih manusiawi dimana suatu organisasi dipandang sebagai agen moral. Oleh karena itu,
dengan atau tanpa aturan hukum, sebuah organisasi bisnis, harus menjunjung tinggi moralitas. Dengan demikian, kendati tidak ada aturan hukum atau etika masyarakat
yang mengatur, tanggung jawab sosial dapat dilakukan dalam berbagai situasi dengan mempertimbangkan hasil terbaik atau yang paling sedikit merugikan
stakeholder-nya.
57
Berdasarkan pandangan ini, sebuah organisasi bisnis dapat memutuskan tindakan atau prilaku mana yang paling etis dalam situasi tertentu dengan
menerapkan prinsip-prinsip moral. Salah satunya adalah penerapan prinsip “ golden rule” yang mengajarkan seseorang atau satu pihak agar memperlakukan orang lain
sama seperti mereka ingin diperlakukan. Para penganut konsep ini juga percaya bahwa “the right action produces a greatest benefit for the most people”.
58
Artinya, tindakan tepat yang dilakukan oleh suatu perusahaan berdasarkan prinsip moral
dengan sendirinya akan memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat. Pandangan lebih komprehensip mengenai CSR, dikemukakan oleh Caroll yang
mengemukakan teori piramida Corporate Social Responsibility. Menurutnya, Tanggung jawab sosial perusahaan dapat dilihat berdasarkan empat jenjang
ekonomis, hukum etis dan fhilantropis yang merupakan satu kesatuan.. Untuk memenuhi tanggung jawab ekonomis perusahaan harus menghasilkan laba sebagai
57
Fajar Nussahid, op.cit., hal.5
58
Jones Great R, op.cit., hal. 151
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
fondasi untuk dapat mempertahankan eksistensinya dan berkembang. Tanggung jawab ekonomis ini merupakan hasrat paling natural dan primitif dari perusahaan
sebagai organisasi bisnis untuk mendapatkan keuntungan. Namun demikian dalam mencapai tujuan mencapai laba sebuah perusahaan juga bertanggungjawab secara
hukum dengan mentaati ketentuan hukum yang berlaku.
59
Upaya melanggar hukum demi memperoleh laba harus ditentang sehingga perusahaan tidak menggunakan atau menghalalkan segala cara. Perusahaan juga
harus bertanggungjawab secara etis. Ini berarti sebuah perusahaan berkewajiban mempraktekkan hal-hal yang baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai etis. Oleh
karena itu, nilai-nilai dan norma-norma masyarakat, harus menjadi rujukan bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya sehari-hari. Lebih dari itu,
perusahaan juga mempunyai tanggung jawab philantropis yang mensyaratkan agar perusahaan memberikan kontribusi kepada masyarakat, agar kualitas hidup
masyarakat meningkat sejalan dengan operasi bisnis sebuah perusahaan.
60
Steiner mengemukakan tiga alasan penting mengapa kalangan bisnis perlu merespon dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi
usahanya. Yang pertama, perusahaan adalah ”makhluk” masyarakat dan oleh karenanya harus merespon permintaan masyarakat. Ketika harapan masyarakat
terhadap fungsi perusahaan berubah, maka perusahaan juga harus melakukan aksi yang sama. Perusahaan menyadari bahwa mereka beroperasi dalam suatu tatanan
59
Fajar Nursahid, loc.cit., hal 7
60
Ibid.
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
ekonomi, politik budaya dan teknologi yang ”memaksa”. Secara instingtif, perusahaan akan melakukan aksi konformitas terhadap terjadinya perubahan-
perubahan atas ekspektasi masyarakat tersebut. Kedua, kepentingan bisnis dalam jangka panjang ditopang oleh semangat
tanggung jawab sosial itu sendiri. Hal ini disebabkan karena bisnis dan masyarakat memiliki hubungan yang bersifat simbiotik. Dalam jangka panjang, kelangsungan
hidup perusahaan tergantung pada upayanya untuk bertanggung jawab terhadap masyarakat sebagai bagian dari aktivitas bisnisnya. Sebaliknya, kesejahteraan
masyarakat tergantung pula terhadap keuntungan yang dihasilkan dan tanggung jawab bisnis perusahaan.
Ketiga, kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk mengurangi atau menghindari kritik masyarakat, dan pada akhirnya akan sampai
kepada upaya mempengaruhi peraturan pemerintah. Jika sebuah perusahaan menghindari peraturan pemerintah dengan cara merespon suatu tuntutan sosial social
demands, sama halnya diyakini bahwa adanya peraturan-peraturan pemerintah secara umum membuat biaya-biaya lebih mahal dan menekan fleksibilitas perusahaan dalam
beroperasi.
61
CSR adalah bagian dari corporate ethics. Di dalam konsep corporate ethics salah satu aspek yang penting adalah menegakkan etika bisnis di lingkungan bisnis
business environment. Pengembangan etika bisnis dengan lingkungan tersebut
61
Ibid
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
sangat penting dalam kerangka menegakkan kelangsungan bisnis itu sendiri.
62
Sebab tidak mungkin sebuah korporasi tidak berinteraksi dalam jangka panjang, dengan
lingkungan usahanya.
B. Hubungan CSR dan Good Corporate Governance
Bagi banyak pelaku dunia usaha negara berkembang, seperti Indonesia, konsep good corporate governance merupakan sesuatu yang baru. Konsep good corporate
governance muncul di era kini, yang sebelumnya mungkin belum pernah di dengar
istilah tersebut. Hal ini tentunya disebabkan oleh dominasi investor institusional, maka terjadi pergeseran pengendalian perusahaan publik dari pemilik menuju ke
tangan profesional fund manajer.
63
Dari sudut pandang isu global berarti bahwa masalah good corporate governance sudah menjadi suatu kebutuhan jika suatu
negara atau perushaan ingin masuk dalam bisnis internasional. Seorang investor akan mau membeli saham dengan harga tinggi, dengan salah satu indikatornya yaitu
apakah perusahaan menerapkan prinsip good corporate governance secara baik atau tidak. Dengan demikian prinsip ini sekarang menjadi sesuatu yang sangat
penting bagi keberhasilan pengelolaan perusahaan.
64
Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI mendefiniskan Corporate Governance sebagai berikut:
62
AB Susanto, Mengembangkan Corporate Social Responsibility di Indonesia, Jurnal Reformasi Ekonomi Vo.4, No.1 Januari Desember 2003, hal. 9
63
Emmy Yuhassanie, Conflict of Interst dalam Praktik Perusahaan dan Profesional, Jakarta : Pelika 18, 2002 hal.11
64
Nindyo Pramono, Dalam Makalah Independesi Direksi dan Komisaris dalam Rangka Meningkatkan Penerapan Good Corporate Governance, Jakarta, Januari 2003 hal.12
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang, pengurus pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para
pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang
mengendalikan perusahaan. Tujuan Corporate Governance ialah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan
stakeholders.
65
Istilah corporate governance itu sendiri untuk pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committe di tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut. Dalam
laporan mereka yang dikenal sebagai Cadbury Report. Laporan ini dipandang sebagai titik balik turning point yang sangat menentukan bagi praktek corporate
governance diseluruh dunia. Cadbury Report mendefinisikan corporate governance adalah “ Suatu sistem
yang berfungsi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi”. Definisi lain dari Cadbury Report memandang corporate governance sebagai manajer,
kreditor, pemerintah, karyawan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya baik internal maupun ekternal sehubungan dengan hak-hak dan tanggung jawab
mereka.”
66
Di dalam literatur akademis, corporate governance bisanya dipahami sebagai
sesuatu yang berhubungan dengan, “ masalah-masalah yang muncul dari pemisahan antara kepemilikan dan kontrol”.
67
F. Antonius Alijoyo mendefiniskan corporate governance adalah sebagai seperangkat aturan dan prinsip antara lain fairness, transparency, accountability dan
responsibility yang mengatur hubugan antara pemegang saham, manajemen perusahaan direksi dan komisaris, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta
65
FCGI, Corporate Governance, Jakarta, FCGI Jilid I Edisi ke3, 2001 hal.3
66
Ibid. hal. 27
67
John D. Sullivan, Corporate Governance : Transparansi antara Pemerintahan dan Bisnis, Jurnal Reformasi Ekonomi, Vol.1. No.2 Oktober- Desember 2000, hal. 5
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
stakeholder lainnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban masing-masing pihak. Tujuannya adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi seluruh stakeholder dalam
perusahaan.
68
Dari definisi-definisi di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa perusahaan- perusahaan semakin banyak bergantung pada modal eksternal modal ekuiti serta
pinjaman untuk pembiayaan kegiatan-kegiatan mereka, dengan melakukan investasi dan menciptakan pertumbuhan. Untuk itu perlu memastikan kepada pihak
penyandang dana ekstern bahwa manajemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan perusahaan. Sebab sistem corporate governance yang baik memberikan
perlindungan efektif kepada pemegang saham dan pihak kreditur sehingga mereka yakin akan memperoleh kembali investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi.
Dalam Persfektif yang luas, corporate governance didefinisikan dalam pengertian sejauh mana perusahaan telah dijalankan dengan cara yang terbuka dan jujur demi
untuk mempertebal kepercayaan masyarakat luas terhadap mekanisme pasar, yang akhirnya meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat luas.
69
Penerapan good corporate governance di perusahaan publik bank maupun BUMN diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat. Karena
penerapan good corporate juga dimaksudkan untuk mengantisipasi persaingan yang ketat di era pasar bebas. Salah satu hal penting yang tidak boleh dilupakan dalam
68
F. Antonius, Rasio Kenangan dan Praktek Corporate Governance, http:www.fegi.or.id, diakses tanggal 14 Juli 2008
69
Wahjudi Prakarsa Corporate Governance Suatu Keniscayaan, Jurnal Reformasi Ekonomi, Vol.1. No.2 Oktober- Desember 2000, hal. 20
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
penerapan good corporate governance adalah tanggung jawab sosial perusahaan dan etika bisnis. Sebab bisnis tidak dapat berjalan dengan baik bila dijalankan dengan
cara-cara yang curang dan penipuan baik dilingkungan internal sendiri maupun eksternal perusahaan. Dalam lingkungan Internal perlu diperhatikan hubungan antara
berbagai jenjang kedudukan yang ada, kultur perusahaan, peraturan dan sistem diperusahaan, serta budaya keterbukaan informasi, sedangkan lingkungan eksternal
merupakan hubungan perusahaan dengan stakeholders serta masyarakat.
70
Setiap perusahaan harus bertanggung jawab atas kegiatan bisnisnya yang dapat berpengaruh terhadap pihak-pihak tertentu masyarakat pada umumnya, serta
lingkungan di sekitar perusahaan beroperasi. Secara negatif ini berarti suatu perusahaan harus menjalankan kegiatan bisnisnya sedemikian rupa sehingga tidak
sampai merugikan pihak-pihak tertentu dalam masyarakat. Sedangkan secara positif, berarti suatu perusahaan harus menjalankan kegiatan bisnisnya sedemikian rupa
sehingga pada akhirnya akan dapat ikut menciptakan suatu masyarakat yang baik dan sejahtera.
71
Prinsip GCG yang dapat dijadikan pedoman bagi para pelaku bisnis perusahaan, adalah sebagai berikut transparency, accountability, responsibility,
indepandency, dan fairness yang dijabarkan sebagai berikut:
72
Transparency, secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan. Dalam mewujudkan prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang
70
Ibid.
71
Sonny Keraf, op. cit., hal.122
72
Andi Firman, op.cit.,
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
cukup, akurat, tepat waktu, tentang penambangan apa saja yang di eksplorasi kepada segenap stakeholders-nya.
Accountability, adalah adanya kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban elemen perusahaan. Apabila prinsip ini diterapkan secara
efektif, maka akan ada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban, dan wewenang serta tanggungjawab antara pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi.
Responsibility, pertanggungjawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku, di antaranya termasuk masalah pajak, hubungan
industrial, kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat dan sebagainya.
Dengan menerapkan prinsip ini, diharapkan akan menyadarkan perusahaan bahwa dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan juga mempunyai peran untuk
bertanggungjawab selain kepada shareholder juga kepada stakeholders. Indepandency, intinya prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara
profesional tanpa adanya benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada.
Fairness, menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak shareholder dan stakeholders sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Diharapkan pula, fairness dapat menjadi faktor pendorong yang dapat memonitor dan memberikan jaminan perlakuan di antara beragam kepentingan dalam perusahaan.
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa penerapan CSR merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep GCG Sebagai
entitas bisnis yang bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungannya. C. Landasan Hukum
Bisnis mengandung tiga aspek pokok yaitu, aspek eknomi, hukum dan moral. Tolok ukur untuk keberhasilan pemenuhan aspek tersebut yaitu secara ekonomis,
bisnis adalah baik kalau menghasilkan laba yang dapat dilihat dalam laporan tahunan, yang disusun menurut kontrol finansial dan akuntansi yang baku. Untuk sudut
pandang hukum pun, tolok ukurnya cukup jelas yaitu bisnis adalah baik jika diperbolehkan oleh sistem hukum. Lebih sulit untuk menentukan baik atau tidaknya
bisnis dari sudut pandang moral, karena tolak ukur untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan atau tingkah laku adalah hati nurani, kaidah emas dan penilaian
masyarakat umum.
73
Tanggung jawab sosial perusahaan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan tanggung jawab hukum dalam rangka stakeholder management. Hal ini
bukan berarti bahwa bisnis menyelesaikan masalah sosial yang menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi sebagai warga masyarakat, bisnis mempunyai factor
built in dalam bisnis untuk kelanggengan. Pengamalan prilaku etis dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, menjadi penting karena demi kelangsungan hidup
73
K. Bertens, op.cit.,. hal.27-28,
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
bisnis itu sendiri dan demi ketahanan posisi finansialnya atau dalam persfektif jangka panjang.
74
Perusahaan akan terhindar dari konflik dengan masyarakat jika perusahaan juga mau berbagi dengan masyarakat. Artinya, perusahaan juga harus dapat berlaku adil
terhadap masyarakat di sekitar perusahaan. Dalam konteks ekonomi dan bisnis salah satu nilai moral terpenting adalah keadilan. Masyarakat tidak mungkin diatur dengan
baik Well-ordered kalau tidak ditandai keadilan. Jhon Rawls menegaskan bahwa keadilan merupakan keutamaan khas untuk lembaga-lembaga sosial, sama kebenaran
merupakan ciri khas sebuah teori.
75
Bisnis adalah kegiatan ekonomis yang bertujuan untuk meraih keuntungan tetapi keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak tetapi dilakukan dalam interaksi
melalui kepuasan berbagi pihak. Bisnis sebagai komunikasi sosial yang menguntungkan untuk para pihak yang melibatkan kegiatan yang terorganisasi atau
berstruktur. Dipandang dari sudut ekonomis, good business adalah bisnis yang membawa banyak untung.
76
Dalam prinsip etika bisnis, dapat dikatakan bahwa secara maksimum positif perusahaan dituntut untuk aktif mengupayakan kepentingan dan kesejahteraan
masyarakat prinsip berbuat baik, sedangkan secara minimal negatif tidak melakukan tindakan yang merugikan masyarakat prinsip tidak berbuat jahat.
77
74
Soeharto Prawirokusumo, op.cit., hal.82,
75
K.Bertens, op.cit hal.106-108
76
Ibid
77
A.Sony Keraf, op.ci.,t
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
Bila suatu perusahaan dari segi ekonomis mampu, maka perusahaan tersebut wajib menjalankan tanggung jawab sosial yang positif. Suatu perusahaan, sejauh
kemampuan finansialnya memadai, perusahaan wajib memelihara lingkungan sosial dan kesejahteraan sosialnya sebagai wujud keadilan. Tetapi, kalau kondisi
finansialnya tidak memungkinkan, minimal perusahaan itu tidak melakukan kegiatan yang dari segi sosial merugikan.
Di negara yang menganut sistem ekonomi yang sangat bebas sekalipun, selalu disadari bahwa tanggung jawab sosial sedikit banyak berfungsi untuk mencegah
campur tangan dari pemerintah atas bisnis itu. Maksudnya, kalau perusahaan itu telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya, pemerintah tidak perlu terlalu banyak ikut
mencampuri kebijakan perusahaan itu.
78
Weber mengatakan hukum memiliki rasionalitasnya yang subjektif tatkala subtansi hukum itu memang terdiri dari aturan-aturan umum in abstracto yang siap
dideduksikan guna menghukumi berbagai kasus-kasu yang konkret. Sebaliknya, hukum dikatakan tidak memiliki rasionalitasnya yang subtantif tatkala dalam
tatanannya setiap perkara diselesaikan atas dasar kebijaksanaan-kebijaksanaan politik atau etika yang unik, bahkan mungkin juga emosional, tanpa bisa merujuk ke aturan-
aturan umum yang secara obyektif ada.
79
78
Konosuke Matsusitha, Not For Bread Alone, A Bussines Ethos, A Management Ethic Kyoto, PHP Institute : edisi ke-6, 1988 yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dengan
Judul Rtos Bisnis, Etika Manajemen, Jakarta : Mitra Utama, 1989 hal.32
79
Suntandyo Wingjosoebroto, Hukum, Metode dan Dinamika Masalahnya, Jakarta : Elsam Huma, 2002 hal.33
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
Pengaturan hukum mengenai tanggung jawab soial perusahaan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat sebagai rule of the game bagi perusahaan, hanya
sebatas keputusan menteri. Namun berikut ini akan diuraikan pengaturan hukum mengenai tanggung jawab sosial perusahaan dalam pemberdayaan ekonomi
masyarakat dalam kerangka pendekatan sistem yang mengacu pada hierarkhi peraturan perundang-undangan yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil inventarisasi terhadap peraturan perundang-undangan saat ini, yang terkait dengan tanggung jawab sosial perusahaan dalam pemberdayaan
ekonomi masyarakat diantaranya:
1. Undang-undang Dasar 1945
a. Pasal 33 ayat 1 “ Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.”
b. Pasal 33 ayat 2 “Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
c. Pasal 33 ayat 3 “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
d. Pasal 33 ayat 4 amandemen ke-4 “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.”
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
e. Pasal 34 ayat 2 amandemen ke 4 “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu…”
2. Undang-undang
a. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 4297; yang menentukan bahwa: BUMN dapat menyisihkan
sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembina usaha kecilkoperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN, ketentuan lebih lanjut diatur dengan
Keputusan Menteri. Pasal 88 Ayat 1 dan 2. Dengan Demikian BUMN bukan saja mendukung keberadaan usaha kecil dan koperasi tetapi juga harus
mendukung program sosial lainnya. b.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4756; yang
menyatakan bahwa, perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tangung jawab
sosial dan lingkungannya Tanggung jawab sosial dan lingkungan itu merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Perseroan yang tidak melaksanaan kewajiban ini dikenai sanksi.
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab dan lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah. Pasal 74 ayat 1 sd 4.
Dari penjabaran hirarki di atas terhadap tanggung jawab sosial perusahaan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, masih terdapat peraturan-peraturan lain
yang dapat dijadikan dasar pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat yaitu :
3. Keputusan Menteri a.
Keputusan Menteri BUMN No. Kep-236MBU2003 tentang Program Kemitraaan dan Program Bina Lingkungan. Penyelenggaraan Program
Kemitraaan dan Program Bina Lingkungan, diatur sebagai berikut : 1
Sumber dana berasal dari penyisihan laba setelah pajak maksimal 1 . Pasal 8 Ayat 1 dan 2.
2 Besarnya dana ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham RUPS
untuk Persero, dan oleh Menteri BUMN untuk Perum. Pasal 8 Ayat 3. 3
Dana yang telah ditetapkan oleh RUPS atau Menteri disetorkan pada Unit PKBL selambat-lambatnya sebulan setelah penetapan. Pasal 8 Ayat 5.
4 Dana Program Kemitraan diberikan dalam bentuk, pinjaman untuk membiayai
modal kerja, dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan, pinjaman khusus dan hibah. Pasal 10 Ayat 1 dan 2
5 Pembukuan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk tujuan yang
memberikan kemanfaatan kepada masyarakat di wilayah usaha BUMN dalam
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
bentuk bantuan korban bencana alam, pendidikanpelatihan, peningkatan kesehatan, pengembangan prasarana dan sarana umum, dan sarana ibadah.
Pasal 10 Ayat 3. 6
Tata cara pemberian pinjaman dana Program Kemitraan, evaluasi, dan besarnya bunga pinjaman dana Program Kemitraan. Bab IV Pasal 11 Ayat
1 dan 2. 7
Pelaksanaan program Bina Lingkungan dilakukan secara langsung oleh BUMN yang bersangkutan. Bab IV Pasal 12 poin b.
8 Beban operasional Program Kemitraan bersumber dari hasil bunga pinjaman,
bunga deposito dan atau jasa giro dana Program Kemitraan. Besarnya beban operasional maksimal 70 dari hasil bunga pinjaman, bunga deposito dan
atau jasa giro dana Program Kemitraan. Tahun berjalan. Apabila dana beban operasional tidak mencukupi maka dibebankan oleh anggaran biaya BUMN
Pembina. Bab V Pasal 13 Ayat 1 sd 5 9
Beban operasional program dibiayai dana Program Bina Lingkungan, besarnya maksimal 3 dari dana yang disalurkan pada tahun yang
bersangkutan Bab V Pasal 14. 10
Beban operasional Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran RKA PKBL Pasal 15.
RKA tersebut terpisah RKA Perusahaan RKAP BUMN. Bab VI Pasal 17 Ayat 2.
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
11 Pengelola Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan melaporkan
pelaksanaan program setiap triwulan dan laporan tahunan Bab VII Pasal 19 Ayat 2. Laporan tersebut terpisah dari laporan berkalah dan laporan tahunan
BUMN yang bersangkutan Bab VII Pasal 19 Ayat 3. b. Surat Edaran Menteri BUMN Nomor: SE-433MBU2003, Tentang Petunjuk
Pelaksana Keputusan Menteri BUMN No. Kep-236MBU2003, masing-masing BUMN membentuk unit tersendiri yang khusus untuk melaksanakan Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan Unit PKBL. Unit ini menjadi bagian tak terpisahkan dari organisasi perusahaan secara keseluruhan, sekurang-kurangnya
memenuhi fungsi pembinaan, fungsi administrasi dan keuangan. Unit PKBL bertangung jawab secara langsung kepada salah satu anggota Direksi yang
ditetapkan oleh rapat Direksi. c. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara RI Nomor: 117MBU2002,
Keputusan ini mewajibkan seluruh BUMN untuk menerapkan praktek-praktek GCG sebagai landasan operasional BUMN.
Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara RI Nomor: 117M-MBU2002, tanggal 31 Juli 2002. PTPN IV telah mengeluarkan kebijakan
internal dalam bentuk Surat Keputusan Direksi PTPN IV Persero Nomor: 04.DirutKpts01I2006, tentang Kebijakan Penerapan Prinsip-prinsip Good
Corporate Governance-GCG bagi pelaku bisnis PT.Perkebunan Nusantara IV. Keputusan Direksi dikeluarkan dalam rangka pengelolaan PT.Perkebunan
Nusantara IV Persero yang sehat dan bertanggungjawab.
Karenanya perlu
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
dikembangkan suatu mekanisme baku yang dapat digunakan sebagai panduan untuk mewujudkan harapan-harapan stakeholders pemegang kepentingan.
Tujuan dari Keputusan Direksi PTPN IV ini sama seperti tujuan penerapan GCG berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor:
117MBU2002. Tujuan penerapan GCG ini diuraikan sebagai berikut :
1. Memaksimalkan
nilai perusahaan
dengan cara
meningkatkan prinsip
transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan keadilan agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat baik secara nasional maupun internasional.
2. Mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, transparansi dan
efisiensi serta
memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian
pengelola perusahaan. 3.
Mendorong agar pengelola perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial perusahaan terhadap stakeholders maupun kelestarian
lingkungan disekitar perusahaan. 4.
Meningkatkan Kontribusi Perusahaan dalam perekonomian nasional. 5.
Meningkatkan iklim investasi nasional. Berdasarkan uraian prinsip-prinsip GCG diatas yang terkait dengan CSR
berada pada prinsip ketiga, yaitu pengelolaan perusahaan berdasarkan pada pembuatan keputusan dan melaksanakan tindakan berdasarkan nilai moral, kepatuhan
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
terhadap perundang-undangan, adanya kesadaran tangung jawab sosial, maupun kelestarian lingkungan di sekitar perusahaan terhadap stakeholders.
Selanjutnya dalam Keputusan Direksi PTPN IV Nomor: 04.DirutKpts01 I2006, Bab V tentang Pengelolahan Hubungan dengan Stakeholders lainnya dalam
poin 3 tiga disebutkan, Perusahaan memberikan masukan dalam membangun regulasi, terutama mengenai tanggung jawab perusahaan kepada pemerintah dan
masyarakat dan sinkronisasi ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah pusat dengan
yang ditetapkan
pemerintah daerah
seperti pengaturan
pelaksanaan program KBL dan Community Development. Dengan demikian kesadaran untuk melaksanakan CSR oleh PTPN IV telah jelas
landasan hukumnya yaitu dalam bentuk Undang-undang, Keputusan Menteri BUMN dan Keputusan Direksi PTPN IV.
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
BAB III IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY CSR
TERHADAP MASYARAKAT LINGKUNGAN PTPN IV STUDI PADA UNIT KEBUN DOLOK ILIR
A. Gambaran Umum PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir
Kebun Dolok ilir dibuka oleh Maskapai Belanda yang diberi nama Hendle Vereninging Amsterdam HVA pada Tahun 1915 dengan ditanami komoditi Serat
Nenas agape sisalana dan Serat Pisang manila henep. Semasa pengembalian Irian Barat ke Indonesia tahun 1958 Kebun Dolok Ilir di Nasionalisasikan oleh
pemerintah Indonesia dan mulai dikelola bangsa Indonesia. Tabel.1 : Perkembangan Pengelola PTPN IV sejak 1915 sd 2008
No. Tahun Pengelola
1 Tahun 1915 sd 1957
HVA 2
Tahun 1958 sd 1961 PPN- Baru
3 Tahun 1961 sd 1964
PPN- Sumut III 4
Tahun 1965 sd 1968 PPN -Serat
5 Tahun 1968 sd 1985
PNP-VII 6
Tahun 1985 sd 1996 PTP-VII
7 Tahun 1996 sd sekarang
PTP. Nusantara IV Persero
Sumber : PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir Kabupaten Simalungun
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
51
Sejak tahun 1958 tanaman serat dialihkan menjadi tanaman kelapa sawit. Konversi ini dilakukan secara bertahap dan selesai tahun 1974. Secara Geografis
Kebun Dolok Ilir berada : a. Sebelah Timur
Kebun Laras dan Kebun Bandar Betsy b. Sebelah Barat
Dolok Merawan c. Sebelah Selatan
Sinaksak- Pematang Siantar d. Sebelah Utara
Kebun Sibulan, Pabatu Laut Tador Kebun Dolok Ilir berada di Kabupaten Simalungun Kecamatan Dolok Batu
Nanggar dan Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan Dolok Merawan dengan luas konsesi 7.348,80 Ha.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Kebun Dolok Ilir adalah Struktur Garis dan Staf yang dipimpin oleh seorang Manajer Unit. Namun yang berkaitan secara langsung dengan
CSR program kemitraan dan bina lingkungan adalah sebagai berikut : 1. Manajer Unit :
a. menyusun dan melaksanakan policy umum sesuai dengan pedoman dan intruksi kerja dari direksi.
b. mengkordinir penyusunan anggaran belanja tahunan, c. memimpin rapat kerja ssisten kebun yang dilaksanakan secara periodik,
d. bertanggung jawab kepada kepala manajer grup dan direksi, e. mengatur hubungan bidang kemasyarakatan
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
2. Asisten SDM dan Umum a. Administrasi pekerjapenduduk di lingkungan kebun
b. Administrasi penerimaan karyawan baru dan pemberhentian karyawan c. Perumahan karyawan emplasmen
d. Mengelola pendidikan sekolah taman kanak-kanak, sekolah madrasah dan pramuka dolok ilir dengan Gudep 015-016
e. Mengawasi kegiatan pos yandu KB, penimbangan balita. f. Melayani kegiatan masyarakat umat beragama dan olah raga
g. Membuat laporan peristiwa masalah umum LPMU bulanan dan triwulan ke kantor Direksi PTPN-IV di Medan.
h. Mengajukan usulan jatah pakaian karyawan dan mengusulkan karyawan yang berdinas 25, 30 dan 35 tahun untuk menerima penghargaanJubilaris.
i. Surat menyurat kepada Intansi Pemerintah sipil, TNIPolri dan melayani pihak-pihak yang berurusan dengan perusahaan.
j. Mengelola administrasi jamsostek k. Mengelola administrasi dapenbun
l. Urusan sosial dan lain-lain m. Mengawasi agraria tingkat kebun.
n. Bertangung jawab langsung kepada manajer unit
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
Kepala Dinas Tanaman
Rayon Selatan
Ass. Tanaman Afd. I
Ass. Tanaman Afd. II
Kepala Dinas Pengelolaan
Ass. pengelolaan
Ass. pengelolaan
Kepala Dinas Teknik
Ass. pengelolaan
Kepala Dinas Tata Usaha
Ass. Tata Usaha
Ass. Teknik Pabrik
Ass. BKL Listrik PLTA
Ass. BKL Motor
Ass. Teknik SipilBangunan
Ass. Tanaman Afd. VIII
Ass. Tanaman Afd. VII
Ass. Tanaman Afd. VI
Ass. Tanaman Afd. V
Kepala Dinas Tanaman
Rayon Utara
Ass. Tanaman Afd. IV
Ass. Tanaman Afd. III
Ass. Transport
MANAGER UNIT
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Kebun Dolok Ilir
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
C. Upaya PTPN IV Kebun Dolok Ilir Dalam Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat
Kebun Dolok Ilir merupakan bagian dari PTPN IV, Kebun Dolok Ilir berlokasi di daerah kabupaten Simalungun. Perusahan ini perlu memikirkan rakyat
setempat atau rakyat sekitar di wilayah perkebunan berada. Hal ini penting untuk menciptakan keserasian, keharmonisan, dan keseimbangan. Untuk itu perlu juga
dilakukan sebuah upaya untuk ikut memberdayakan dan sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat. Salah satunya adalah dengan memberikan bantuan-bantuan
yang diberikan kepada masyarakat di sekitar daerah operasi perkebunan, tentunya dalam hal ini disesuaikan dengan kebutuan masyarakat tersebut misalnya saja
memberikan bantuan kandang ternak.
80
Untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di dasari oleh peraturan-peraturan hukum sebagai landasan
kebijakan perusahaan untuk menerapkan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL.
Menurut studi yang dilakukan Burg’s, setidaknya ada dua unsur kualitas dari hukum yang harus dipenuhi supaya sistem ekonomi berfungsi yaitu :
Pertama, stabilitas stability, hukum berpotensi untuk menjaga keseimbangan dan mengakomodasi kepentingan-kepentingan yang saling bersaing.
80
Wawancara dengan Informan , Ir.H. Muchlis Nasution , Manager Unit Kebun Dolok Ilir tanggal 14 Mei 2008
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
Kedua, meramalkan predictability, yaitu berfungsi untuk meramalkan akibat dari suatu langkah-langkah yang diambil khususnya bagi negeri yang sebagian besar
rakyatnya untuk pertama kali memasuki hubungan-hubungan ekonomi melampaui lingkungan sosial dan tradisional.
81
Pemerintah telah mewajibkan perusahaan untuk memainkan peran sebagai agent of development atau penggerak pembangunan masyarakat yang berada di
wilayahnya. Oleh karena itu dalam usaha perkebuan PTPN IV Kebun Dolok Ilir mengemban misi ganda yaitu mendapat keuntungan finansial agar perusahaan eksis,
dan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
82
Dengan posisi perusahaan sebagai agent of development, maka diharapkan dapat menampung dua sisi kepentingan masyarakat setempat. Perhatian perusahaan
atas kepentingan masyarakat setempat dituntut tinggi, karena masyarakat tersebut memiliki daya yang kuat untuk mempengaruhi kelangsungan perusahaan perkebunan.
Dengan kehadiran perusahaan secara baik di tengah masyarakat, maka perusahaan akan menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri dapat tercipta keharmonisan,
sehingga company risk menjadi kecil. Hukum merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang
harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dari segi norma, hukum bahkan lebih jelas dan pasti daripada etika, karena peraturan hukum dituliskan hitam diatas putih
81
Bismar Nasution, Mengkaji Ulang Hukum Sebagai Landasan Pembangunan Ekonomi, disampaikan pada Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap Dalam Ilmu Hukum Ekonomi Pada Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan 17 April 2004.
82
Wawancara dengan Ir.H. Muchlis Nasution , Manager Unit Kebun Dolok Ilir tanggal 14 Mei 2008
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
dan ada sanksi tertentu, bila terjadi pelanggaran. Bisnis yang baik adalah bisnis yang patuh pada hukum.
83
Seperangkat peraturan sangat penting adalah guna memberikan kepastian hukum bagi PTPN IV, Kebun Dolok Ilir dalam menerapkan tanggung jawab sosial
perusahaan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat yang terkonsep dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL.
Pengaturan tersebut dilatarbelakangi untuk mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan serta terciptanya pemerataan pembangunan melalui
perluasan kerja, kesempatan berusaha, dan pemberdayaan masyarakat. Sehingga partisipasi perusahaan perlu ditingkatkan untuk memberdayakan dan
mengembangkan kondisi ekonomi, kondisi sosial masyarakat dan lingkungan sekitarnya, melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL.
84
PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir sebagai Badan Usaha Milik Negara wajib melaksanakan program PKBL dengan berpedoman pada petunjuk pelaksanaan
Juklak.
85
PKBL yang dimaksud yaitu Program Kemitraan BUMN Dengan Usaha Kecil yang selanjutnya disebut Program Kemitraan adalah program untuk
meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
86
83
K. Bartens, op.cit, hal 23
84
Lihat dasar menimbang dari Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-236 MBU2003 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan
Program Bina Lingkungan.
85
Lihat Pasal 2 ayat 1, Menteri BUMN No. Kep -236MBU2003
86
Lihat Pasal 1 angka 3, SK Menteri BUMN No. Kep-236MBU2003
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
Kewajiban perusahaan untuk peduli dengan lingkungan sekitar merupakan kewajiban moral dari suatu perusahaan
87
Adalah tidak adil, bila suatu perusahaan yang melakukan kegiatan usaha, namun tidak memberikan kontribusi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar perusahaan itu berada. Dalam perspektif ini tentunya sesuai dengan landasan bagi Badan Usaha Milik Negara :
a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi
dalam perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi; b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting dalam
penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat;
c. bahwa pelaksanaan peran Badan Usaha Milik Negara dalam perekonomian nasional untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat belum optimal;
88
Demokrasi ekonomi yang dipaparkan Moh. Hatta yang bersumber pada nilai Pancasila dan penjabaran Pasal 33 UUD 1945, harus dapat diverifikasi ke dalam
peraturan-peraturan organik guna tercapai tujuan kemakmuran dan keadilan. Lebih lanjut menurut Pasal 34 ayat 2 UUD 1945, pemberdayaan masyarakat lemah
dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan dan Pasal 27 ayat 2,
89
87
K. Bartens, op.cit
88
Baca Pertimbangan, Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, hurup a,b,dan c
89
Lihat Pasal 27 UUD 1945, beserta penjelasannya,
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
Sehingga perlu adanya jaminan bagi setiap masyarakat untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
90
Tidak semua hal yang pantas dilakukan atau tidak pantas dilakukan hanya diatur menurut hukum. Di samping hukum, dibutuhkan etika juga. Dibutuhkan norma
moral yang menetapkan apa yang etis atau tidak etis untuk dilakukan. Bahkan harus digaris bawahi, pada taraf normatif etika mendahului hukum.
91
Sehingga kepedulian PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir dengan masyarakat disekitar perkebunan harus
menjadi budaya perusahaan. Bagi PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir yang merupakan Persero wajib
melaksanakan PKBL yang ditetapkan berdasarkan Keputusan RUPS.
92
Pelaksanaan PKBL merupakan salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan BUMN.
93
Penilaian ini tentu juga akan mempengaruhi kepercayaan pasar kepada perusahaan sebagai sanksi pengingkaran atau tidak melaksanakan PKBL dengan baik.
Dalam laporan pelaksanaan PKBL tujuan PTPN IV unit Kebun Dolok Ilir dalam program ini adalah untuk mendorong kegairahan dan kegiatan masyarakat
terutama yang berada di sekitar perusahaan. Selain itu PKBL juga bertujuan untuk memperluas lapangan dan kesempatan berusaha sehingga melalui kegiatan usaha
kecil dan koperasi yang berkembang di masyarakat akan dapat meningkatkan taraf
90
C.F.G Sunaryati Hartono, Hukum Ekonomi Pembangunan Indonesia, Bandung : Binacipta, 1988, hal 40 – 43.
91
K. Bartens, Etika dan Etiket. Pentingnya Sebuah Perbedaan, Yogyakarta : Kanisius, 1989 hal 266.
92
Lihat, Pasal 2 ayat 2 SK Menteri BUMN No. Kep-236MBU2003.
93
Lihat Pasal 27 ayat 1 dan 2 Kepmen No. 236 tahun 2003 dan lihat juga Kepmen BUMN No. 100 tahun 2002 tentang Penilaian Kesehatan Badan Usaha Milik Negara.
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
hidup serta membantu pengentasan kemiskinan. Unit kebun Dolok Ilir adalah merupakan grup unit usaha dari PTPN IV, untuk itu dalam pelaksanaan PKBL nya
secara struktural dibawah naungan Asisten SDM dan Umum yang bertanggung jawab kepada manajer umum, dan berkoordinasi dengan Unit PKBL kantor pusat
PTPN IV.
94
Untuk mendukung pengaturan tanggung jawab sosial perusahaan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir sebagai Badan
Usaha Milik Negara diwajibkan untuk menerapkan Good Corporate Governance secara baik, konsisten dan atau menjadikannya sebagai landasan operasionalnya.
95
Berkaitan dengan Prinsip Good Corporate Governance dalam penerapan tanggung jawab sosial perusahaan, terdapat dalam Responsibilitas responsibility
berupa tanggung jawab untuk mematuhi hukum dan perundang-undangan yang berlaku termasuk juga hal-hal yang terkait dengan pemenuhan kewajiban sosial
perusahaan sebagai bagian dari masyarakat antara lain melalui pelaksanaan community development, pengalokasian Dana PKBL.
96
Selanjutnya prinsip yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terdapat dalam independency, bahwa perusahaan harus melaksanakan prinsip
94
Wawancara dengan Ir.H. Muchlis Nasution, Manager Unit Kebun Dolok Ilir tanggal 14 Mei 2008
95
Wawancara dengan Efendi Pohan, SE, Asist. SDM dan Umum Unit Kebun Dolok Ilir, tanggal, 19 Mei 2008
96
Bambang Soembodo, “Menerapkan Etika Korporasi”, Buletin Ekonomi, edisi April 2000, hal 13.
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
kemandirian, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dengan berbagai pihak termasuk masyarakat sekitar.
97
Perusahaan dalam hal ini harus dapat mencari keseimbangan antara dua hal yang tampaknya “berlawanan” yaitu tanggung jawab sebagai agen ekonomi dan
tanggung jawab etik. Untuk itu landasan moral yang harus menjadi budaya perusahaan dalam menerapkan tanggung jawab sosial adalah sebagai berikut:
98
: 1.
Tanggung jawab korporasi tidak hanya sekedar kepada pemegang saham tetapi juga kepada Stakeholder,
2. Dampak ekonomi dan sosial korporasi adalah untuk memberdayakan masyarakat
dan menciptakan inovasi, 3.
Amanat trust, 4.
Kepatuhan atas hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, 5.
Penghindaran benturan kepentingan, 6.
Penghargaan terhadap lingkungan, 7.
Penghindaran dari kegiatan yang bertentangan dengan hukum.
D. Implementasi Corporate Social Responsibility Pada PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir
Corporate Social Responsibility dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan tuntutan publik dan hukum, karena bisnis saat ini harus memberlakukan
97
Pasal 3 SK Menteri BUMN Nomor Kep-117M-MBU2002
98
Ibid
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
“being ethical dan social responsibility”.
99
Dengan berlaku etis dan mempunyai tanggung jawab sosial, bisnis akan langgeng sehingga akan terjadi hubungan jangka
panjang dalam interaksi yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat. .
100
Corporate Social Responsibility merupakan konsep yang sangat luas, yang berhubungan dengan kewajiban perusahaan atau organisasi dalam memaksimalkan
Impact positif terhadap masyarakatnya.
101
Dalam hal ini Corporate Social Responsibility dibedakan dalam dua jalur yang berbeda yaitu :
1. Jalur relasi primer, misalnya memenuhi kontrak yang sudah dilakukan dengan
perusahaan lain, memenuhi janji, membayar utang, memberi pelayanan kepada konsumen dan pelanggan secara memuaskan, bertanggung jawab
dalam maenawarkan barang dan jasa kepada masyarakat dengan mutu yang baik, memperhatikan karyawan dan keluarganya dan pendidikan karyawan,
dan sebagainya.
2. Terhadap relasi sekunder, bertanggung jawab atas operasi dan dampak bisnis
terhadap masyarakat pada umumnya, atas masalah-masalah sosial seperti lapangan kerja, mebantu program pengentasan kemiskinan dan sebagainya.
102
Berdasarkan isi tanggung jawab sosial itu, maka tanggung jawab sosial perusahaan atau bisnis adalah keterlibatan perusahaan dalam mengusahakan
kebaikan dan kesejahteraan sosial masyarakat. Dengan demikian tanggung jawab sosial perusahaan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat berada pada point dua
yaitu tanggung jawab sosial perusahaan terhadap relasi sekunder.
99
Bill Gates, “Belajar hal-hal Baru. Philantropi, httpwww.kompas.com diakses tanggal, 18 Januari 2008
100
Soeharto Prawirokusumo, Prilaku Bisnis Modern Tinjauan Pada Etika Bianis-Tanggung Jawab Sosial Jurnal Hukum Bisnis, Volume 22-No.4-Tahun 2003 hal.83
101
Ibid., hal.84
102
A.Sony Keraf, Etika Bisnis, Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur, Yokyakarta : Kanisius, 1991, hal.98
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
Masalah tanggung jawab sosial perusahaan dapat menjadi lebih jelas, jika dibedakan dari tanggung jawab lain. Bisnis selalu memiliki dua tanggung jawab yaitu
tanggung jawab ekonomis dan tanggung jawab sosial. Terhadap dua tanggung jawab yaitu tanggung jawab ekonomis dan tanggung jawab sosial. Tetapi langsung perlu
dicatat bahwa hal ini hanya berlaku untuk sektor swasta. Dalam perusahaan Negara atau BUMN dua macam tanggung jawab ini tidak dapat dipisahkan karena
pertimbangan kepentingan umum demikian juga halnya di PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir.
Tanggung jawab sosial perusahaan terdiri atas empat dimensi tanggung jawab yaitu, ekonomi, hukum, etika dan philanthropis. Dari persfektif ekonomi, semua
perusahaan harus bertanggung jawab kepada shareholder, karyawan dan masyarakat sekelilingnya dalam hal pendapatan karyawan dan tersedianya pekerjaan. Tanggung
jawab hukum adalah perusahaan harus tunduk dan menatuhi peraturan yang berlaku. Kedua tanggung jawab disebutkan di atas merupakan tanggung jawab etika dan
kegiatan philantrophis.
103
Tanggung jawab etika merupakan perbuatan yang diterima publik, peraturan pemerintah, Competitor, kelompok-kelompok masyarakat, maupun oleh perusahaan
itu sendiri. Etika bisnis mempunyai pengaruh yang lebih luas daripada peraturan formal. Melanggar etika merupakan masalah yang akan menghancurkan
”kepercayaan”. Perusahaan yang melakukan empat tingkat piramida tanggung jawab sosial akan tenang dalam berbisnis melalui komitmen karyawan, pelanggan loyal,
103
K. Bertens, op.cit., hal. 289-295
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
profit yang memadai, dan didukung oleh masyarakat dan negaranya, serta mempunyai budaya perusahaan.
104
1. Program Kemitraan
Dimensi publik BUMN mengsyaratkan bukan hanya pemilikan dan pengawasannya oleh publik, tetapi juga menggambarkan konsep mengenai ”public
purpose” bertujuan publik, masyarakat sebagai sasaran dan ”public interest” berorientasi kepada kepentingan masyarakat.
105
Dalam komunitas masyarakat, dimanapun berada tentu saja memiliki potensi sumber daya dari lingkungan alam atau dari sumber daya manusia yang dimilikinya.
Dengan potensi inilah kemudian, sebuah komunitas masyarakat yang mandiri baik sosial maupun ekonomi.
Potensi yang ada dalam masyarakat tentunya akan mencapai titik maksimal, jika potensi tersebut diberdayakan. Jika potensi yang ada tidak diberdayakan, sebesar
apapun potensi yang dimiliki, tidak mungkin akan bisa berkembang dengan sendirinya. Pemberdayaan potensi sebuah komunitas masyarakat membutuhkan
adanya inisiatif dan motivasi yang besar dari masyarakat itu sendiri. Selanjutnya tentunya dibutuhkan keberadaan sebuah perusahaan yang
memiliki komitmen untuk pemberdayaan potensi masyarakat dengan bekerja sama dengan pemerintah setempat. Kerjasama ketiga komponen inilah yang akan
mendukung pemberdayaan potensi masyarakat di sekitar perusahaan beroperasi.
104
Ibid. hal.46
105
Fajar Nursahid, loc. Cit., hal.8
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
Perusahaan mempunyai
komitmen dan berupaya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dimana perusahaan menjalankan operasinya. Agar senantiasa perusahaan dapat tumbuh dan berkembang bersama masyarakat, maka
perusahaan dapat mengembangkan perekonomian masyarakat sekitar dan memberikan kesempatan berusaha bagi pegusaha kecil dan koperasi.
106
Kepmen BUMN No. Kep-236MBU2003, adalah sebuah aturan hukum yang menjembatani antara perusahaan dengan masyarakat untuk memberdayakan ekonomi
masyarakat dengan menjalin hubungan kemitraan. Pengembangan Usaha Kecil merupakan tanggung jawab bersama antara
Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, oleh karena itu Unit Kebun Dolok Ilir sebagai Persero dianjurkan melaksanakan Program Kemitraan sebagaimanana
diamanatkan dalam Kepmen BUMN No. Kep-236MBU2003. Pelaksanaan Program Kemitraan bagi perusahaan berpedoman pada RKA-PKBL yang telah disetujui oleh
Komisaris sedangkan pendanaannya berasal dari laba bersih setelah pajak yang ditetapkan RUPS.
107
Program Kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian
laba.
108
Dengan adanya instruksi dari Menteri BUMN, PTPN IV Kebun Dolok Ilir melaksanakan program kemitraan mengikuti aturan hukum yang telah ditetapkan,
106
Wawancara dengan narasumber, Efendi Pohan, SE, Asist. SDM dan Umum Unit Kebun Dolok Ilir, tanggal, 19 Mei 2008
107
Lihat Surat Edaran Menteri BUMN, SE- 433MBU2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan ProgramKemitraan dan Program Bina Lingkungan.
108
Lihat Pasal 1 angka 3, Kepmen BUMN No. 236MBU2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008
sedangkan PTPN IV Kebun Dolok Ilir sendiri tidak membuat peraturan lain dari yang ditetapkan oleh Menteri BUMN.
109
1. 1. Bentuk Program Kemitraan