• Jitter, atau variasi kedatangan paket, hal ini diakibatkan oleh perubahan
dalam karakteristik suatu sinyal. Variasi tersebut bisa berupa panjang antrian, waktu pengolahan data, dan juga waktu penghimpunan ulang paket-paket di
akhir perjalanan jitter.
2.6 Metode Pengukuran Kualitas VoIP
Untuk mementukan kualitas layanan suara dalam jaringan IP dapat digunakan beberapa metode di bawah ini :
2.6.1 Mean Opinion Score MOS
Metode ini merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kualitas suara dalam jaringan IP yang berdasarkan standar ITU-T P.800. Metode ini bersifat
subjektif, karena berdasarkan pendapat orang-perorangan. Untuk menentukan nilai MOS terdapat dua cara pengetesan yaitu, conversation opinion test dan listening test.
Rekomendasi nilai ITU-T P.800 untuk nilai MOS adalah seperti Tabel 2.4 :
Tabel 2.3 Rekomendasi ITU-T P.800 untuk nilai kualitas berdasarkan MOS
Nilai MOS Opini
5 sangat baik
4 baik
3 cukup baik
2 tidak baik
1 buruk
Metode MOS dirasakan kurang efektif untuk mengestimasi kualitas layanan suara untuk VoIP, hal ini dikarenakan :
1. Tidak terdapatnya nilai yang pasti terhadap parameter yang mempengaruhi
kualitas layanan suara dalam VoIP 2.
Setiap orang memiliki standar yang berbeda-beda terhadap suara yang mereka dengar dengan hanya melalui percakapan.
Dibutuhkan pendapat banyak orang untuk mengestimasi nilai MOS tersebut.
2.6.2 Estimasi MOS dengan Metode E-Model ITU-T G.107
Di dalam jaringan VoIP, tingkat penurunan kualitas yang diakibatkan oleh transmisi data memegang peranan penting terhadap kualitas suara yang dihasilkan,
hal yang menjadi penyebab penurunan kualitas suara ini diantaranya adalah delay , paket loss dan echo. Pendekatan matematis yang digunakan untuk menentukan
kualitas suara berdasarkan penyebab menurunnya kualitas suara dalam jaringan VoIP dimodelkan dengan E – Model yang distandardkan kepada ITU–T G.107 .
Nilai akhir estimasi E–Model disebut dengan R faktor . R faktor didefinisikan sebagai faktor kualitas transmisi yang dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti
signal to noise ratio dan echo perangkat, codec dan kompresi, packet loss, dan delay. R Faktor ini didefinisikan sebagai berikut :
R = 94,2 - I
d
- I
e
2.1
dengan : I
d
= Faktor penurunan kualitas yang disebabkan oleh pengaruh delay satu arah
I
e
= Faktor penurunan kualitas yang disebabkan oleh teknik kompresi dan packetloss yang terjadi
Nilai I
d
ditentukan dari persamaan 2.2 berikut ini : I
d
= 0.024 d + 0.11d – 177.3 Hd – 177.3 2.2
Nilai I
e
tergantung pada metode kompresi yang digunakan. Nilai R faktor secara keseluruhan
dihitung dari persamaan 2.3 R = 94,2 – [0.024 d + 0.11d – 177.3 Hd – 177.3] I
e
2.3 Dengan :
R = faktor kualitas transmisi d = delay satu arah ms
H = fungsi tangga ; dengan ketentuan
Hx = 0 jika x 0, lainnya Hx = 1 untuk x = 0
Nilai R faktor mengacu kepada standar MOS , hubungannya dapat dilihat pada Gambar 2.7.
2,6 3,6
4,0 4,3
Tingkat Kepuasan Sangat Baik
Baik Cukup Baik
Buruk tidak diperkenankan
Kurang Baik Buruk berkualitas
rendah 50
60 70
80 90
100
1,0 4,4
94 R faktor
MOS Nilai Maksimum
ITU - T G.107
3,1
Gambar 2.6 Korelasi antara E – Model ITU G.107 dengan MOS ITU P.800
Untuk mengubah estimasi dari nilai R kedalam MOS ITU – P.800 terdapat ketentuan sebagai berikut :
1.Untuk R 0 : MOS = 1
2.5 2.Untuk R 100 :
MOS = 4.5 2.6
3.Untuk 0 R 100 : MOS = 1 + 0.035 R + 7x10
-6
RR-60100-R 2.7
BAB III SISTEM TELEKOMUNIKASI BERGERAK UNIVERSAL
3.1 Arsitektur UMTS
Sistem Telekomunikasi Bergerak Universal Universal Mobile Telecommunication System UMTS saat ini dipandang sebagai sebuah sistem
impian yang menggantikan Global System for Mobile Communication GSM. UMTS merupakan salah satu evolusi generasi ketiga 3G dari jaringan mobile.
UMTS disebut juga sebagai Wideband - Code Division Multiple Access W-CDMA. UMTS menawarkan kesempurnaan pelayanan dengan berbagai kecepatan data yang
berbeda dengan rentang dari komunikasi multimedia berkecepatan tinggi seperti panggilan video, sampai kepada pelayanan kecepatan rendah seperti Short Message
Service SMS. UMTS juga menyediakan layanan suara berkualitas baik dengan kecepatan data sampai 2 Mbps dalam sel mikro atau dalam ruangan serta 384 Kbps
pada area yang luas. Badan UMTS yang telah distandardisasi disebut dengan Third-Generation
Partnership Project 3GPP. Untuk menjangkau penerimaan global, 3GPP memperkenalkan UMTS dalam beberapa tahap peluncuran tahunan. Peluncuran
pertama diperkenalkan pada bulan Desember 1999, ini menunjukkan peningkatan dan pergantian untuk jaringan GSM yang ada. Untuk peluncuran kedua pergantian
yang sama diusulkan sebagai peningkatan untuk IS-95 dengan CDMA 2000 dan TDMA dengan TD-CDMA dan EDGE.