3. Sumber Dana Implementasi Corporate Social Responbility (CSR) Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN IV (Studi Pada Unit Kebon Dolok Ilir Kabupaten Simalungun)

antara ketersediaan sumber daya alam yang ada dan kemampuan olah sumber daya manusia. 120

1. 3. Sumber Dana

Dana Program kemitraan bersumber dari 121 : a. Penyisihan setelah pajak sebesar 1 satu persen sampai dengan 3 tiga persen; b. Hasil bunga pinjaman, bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program Kemitraan setelah dikurangi beban operasional; c. Pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN lain, jika ada. Besarnya dana Program Kemitraan yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak ditetapkan oleh RUPS bagi PTPN IV sebagai Persero Terbuka. 122 Dalam kondisi tertentu besarnya dana Program Kemitraan dapat ditetapkan lain dengan persetujuan RUPS dan Menteri BUMN. 123 Dana Program Kemitraan yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak disetorkan kepada unit Program Kemitraan selambat-lambatnya 1 satu bulan setelah ditetapkan. 124 Seluruh dana yang telah ditetapkan tersebut dapat segera disalurkan di wilayah kantor cabangperwakilannya di unit satuan usaha perusahaan dengan 120 Wawancara dengan narasumber, Efendi Pohan, SE, Asist. SDM dan Umum Unit Kebun Dolok Ilir, tanggal, 19 Mei 2008 121 Lihat Pasal 8 ayat 1, 3, 5 Kepmen BUMN No. Kep-236MBU2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. 122 Lihat Pasal 8 ayat 3 Kepmen BUMN No. Kep-236MBU?2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. 123 Wawancara dengan Ir.Muchsin Nsution, Manager Unit Kebun Dolok Ilir, tanggal 19 Mei 2008 124 Lihat Pasal 8 ayat 5 Kepmen BUMN No. Kep-236MBU2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008 mempertimbangkan dana yang tersedia dan kondisi wilayahnya. Dalam hal perusahaan tidak memiliki kantor cabangperwakilan, maka perusahaan dapat melimpahkan penyaluran dana Program Kemitraan kepada BUMN Pembina lain dengan persetujuan Menteri. 125 PTPN IV sebagai BUMN Pembina yang telah ditunjuk oleh Menteri dapat melakukan kerjasama dengan BUMN Pembina lainnya dengan persetujuan Menteri. 126 BUMN Pembina dapat melakukan kerjasama walaupun tidak berada dalam wilayah yang sama. Besarnya alokasi dana Program Kemitraan setiap BUMN Pembina pada masing-masing Propinsi ditetapkan oleh Menteri. 127 Supaya dana Program Kemitraan dapat efektif dan sistematis, maka pembukuan dana Program Kemitraan dilaksanakan secara terpisah dari pembukuan BUMN Pembina. 128 Dalam hal pertanggungjawaban pelaksanaan Program Kemitraan dalam laporan triwulannya, maka pembukuan Program Kemitraan harus dibuat dengan melampirkan seluruh hasil evaluasi kegiatan. 129

1.4. Kualitas Pinjaman Dana Program Kemitraan

Kualitas pinjaman dana Program Kemitraan dinilai berdasarkan pada ketepatan waktu pembayaran kembali pokok dan bunga pinjaman Mitra Binaan. 130 125 Lihat Pasal 7 ayat 1, 2 Kepmen BUMN No. Kep-236MBU2003. 126 Lihat Pasal 7 ayat 4 Kepemen BUMN No. Kep-236MBU2003. 127 Lihat Pasal 9 huruf b Kepmen BUMN No. Kep-236MBU2003. 128 Lihat Pasal 8 ayat 6 Kepmen BUMN No. Kep-236MBU2003. 129 Wawancara dengan nara sumber, Efendi Pohan, SE, Asist. SDM dan Umum Unit Kebun Dolok Ilir, tanggal, 19 Mei 2008 130 Lihat Pasal 22 BUMN Kepmen BUMN No. Kep-236MBU2003. Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008 Dalam hal mitra binaan hanya membayar sebagian angsuran, maka pembayaran tersebut terlebih dahulu diperhitungkan untuk pembayaran bunga pinjaman dan sisanya bila ada untuk pembayaran pokok pinjaman. 131 Besarnya bunga pinjaman dana Program Kemitraan maksimal 12 dua belas persen per tahun dengan sistem perhitungan bunga efektif. 132 Tingkat bunga yang dikenakan kepada mitra binaan bersifat regresif proporsional, yaitu semakin besar jumlah pinjaman semakin besar pula tingkat bunga yang dikenakan. 133 Perusahaan tidak berhak untuk menetapkan jumlah bunga sendiri. Jika perusahaan sewenang-wenang dalam penetapan pinjaman dan bunganya maka perusahaan akan dikenakan sanksi oleh Menteri. 134 Penetapan bunga pinjaman dihitung dengan sistem bunga efektif, atau dapat juga dihitung dengan sistem flat atau sistem bagi hasil sepanjang nilainya setara dengan bunga efektif. Perusahaan tidak berhak untuk menetapkan jumlah bunga sendiri. Jika perusahaan sewenang-wenang dalam penetapan pinjaman dan bunganya maka perusahaan akan dikenakan sanksi oleh Menteri. 131 Lihat Pasal 23 Kepmen BUMN No. Kep-236MBU2003. 132 Lihat Pasal 11 ayat 2 Kepmen BUMN No. Kep-236MBU2003. 133 Lihat Surat Edaran Menteri BUMN, SE-433MBU2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. 134 Wawancara dengan narasumber, Efendi Pohan, SE, Asist. SDM dan Umum Unit Kebun Dolok Ilir, tanggal, 26 Mei 2008 Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008 Dalam hal staf perusahaan yang memberikan kredit kepada pihak luar dengan dana Program Kernitraan diluar dari Mitra Binaan yang telah ditetapkan perusahaan dapat dikenakan sanksi oleh perusahaan. 135 Penggolongan Kualitas Pinjaman ditetapkan sebagai berikut 136 : a. Lancar, adalah pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu; b. Kurang Lancar, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok atau bunga yang telah melampaui 1 satu hari dan belum melampaui 180 seratus delapan puluh hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama; c. Diragukan, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 seratus delapan puluh hari dan belum melampaui 360 tiga ratus enam puluh hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama; d. Macet, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 360 tiga ratus enam puluh hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama. Apabila kualitas pinjaman kurang lancar, diragukan dan macet dapat dilakukan usaha-usaha pemulihan pinjaman dengan cara penjadwalan kembali 135 Wawancara dengan narasumber, Efendi Pohan, SE, Asist. SDM dan Umum Unit Kebun Dolok Ilir, tanggal, 19 Mei 2008 136 Lihat Pasal 24 Kepmen BUMN No. Kep-236MBU2003. Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008 rescheduling atau penyesuaian persyaratan reconditioning apabila memenuhi kriteria 137 . a. Mitra Binaan beriktikad baik atau kooperatif terhadap upaya penyelamatan yang akan dilakukan; b. Usaha Mitra Binaan masih berjalan dan mempunyai prospek usaha; c. Mitra Binaan masih mempunyai kemampuan untuk membayar angsuran. Dalam hal dilakukan tindakan penyesuaian persyaratan reconditioning, tunggakan bunga pinjaman dapat dikapitalisasi menjadi pokok pinjaman atau dihapuskan tunggakan beban bunganya dan bunga selanjutnya. Tindakan Penyesuaian persyaratan reconditioning dilakukan setelah adanya tindakan penjadwalan kembali rescheduling. 138 Tindakan BUMN Pembina dalam penanganan pinjaman macet lebih lanjut diatur dalam Pasal 26. Pinjaman macet yang telah diupayakan pemulihannya namun tidak terpulihkan, dikelompokkan dalam aktiva lain-lain dengan pos pinjaman bermasalah. Terhadap pinjaman bermasalah yang akan dihapus bukukan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari MenteriRUPS. Terhadap pinjaman bermasalah yang telah dihapus bukukan tetap diupayakan penagihannya dan hasilnya dicatat dalam pos pinjaman bermasalah yang diterima kembali. 139 137 Lihat Pasal 25 ayat 1 Kepmen BUMN No. Kep-236MBU2003. 138 Lihat Pasal 25 ayat 2 dan 3 Kepmen BUMN No. Kep-236MBU2003. 139 Pasal 26 ayat 1, 2 dan 3 Kepmen BUMN No. Kep-236MBU2003. Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008 Dalam hal ini pinjaman terhadap Mitra Binaan yang macet dikarenakan oleh berbagai faktor yaitu antara lain 140 : a. Pemilik Usaha Meninggal dunia b. Kebangkrutan usahapailit c. Musibah bencana alam Hal lain disebabkan oleh kesadaran dari Mitra Binaan untuk mengembalikan pinjaman secara teratur dan tepat waktu belum membudaya. Unit kebun Dolok Ilir dalam memberikan kredit juga mewajibkan mitra Binaan untuk memberikan jaminan yang dilampirkan tersendiri dari perjanjian pemberian jaminan pinjaman oleh Unit PKBL. Tim PKBL bersama-sama dengan assisten SDM dan Umum yang nantinya akan menilai kelayakan jaminan tersebut sebelum Unit PKBL memberikan pinjaman bagi masyarakat di sekitar Unit Kebun Dolok Ilir, dengan ketentuan bahwa semua itu ditentukan oleh Unit PKBL pusat. 141

1.5. Beban Operasional

Beban biaya yang mendukung pelaksanaan Program Kemitraan, disediakan dana operasional yang bersumber dari pengembangan dana kemitraan 140 Wawancara dengan narasumber, Efendi Pohan, SE, Asist. SDM dan Umum Unit Kebun Dolok Ilir, tanggal, 26 Mei 2008 141 Wawancara dengan narasumber, Efendi Pohan, SE, Asist. SDM dan Umum Unit Kebun Dolok Ilir, tanggal, 26 Mei 2008. Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008 bukan dari pokok dan penyisihan laba BUMN. 142 Dana operasional tersebut digunakan untuk operasional yang meliputi, antara lain ; a. Kegiatan pembinaan ; 1 Beban perjalanan dinas petugaspengelola dalam rangka survey lokasi usaha calon mitra binaan, monitoringevaluasi perkembangan usaha mitra binaan, dan kegiatan penagihan pinjaman. 2 Beban upah tenaga harianhonorer yang membentu pelaksanaan Program Kemitraan. b. Beban kegiatan karyawan Unit PKBL, yaitu beban yang berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan karyawan dalam melaksanakan fungsi pembinaan, fungsi administrasi dan keuangan. c. Beban administrasi meliputi beban administrasi bank, beban surat menyurat, dan sejenisnya. d. Pengadaan inventaris, yaitu pembelian perangkat computer beserta program aplikasinya dan inventaris kantor lainnya. e. Pengadaan kendaraan bermotor untuk menunjang kegiatan operasional, yang pengadaanya disesuaikan dengan kondisi dana operasional yang tersedia. Untuk realisasi pengadaan inventaris dan kendaraan bermotor dicatat dan dibukukan sebagai aktiva tetap dalam Neraca Program Kemitraan. Selanjutnya rencana penggunaan dana operasional dijabarkan secara terinci 142 Lihat Surat Edaran Menteri BUMN, SE-433MBU2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008 dalam RKAPKBL, dan terhadap penghapus bukuan aktiva tetap diusulkan dalam RKAPKBL. 143

1.6. Prosedur Bantuan Pembinaan a. Tahap Evaluasi dan Seleksi

Bagi proposal permohonan dari calon mitra binaan akan dilakukan evaluasi pendahuluan berdasarkan data-data yang ada guna menentukan dapat tidaknya proposal tersebut untuk ditindak lanjuti. Bila memenuhi persyaratan maka akan diadakan peninjauan langsung ke tempat usaha dan dilakukan wawancara guna mengetahui layak tidaknya usaha yang dijalankan oleh calon mitra binaan. Tahap evaluasi pendahuluan ini terlebih dahulu di analisa oleh Manajer Unit beserta Assisten SDM dan Umum, selanjutnya akan diajukan ke Unit PKBL Pusat, selanjutnya bila memenuhi persyaratan maka akan dilaksanakan peninjauan secara bersama-sama yaitu oleh Manajer Unit beserta Assisten SDM dan Umum dan tim PKBL Pusat. 144 Tata cara pemberian pinjaman dana Program Kemitraan. 145 Calon Mitra Binaan menyampaikan rencana penggunaan dana pinjaman dalam rangka pengembangan usahanya untuk diajukan kepada Unit Kebun Dolok Ilir, dengan memuat sekurang-kurangnya data sebagai berikut : 143 Ibid. 144 Wawancara dengan nara sumber, Efendi Pohan, SE, Asist. SDM dan Umum Unit Kebun Dolok Ilir, tanggal, 26 Mei 2008 145 Lihat Pasal 11 ayat 1 huruf a, Kepmen BUMN No. Kep-236MBU2003. Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008 1 Nama dan alamat unit usaha; 2 Nama dan alamat pemilik pengurus unit usaha; 3 Bukti identitas diri pemilikpengurus; 4 Bidang Usaha; 5 Izin usaha atau surat keterangan usaha dari pihak yang berwenang jika ada; 6 Perkembangan kinerja usaha arus kas, perhitungan pendapatanbeban dan neraca atau data yang menunjukan keadaan keuangan serta hasil usaha; dan 7 Rencana usaha dan kebutuhan dana. Permohonan yang diajukan koperasi, Unit Kebun Dolok Ilir berkoordinasi dengan dinas koperasi Pemerintah Daerah setempat. 146 Calon Mitra Binaan yang layak bina menyelesaikan proses administrasi pinjaman dengan PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir. 147 Selain pemenuhan syarat administrasi PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir juga menseleksi calon Mitra Binaan dengan muatan antara lain; 1 Memiliki jiwa wirausaha serta motivasi yang kuat dalam menekuni usaha, 2 Diutamakan yang mempunyai latar belakang pendidikan formal minimal setingkat SD, 3 Memiliki pengalaman dalam menjalankan usaha sendiri atau pengalaman bekerja pada perusahaan lain, 146 Wawancara dengan nara sumber, Efendi Pohan, SE, Asist. SDM dan Umum Unit Kebun Dolok Ilir, tanggal, 26 Mei 2008 147 Lihat Pasal 11 ayat I huruf c, Kepmen BUMN No. Kep-236MBU2003 Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008 4 Memiliki kemampuan untuk mengembangkan usaha dengan menetapkan metode dan teknik berusaha sesuai dengan perkembangan usaha, 5 Bersedia menjadi Mitra Binaan serta mematuhi perjanjian kerjasama dengan PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir . Adapun bidang usaha yang dapat menjadi Mitra Binaan PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir yaitu ; 1 Jenis usaha legal, tidak memproduksi barang atau jasa yang dapat membahayakan keamanan, ketertiban, keselamatan dan lingkungan. 2 Proses produksi tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan alam berupa limbah berbahaya, polusi udara dan lain-lain, serta terhadap ketentraman masyarakat sekitar. 3 Bahan baku diperoleh secara legal. PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir sebagai BUMN Pembina tidak diperkenankan untuk memberikan pinjaman kepada calon Mitra Binaan yang menjadi Mitra Binaan BUMN lain. 148

b. Tahap identifikasi

Pada tahap ini penelitian dilakukan lebih lanjut kepada calon Mitra Binaan yang berdasarkan hasil peninjauan layak untuk dibina guna dapat diidentifikasi jenis bantuan yang paling dibutuhkan, apakah berupa bantuan modal kerja, investasi maupun bantuan pemasaran atau pelatihan. 148 Lihat Pasal 11 ayat 1 huruf e, Kepmen BUMN No. Kep-236MBU2003. Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008 Bentuk bantuan modal kerja dan investasi merupakan dana pinjaman yang diberikan untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan agar dapat meningkatkan produksi. Untuk modal kerja jumlahnya relatif kecil, bahkan ada yang hanya Rp 400.000,- seperti pinjaman yang diterima oleh Suroto, seorang pengerajin tembikar yang tinggal di Nagori Dolok Ilir II Kecamatan Dolok Batu Nanggar dan Rp. 1.000.000,- untuk usaha bengkel Kenderaan roda dua yang diterima Darwin, Purba di Huta Parluasan, Kelurahan Serbelawan. 149 Namun, demikian untuk investasi bisa mencapai ratusan juta seperti yang didapatkan oleh Mitra Binaan PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir untuk fasilitas kandang ternak sapi Kelompok peternak mekar Huta Amansari Kelurahan Serbelawan dan Kelompok peternak Peduli Maju Huta Bandar Selamat Kelurahan Serbelawan Kecamatan Dolok Batu Nanggar. 150

c. Tahap Implementasi

Selanjutnya setelah calon Mitra Binaan dinyatakan layak untuk dibina dilakukan perjanjian kerja sama dalam bentuk bantuan pinjaman lunak dengan tingkat bunga sebesar 6 per tahun, tenggang waktu pengembalian grace period selama 36 tiga puluh enam bulan dan pembayaran bantuan pinjaman dilakukan melalui transfer ke rekening bank Mitra Binaan yang bersangkutan. 149 Wawancara dengan narasumber, Suroto dan Darwin Purba, tanggal, 31 Mei 2008 150 Wawancara dengan nara sumber, Efendi Pohan, SE, Asist. SDM dan Umum Unit Kebun Dolok Ilir, tanggal, 31 Mei 2008 Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008 Pemberian pinjaman kepada calon Mitra Binaan dituangkan dalam surat perjanjiankontrak yang sekurang-kurangnya memuat 151 : 1 Nama dan alamat BUMN Pembina dan Mitra Binaan; 2 Hak dan kewajiban BUMN Pembina dan Mitra Binaan; 3 Jumlah pinjaman dan peruntukannya; 4 Syarat-syarat pinjaman jangka waktu pinjaman, jadwal angsuran pokok dan bunga. Dalam hal mengenai jaminan akan dilampirkan terpisah dari perjanjian. Mitra Binaan mempunyai kewajiban sebagai berikut 152 : 1 Melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh BUMN Pembina; 2 Menyelenggarakan pencatatanpembukuan dengan tertib; 3 Membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati; 4 Menyampaikan laporan perkembangan usaha setiap triwulan kepada PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir sebagai Pembina.

d. Tahap Monitoring

Pada tahap ini monitoring dilakukan untuk mengetahui perkembangan yang telah dicapai oleh Mitra Binaan melalui Mitra Binaan melalui monitoring berkala 151 Lihat Pasal 11 ayat 1 huruf d, Kepmen BUMN No. Kep-236MBU2003 152 Lihat Pasal 4 Kepmen BUMN No. Kep-236MBU2003. Edi Syahputra : Implementasi Corporate Social Responbility CSR Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN…, 2008 USU Repository © 2008 yaitu terhadap perkembangan tenaga kerja, volume produksi, omset penjualan, asset usaha dan lain-lain. Untuk selanjutnya PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir juga memberikan solusi terhadap kendala yang dihadapi Mitra Binaan.

e. Tahap Pelepasan

Penilaian akan dilakukan setelah melewati masa pembinaan selama 3 tiga tahun akan diadakan penilaian, apakah usaha yang dijalankan sudah menjadi usaha yang mandiri sehingga sudah dapat dilepas. Apabila dinilai belum mandiri maka pembinaan dapat diperpanjang paling lama 2 dua tahun atau hanya diberikan berupa bantuan yang bersifat konsultasi manajemen saja. Hal ini dibenarkan oleh pengelola usaha bengkel roda dua, sebagaimana disampaikan bahwa setelah masa pelepasan tepatnya disekitr tahun 2005,usaha ini tidak diberikan pembinaan namun dalam hal konsultasi dan arahan manajemen tetap dilakukan oleh PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir. 153

2. Program Bina Lingkungan

Dokumen yang terkait

Peran Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Terhadap Masyarakat Dikecamatan Sidamanik Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Serta Pelaksanaannya Berdasarkan Uu Pa Dan Peraturan Pemerintah Nomor24 Tahun 1997

2 111 115

Penerapan Corporate Social Responsibility Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada PT Tirta Investama)

4 73 131

Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. ABB Libek Project Terhadap Pendapatan Masyarakat Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.

1 28 91

Peranan Corporate Social Responbility Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Toba Samosir

8 76 101

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina (Persero) Unit Pengolahan II Dumai (Studi Deskriptif: Penerima Program CSR Masyarakat Kelurahan Jaya Mukti, Dumai).

13 105 123

Dampak Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Toba Samosir (Studi Kasus: Kecamatan Porsea)

17 118 108

Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan)

2 52 161

Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Inalum Divisi PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosioekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir

1 51 174

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Social Responbility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris padaperusahaan manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007

0 2 14

Peranan Internal Auditor terhadap Penerapan Corporate Social Responbility (CSR) pada Perusahaan Telkom.

0 2 31